Home / Pernikahan / Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas? / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kau Bisa Apa Tanpaku, Mas?: Chapter 111 - Chapter 120

218 Chapters

Jangan ganggu lagi!

Najwa langsung mendekat ke arah Bian yang hendak memukul Galih lagi. Dia berusaha menghalangi mantan suaminya itu namun justru malah dia yang kena dorong.Bruk!Najwa terjatuh. Dia meringis kesakitan sambil memegang pinggangnya."Najwa!!" pekik Bian kaget. Dia menghampiri Najwa dan hendak menolong mantan istrinya itu.Tapi, Bugh!Dari arah samping, satu pukulan tiba-tiba mengenai wajahnya. Kini, gantian dia yang harus merasakan sakit."Kurang ajar! Berani-beraninya, Lo mukul gue," ucap Bian dengan tatapan nyalang."Ya, saya berani! Memangnya, kenapa? Ayo, kalau mau berantem, lakukan secara jantan! Jangan main belakang kayak tadi."Galih tersenyum miring seraya bersiap untuk melawan Bian. Namun, security yang melihat kejadian itu langsung berlari dan menengahi mereka."Sudah, hentikan!" teriak sang security dengan wajah marah. "Kalau kalian mau berantem, sana.. diluar aja! Jangan dilingkungan perusahaan ini. Ngerti?"Baik Bian maupun Galih sama mendengkus kesal. Mereka tak ada pilihan
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Menunggu di depan rumah

"Gal, maaf banget, ya! Gara-gara aku, kamu jadi kena pukul," ungkap Najwa dengan perasaan tak enak pada Galih."Nggak apa-apa, Wa. Bukan salah kamu, kok." Galih sedikit meringis kesakitan saat membuka mulut untuk berbicara."Ngomong-ngomong, yang tadi itu... mantan suami kamu?" imbuh pria itu bertanya sembari menoleh menatap Najwa."Iya. Dia Mas Bian, mantan suamiku.""Kalian, kenapa bercerai, Wa?"Najwa menoleh sekilas. Sepertinya, dia agak kaget mendengar pertanyaan itu. Namun, tak lama kemudian, dia kembali fokus menatap ke arah jalan."Maaf, kalau aku lancang tanya-tanya, Wa! Aku cuma penasaran aja, soalnya beberapa warga kampung dulu pernah ngomong kalau pernikahan kalian sangat bahagia dan harmonis."Galih tiba-tiba jadi merasa tak enak. Dia takut, Najwa tersinggung dengan pertanyaan yang baru saja dia lontarkan."Mungkin, tadi kamu udah dengar," jawab Najwa sambil tersenyum simpul. "Mas Bian... dia selingkuh.""Selingkuh?" lirih Galih tak percaya."Ya, selingkuh. Dengan mantan
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Pemaksaan

"Sial! Kenapa Najwa malah makin marah, sih?" ketus Bian seraya meninju udara.Dia hanya pasrah, memandangi mobil Najwa yang semakin menjauh. Hendak menyusul, namun motornya sedang berada di bengkel karena bannya bocor. Tadi, saja, dia ke kantor Najwa hanya berjalan kaki dari bengkel tempat dia menambal ban motornya."Lebih baik aku ambil motor dulu. Setelah itu, aku bakal ke rumah Najwa dan tungguin dia di sana aja."Dengan langkah yang terburu-buru, Bian akhirnya sampai di bengkel tempat dia menambal ban. Lekas, dihampirinya montir yang tadi mengerjakan sepeda motornya itu."Bang, udah selesai?" tanya Bian."Udah. Tuh," angguk pria berambut gondrong itu seraya menunjuk motor Bian yang sudah terparkir manis dengan kondisi ban yang tidak bocor lagi."Berapa, Bang?" tanya Bian.Pria berambut gondrong itu pun menyebut nominal yang harus Bian bayarkan."Nih, Bang! Ambil saja kembaliannya," ucap Bian penuh percaya diri.Dihampirinya motornya, lalu bersiap melajukan kendaraan roda empat ter
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Godaan syaitan

