All Chapters of Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan: Chapter 181 - Chapter 190

221 Chapters

180

Devan turun dari mobil dengan wajah penuh amarah. Ia berdiri di depan rumah kosong yang terlihat lusuh, jauh dari bayangan tempat layak tinggal. Cat dinding mulai mengelupas, dan pintu kayunya tampak berkarat.Pengacara Devan, Pak Hendra, melangkah mendekat dengan tatapan cemas. “Sepertinya ini bukan tempat yang benar, Pak. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini.”Devan mengepalkan tangannya, mencoba menahan rasa frustrasi. Ia tidak bisa percaya bahwa Renata berani mengarahkan mereka ke tempat kosong seperti ini. "Renata... Berani sekali dia mempermainkan aku," geramnya. Matanya menelusuri sekeliling, berharap menemukan petunjuk bahwa Rosa ada di sekitar sini, tapi yang ia dapatkan hanya keheningan.Pak Hendra mengeluarkan ponsel dan membuka catatan, mencoba mencari kemungkinan lain. “Mungkin dia sengaja mengelabui kita, Pak Devan. Bisa jadi ada orang yang tahu tentang Rosa di sekitar sini.”Devan mengangguk, mengendalikan emosinya. “Baiklah. Kita harus cari tahu. Aku tidak akan pu
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

181

"Apa itu, Mas?" Syakila penasaran. Ia pun mendekati Devan untuk melihat apa isi kertas putih itu."Boleh aku lihat itu apa, Mas?" Tanpa menunggu jawaban, Syakila lantas merebut kertas itu dan membuat Devan terkesiap."Sayang --""Kalian boleh bahagia sementara waktu. Tunggulah sampai aku lenyapkan janin di perut Syakila, maka hari itu adalah awal penderitaan kalian yang sesungguhnya!" Seketika Syakila menegang setelah selesai membaca tulisan dalam kertas itu."Astaghfirullah, siapa yang melakukan ini, Mas." Syakila benar-benar ketakutan. Dia memegangi perutnya sambil celingukan."Tenanglah, Sayang. Mas pasti akan melindungi kalian. Tidak akan terjadi apa-apa pada keluarga kita, Mas janji." Devan merengkuh Syakila dan membawanya ke dalam rumah.Sampai di dalam, seluruh keluarga kaget melihat Syakila dalam rengkuhan Devan dengan keadaan wajah yang pucat."Syakila kenapa, Dev? Kamu apakan dia? Tadi gak kenapa-kenapa kok." Sukoco langsung berdiri dan mendekati anak menantunya."Gak pa-pa,
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

182

Sosok itu lalu menghilang di tengah gelapnya malam. Tak ada yang menyadari, sebab bodyguard belum sepenuhnya tersebar.***Dua hari setelah insiden itu, suasana masih normal dan aman. Sayangnya, keberadaan Rosa belum juga diketahui oleh orang suruhan Devan. Wanita itu terlalu pintar bersembunyi.Keadaan Renata semakin kacau di penjara. Beberapa hari lagi sidang putusan, dan dia masih berharap Devan mau memaafkan dan mencabut tuntutannya. Namun, harapan tinggal harapan, Devan bahkan tak pernah lagi datang menemuinya. Sementara itu, keadaan Dion dan Jasmin juga tak kalah menyedihkan. Dion kini telah menjadi pelacur laki-laki yang suka rela melayani Jek dan anggotanya. Kehidupannya di penjara lebih baik dari yang sebelumnya memang, tapi dia harus merelakan kehormatan sebagai lelaki sejati menjadi ternoda. Namun, bagi Dion hal itu kini bukanlah masalah.Berawal dari jijik, kini justru Dion sangat menyukai permainan itu. Dia bahkan lupa hal buruk apa yang bisa saja menimpa dirinya kemudia
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

