Mobil melaju tanpa henti, melewati jalanan yang semakin sepi. Syakila duduk diam di kursi sebelah kemudi, matanya terus memandang jendela dengan pemandangan di sekitarnya. Awalnya dia lega karena berpikir akan segera pulang, tapi rute yang diambil Kamil terasa aneh.“Ini bukan seperti jalan menuju rumaku,” ujarnya pelan. Lalu menoleh dan bertanya pada lelaki yang duduk di sampingnya, "Kita mau ke mana?"Kamil tidak menjawab. Fokusnya tertuju pada jalan di depannya, tangan menggenggam erat setir.“Kamil, aku tanya. Kamu mau bawa aku ke mana?” Kali ini nada Syakila lebih tegas.“Diam saja dulu, Syakila. Kamu akan tahu sebentar lagi,” jawabnya singkat, masih dengan nada dingin.Perasaan tidak enak menyergap Syakila. Tangannya gemetar, tapi dia mencoba tetap tenang. Ketika mobil akhirnya berhenti di depan sebuah gedung rumah sakit, Syakila semakin merasa aneh.“Rumah sakit?” gumamnya.Kamil keluar dari mobil, berjalan ke sisi pintu penumpang, dan membukanya. “Turun,” perintahnya.“Tapi in
Last Updated : 2024-11-29 Read more