Bian terkapar setelah seseorang memukul kepalanya dari belakang. Najwa yang melihat itu terlihat sangat syok, namun seketika mengembuskan napas lega saat tahu siapa yang sudah membuat Bian jadi seperti itu."Bi Iroh?""Mbak Najwa nggak apa-apa?" tanya Bi Iroh seraya membuang balok yang baru saja dia gunakan untuk memukul tengkuk Bian."Ya, Alhamdulillah. Saya nggak apa-apa, Bi. Untung, Bi Iroh cepat datang. Tapi, apa dia nggak apa-apa, Bi? Nggak mati, kan?""Bentar, saya cek dulu, Mbak!" Bi Iroh berjongkok lalu meletakkan telunjuknya di bawah hidung Bian. " Masih napas, Mbak! Aman!""Alhamdulillah!! Saya sempat takut loh, Bi." Najwa kembali mengembuskan napas lega."Ya sudah, Mbak Najwa buruan masukin mobilnya ke dalam, gih! Biar manusia ini, saya yang atasi," kata Bi Iroh sembari berkacak pinggang, menatap Bian yang terkapar tak sadarkan diri dengan tatapan kesal."I-iya, Bi,"angguk Najwa. Ia agak ngeri kala melihat Bi Iroh yang menggeret tubuh Bian sedikit menyingkir dari depan gerb
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Gosip

"Sa-saya dimana?" lirih Bian saat perlahan kesadarannya mulai kembali."Kamu di pos satpam. Tadi, kamu kami bawa ke sini dari rumahnya Mbak Najwa."Bian seketika tersentak kaget. Hendak bergerak, namun tubuhnya terasa begitu kaku. Sepersekian detik berikutnya, barulah dia sadar jika ternyata badannya sedang dalam posisi terikat di kursi."Lepaskan, saya! Saya harus ketemu istri saya!" Laki-laki itu berusaha memberontak."Istri?" Dua Security itu tertawa mencemooh. "Mantan istri, maksudnya?"Bian langsung terdiam. Dalam hati, dia mulai merasa gugup karena kebohongannya akhirnya terbongkar."Sa-saya...,""Sudahlah, Mas! Nggak usah mengelak lagi! Tadi, Mbak Najwa sudah menjelaskan semuanya.""Najwa berbohong!" sergah Bian. "Apapun yang dia katakan, itu semua bohong. Saya yang benar.""Halah!! Sudah ketahuan, masih saja ngeles.""Saya beneran, Pak. Saya ini masih sah suaminya Najwa. Kami belum bercerai. Najwa hanya sedang marah sama saya karena sebuah kesalahpahaman."Brak!!Security bert
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Andai ada yang datang melamar

"Maafkan kami, Mbak!! Ka-kami... nggak bermaksud berkata seperti itu tentang Mbak Najwa," ucap salah satu diantara mereka sambil membungkukkan badan."Iya, Mbak! Kami minta maaf!" Satu lagi, ikut melakukan hal yang sama."Sa-saya juga minta maaf, Mbak!" Yang lain turut melakukan hal serupa.Hanya perempuan yang mengatai Najwa sebagai janda gatal saja yang terlihat membuang muka sambil mengerucutkan bibirnya. Wajahnya, tak menunjukkan rasa bersalah sama sekali."Ya, saya maafkan kalian!" sahut Najwa."Wa, kok semudah itu, sih?" protes Galih tak terima."Mereka cuma nggak tahu hubungan kita yang sebenarnya aja, Gal. Makanya, mereka bisa berasumsi seperti itu.""Memangnya, hubungan kalian seperti apa?" tanya wanita yang sama sekali belum meminta maaf pada Najwa itu.Najwa tersenyum. Dia tetap bersikap lembut dan sopan walau dia tahu, bahwa perempuan itulah yang tadi memberinya label sebagai janda gatal."
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Memanfaatkan kebaikan

Najwa tampak berpikir sesaat. Sedetik kemudian, perempuan berhijab itu mengendikkan bahunya."Nggak tahu," jawabnya singkat.Galih mengangguk, berpura-pura mengerti. Padahal, jauh di dalam lubuk hati, dia merasa tak puas dengan jawaban yang Najwa berikan.Mereka pun kembali melanjutkan makan dengan begitu lahap. Sesekali, Galih masih mencuri pandang ke arah Najwa yang sepertinya tak sadar sedang jadi objek perhatian dirinya.Setelah makanan mereka tandas, keduanya pun memutuskan untuk pulang bersama-sama."Terimakasih banyak, Wa! Seharusnya, kamu nggak usah antar aku sampai ke kost-an segala," tutur Galih saat turun dari mobil Najwa."Santai, Gal! Kita kan, teman," sahut Najwa tersenyum. "Kalau gitu, aku langsung pulang aja, ya! Udah makin sore.""Oke. Hati-hati, ya, Wa! Sampai ketemu besok." Galih mundur selangkah. Dia melambaikan tangan pada Najwa yang kini sudah melajukan mobilnya menjauh dari pekarangan kost-an."Aku mungkin punya kesempatan itu, Wa! Bisa saja, aku yang akan menja
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Cium kaki ku dulu!