183

Setelah kepergian kakak yang dulu pernah diremehkannya, Jasmin harus kembali masuk ke dalam sel. Dengan membawa dua kantong kresek berisi makanan, Jasmin nampak sedikit berbinar. Setidaknya untuk nanti malam dia tidak terlalu kebingungan ketika dia ingin makan sesuatu.Demi menjaga psikologis Jasmin yang pernah melakukan aksi bunuh diri, Lapas memperbolehkan Jasmin membawanya ke dalam setelah melakukan pengecekan terlebih dahulu. Sayangnya hal itu tidak berlangsung lama, sebab rombongan napi yang suka usil terhadapnya datang menghampiri. Lima orang wanita berbadan besar menghadang langkah Jasmin."Sepertinya bawa makanan. Bagi, dong," ucap salah satunya.Jasmin mengeratkan genggaman kantong kreseknya. "I-iya, nanti pasti aku bagi-bagi kok, tapi aku harus ke sel-ku dulu," sahut Jasmin terbata dan berusaha melangkah menerobos lima orang di depannya."Jangan terburu-buru, dong." Dua orang langsung mencekal tangan Jasmin. "Boleh aku lihat isinya?""Enggak. Tolong, kali ini jangan ambil m
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

184

"ada apa, Non?" Anton bertanya dengan panik."Maaf, Pak Anton, tidak ada apa-apa. Saya hanya sangat bahagia karena sahabat baik saya akhirnya akan segera menikah," jawab Syakila."Syukurlah, kalau begitu kami kembali ke depan. Permisi.""Iya, Pak. Maaf bikin panik.""Gak pa-pa, Non."Sepeninggal Anton dan temannya, Syakila kembali memperhatikan kertas yang berhiaskan ukiran indah beserta foto dua sahabatnya yang sedang tersenyum bahagia. "Pantas mereka gak ada kabar akhir-akhir ini, ternyata mereka sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahan. Masya Allah ...." Antara bahagia dan tidak menyangka, Syakila terus memperhatikan."Pantas saja beberapa waktu lalu pas Opa ke butik, Nita gak ada. Katanya sedang cuti beberapa hari. Ternyata ini alasannya," ujar Bamantara."Oma senang, akhirnya Nita menemukan jodohnya. Dia gadis yang baik." Amber ikut membuka suara."Nita memang jagonya bikin kejutan. Tapi kok Mas Ryan ikutan sembunyi-sembunyi, sih? Biasanya kalau ada apa-apa pasti cerita ke ak
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

185

Syakila baru saja selesai melakukan kuretase setelah sebelumnya melakukan dilatasi selama lima jam. Saat ini dia belum sadarkan diri dari pengaruh obat bius.Devan dan keluarga masih setia menemani, hingga satu pesan dari orang kepercayaannya berhasil membuat dia harus meninggalkan rumah sakit sebentar."Bu, Opa, Oma, Devan ada urusan penting. Tolong jaga Syakila. Setelah urusan Devan selesai, Devan akan segera kembali," pamitnya."Iya, Nak. Semoga urusanmu cepat selesai," sahut sang ibu sambil mengelus pundak Devan."Iya, Bu."Setelah itu Devan berjalan cepat menuju parkiran. Tak lupa dia juga menyuruh anak buahnya untuk standby di sekitar ruangan istrinya.Dengan kecepatan tinggi, kini Devan telah sampai di markas tempatnya berkumpul dengan anak buahnya.Di sana sudah ada Jo dan Alex yang menunggu."Sorry, Bro. Aku turut berdukacita," ucap Jo."Hmmm. Tak apa. Kau juga sedang bersedih. Kenapa kamu sudah kembali? Bukankah masih ada waktu cuti beberapa hari?" ucap Devan heran, sebab sa
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

186

"Eh, anu ... Itu, saya ---""Sudahlah, Dev. Sebaiknya kita segera masuk. Siapa tahu Bu Syakila saat ini sudah sadar." Jo menyela, terkesan melindungi Kamil padahal dia sendiri menaruh rasa curiga pada lelaki bertubuh tinggi kurus itu."Ya, tapi---""Tidak ada tapi-tapian, Bos. Istrimu sudah menunggu di dalam." Lagi-lagi Jo tak membiarkan Devan menginterogasi Kamil. Di otak sahabat Devan itu sudah tersusun rencana matang untuk menyelidiki tentang Kamil. Firasatnya mengatakan ada keanehan pada lelaki yang masih berdiri di depannya dengan gelagat gugup itu."Kamu benar, Jo." Devan lalu berjalan masuk ke rumah sakit, dan berusaha membuang pikirannya tentang Kamil. Mungkin dia hanya menebak, pikirnya.Sementara Jo tersenyum manis pada Kamil agar tak merasa gugup lagi. "Yuk, kita juga ikut masuk," ajaknya."Iya, mari."Kamil dan Jo lalu berjalan beriringan menuju rumah sakit menyusul Devan.Kamil begitu pandai menghilangkan kecemasannya, terbukti dia begitu santai saat berjalan bersama Jo.
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