Ekspresi wajah Bian seketika berubah. Wajahnya tampak mengeras saat melihat siapa yang berani datang bertamu ke rumah kontrakannya."Mas?"Sekali lagi, wanita itu memanggil dengan mata berkaca-kaca. Sudut bibirnya terlihat membiru, namun Bian sama sama sekali tidak peduli apalagi merasa iba."Mau apa kamu ke sini?" tanya Bian yang tak jadi menutup pintunya. Entah kenapa, melihat perempuan yang dulu dengan begitu angkuh pergi darinya itu datang kembali, membuat jiwa penasaran Bian jadi meronta-ronta."Mas... boleh aku masuk ke dalam?" Salma balik bertanya dengan suara bergetar."Ya, silakan!" angguk Bian sembari memindai penampilan Salma dari atas ke bawah.Penampilan mantan istri sirinya itu sungguh sangat memprihatinkan. Ternyata, bukan hanya sudut bibirnya saja yang tampak membiru. Lengan atas sebelah kirinya juga seperti habis terkena cakaran yang cukup panjang."Ngapain ke sini lagi?" tanya Bian sekali lagi.Salma menarik napas dalam. Tanpa dipersilakan, dia mendaratkan bokongnya
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Penghinaan untuk Salma

"Kamu gila, Mas?" pekik Salma.Tak ia sangka, lelaki yang pernah menjadi selingkuhan kemudian menjadi suami sirinya itu malah meminta hal seperti itu.Bian, bagai merendahkan harga diri Salma yang memang sudah tercabik-cabik hingga nyaris habis. Rasanya, Salma benar-benar merasa sangat hina."Aku? Gila?" Bian kembali tertawa dengan pongahnya. "Aku rasa, dengan mencium kaki aku, tidak akan langsung membuat kamu jadi kehilangan salah satu anggota tubuhmu, Salma!""Tapi, Mas... itu terlalu tidak masuk akal. Masa' kamu tega meminta aku mencium kaki kamu, sih?""Ya sudah, kalau tidak mau. Aku juga tidak masalah," timpal Bian masa bodoh. "Kalau sudah tidak ada urusan lagi, lebih kamu keluar, sekarang!" usirnya terhadap wanita itu.Salma berhitung cepat dengan situasi. Mana mungkin, dia pergi dengan tangan kosong seperti ini. Karena, jika Seno tahu bahwa Salma hari ini gagal melayani tamu, maka sudah dipastikan bahwa Salma pasti akan kembali dimarahi habis-habisan oleh lelaki jahat itu. Dan
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Pertolongan Ibu

Untung saja, lemparan Salma meleset. Asbak itu tidak mengenai Bian, melainkan justru mengenai dinding."Perempuan sinting!" hardik Bian kesal.Napasnya mulai memburu. Akal sehatnya terbakar habis oleh amarah yang mulai membumbung tinggi. Andai, lemparan Salma tadi mengenai kepalanya, bisa dipastikan bahwa Bian pasti akan mendapatkan luka yang serius."Kamu yang sinting, Mas! Tega-teganya, kamu malah mempermainkan aku seperti ini!" teriak Salma meradang."Keluar, kamu!" usir Bian dengan tatapan nyalang."Berikan aku uang sepuluh juta dulu!" ujar Salma bersikukuh.Dia tak akan berani pulang jika tak membawa uang. Dia takut, Seno akan benar-benar memukuli dirinya."Aku bukan ATM berjalan kamu lagi, Salma! Jadi, silakan kamu minta uang sepuluh juta itu pada selingkuhan kesayangan kamu! Kejar Dika, sana!""Mas..,""AKU BILANG, KELUAR!!!" hardik Bian sekali lagi.Salma tersentak kaget. Walaupun amarahnya semula berkobar hebat, namun saat melihat Bian yang juga sudah perlahan naik pitam, mem
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status