187

Empat laki-laki itu tetap membisu, duduk di kursi tunggu seperti patung tanpa ekspresi. Di tengah keheningan yang tegang, lorong rumah sakit mulai diisi suara langkah tergesa-gesa. Nita dan Ryan datang dengan wajah penuh kecemasan, seolah tak ingin membuang waktu."Kamil! Kamu Kamil kan? Di mana Syakila, bagaimana keadaannya?" Suara Nita pecah, menggema hingga membuat keempat lelaki itu menoleh.Kamil, yang duduk di samping Jo, berdiri seketika. Dalam hati, dia lega mendapat alasan untuk mengalihkan perhatian dari sorotan mata Jo yang sejak tadi menelanjangi kegugupannya."Dia di dalam bersama Pak Devan dan keluarga. Dokter baru saja mengatakan untuk bergantian jika ingin menjenguk," jawab Kamil sambil menunjuk pintu ruang rawat.Belum sempat Nita merespons, pintu itu terbuka. Bamantara dan Amber keluar, wajah mereka menyiratkan kelelahan."Opa, Oma!" Nita langsung berlari menghampiri Amber, memeluk wanita paruh baya itu dengan erat."Kenapa ke sini, Nak? Bukankah kalian seharusnya di
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

188

Keheningan di ruang tunggu rumah sakit kembali melingkupi suasana. Kamil kembali datang untuk kedua kalinya setelah kemarin tak bisa bertemu langsung dengan Syakila. Berharap hari ini dia bisa melihat keadaan mantan kekasihnya dulu, Kamil rupanya masih harus menunggu di luar ruangan karena di dalam sudah ada Nita dan Ryan. Sejak tadi dia gelisah, terus memainkan ujung jaketnya. Matanya tak henti melirik pintu ruang rawat Syakila, seakan ingin segera masuk tetapi tak punya keberanian. Jo, yang diutus Devan untuk berjaga duduk di sampingnya, mengamati semua gerak-geriknya dengan seksama. Hari Sabtu itu mereka habiskan di rumah sakit menjaga Syakila.“Ada apa sebenarnya denganmu, Mil? Dari tadi kamu tampak ... berbeda.”Kamil tersentak. Dia mencoba mengalihkan perhatian dengan tertawa kecil, tetapi senyumnya terlihat dipaksakan. “Maksud Anda apa, Pak Jo? Saya hanya khawatir, itu saja. Bukankah kita semua di sini juga khawatir pada Bu Syakila?”Jo menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

189

Saat akan memenuhi panggilan Amber, handphone Kamil berdering. Dia pun urung mendekat dan menepi untuk menerima telepon dari mamanya."Kamil, kamu di mana?" "Kamil lagi ada urusan sebentar, Ma. Ada apa?" Kamil berbicara dengan suara pelan dan lirih."Tadi polisi telepon, katanya Jasmin mengalami pendarahan dan sekarang dirawat di rumah sakit.""Apa!" Kamil kaget. Rasanya Tuhan benar-benar tak ingin pikirannya santai hingga ujian tak hentinya berdatangan di hidupnya."Kalau urusanmu sudah selesai, kamu jemput mama ya, kita ke rumah sakit." Nada suara Sundari terdengar pelan dan berbeda dari biasanya."Mama gak pa-pa?" tanya Kamil merasa khawatir."Iya, mama gak pa-pa kok. Mama cuma merasa khawatir pada adikmu. Mama ingin bertemu dengannya.""Iya, Ma. Sebentar lagi Kamil pulang," pungkasnya lalu menutup telepon.Dia menghembuskan napas panjang dan lelah. Kesempatan untuk bertemu Syakila dan menenangkannya terpaksa ia tunda. Jasmin lebih penting saat ini. Adiknya tidak ada yang menunggu
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status