All Chapters of Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan: Chapter 201 - Chapter 210

221 Chapters

200

Mobil melaju tanpa henti, melewati jalanan yang semakin sepi. Syakila duduk diam di kursi sebelah kemudi, matanya terus memandang jendela dengan pemandangan di sekitarnya. Awalnya dia lega karena berpikir akan segera pulang, tapi rute yang diambil Kamil terasa aneh.“Ini bukan seperti jalan menuju rumaku,” ujarnya pelan. Lalu menoleh dan bertanya pada lelaki yang duduk di sampingnya, "Kita mau ke mana?"Kamil tidak menjawab. Fokusnya tertuju pada jalan di depannya, tangan menggenggam erat setir.“Kamil, aku tanya. Kamu mau bawa aku ke mana?” Kali ini nada Syakila lebih tegas.“Diam saja dulu, Syakila. Kamu akan tahu sebentar lagi,” jawabnya singkat, masih dengan nada dingin.Perasaan tidak enak menyergap Syakila. Tangannya gemetar, tapi dia mencoba tetap tenang. Ketika mobil akhirnya berhenti di depan sebuah gedung rumah sakit, Syakila semakin merasa aneh.“Rumah sakit?” gumamnya.Kamil keluar dari mobil, berjalan ke sisi pintu penumpang, dan membukanya. “Turun,” perintahnya.“Tapi in
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

201

"Hmmmphh!" Syakila berusaha mengeluarkan suaranya, tetapi tertahan oleh telapak besar Kamil yang menutup mulutnya. "Ada apa?" Jo bertanya saat melihat Devan berhenti. "Aku seperti mendengar suara Syakila di sekitar sini," jawab Devan. Matanya nyalang menelisik setiap sudut lobby tempatnya kini berada. Jo pun penasaran. Meski sebenarnya dia tak mendengar sedikitpun suara yang Devan maksud, tetapi ia juga turut memindai sekitar. "Tidak ada, Dev. Mungkin hanya perasaanmu saja. Sebaiknya kita harus cepat sebelum dia menyadari kedatangan kita," bisik Jo. Tetapi Devan tetap bersikeras dengan pendengarannya. Dia masih mencari, bahkan kini mulai menjelajahi tiap sudut lobby dan ruangan di sekitarnya. Derap langkah Devan semakin mendekati Kamil yang bersembunyi di ruangan kosong.Kamil mempertajam pendengaran. Pupil matanya memicing bersamaan dengan langkah kaki Devan yang semakin dekat.'Sial!' umpat Kamil dalam hati. Syakila yang juga menyadari ada suara langkah kaki seseorang mendeka
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

202

"Tuhan? Di mana Tuhan? Apakah dia benar-benar ada?" Kamil berjongkok di depan Syakila sambil tersenyum miring."Tuhan pasti akan membalas semua kejahatanmu! Bertaubatlah sebelum terlambat!" Syakila masih mengingatkan tentang Tuhan, berharap laki-laki itu sadar."Jangan berbicara tentang Tuhan di depanku. Di mana Tuhan saat aku membutuhkannya? Aku pernah melakukan perintahnya, menjadi orang baik, bertaubat karena punya salah padamu, tapi apa yang Tuhan berikan padaku? Dia mengirim orang seperti Della dan keluarganya untuk menghancurkan harga diriku. Mereka menginjak-injakku seperti sampah! Apakah Tuhan peduli? Tidak! Dia diam saja bahkan menambah penderitaanku setiap harinya. Kalau pun Tuhan itu memang ada, dia gak adil padaku. Tuhan selalu memberikan Devan kebahagiaan, sementara aku? Derita, derit, dan derita yang selalu Tuhan berikan! Kau tahu itu, Syakila!?" Napas Kamil memburu.Sejenak keheningan menyelimuti. Hanya deru napas Kamil yang terdengar naik turun. Sedangkan Syakila memil
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

203

"Itu ganjaran yang sangat setimpal atas perbuatan mereka. Tadinya cuma pengen mereka cacat sepertiku, tapi uang mereka banyak. Pasti mereka akan mengusahakan segala cara untuk sembuh. Dan lagi, aku kasihan sama Zia kalau mamanya cacat, makanya aku kirim saja dia menyusul ayahnya," terang Kamil dengan santai, tanpa ada penyesalan sedikitpun."Kau pem-bun-uh!" ucap Syakila terbata."Bukan, Sya, bukan. Aku bukan pembunuh. Aku hanya memberikan balasan atas apa yang mereka perbuat padaku. Kau tahu ....?" Kamil menjeda, dia berdiri lalu membuka baju dan celananya, menyisakan bokser yang menutupi kemaluannya. "Aaaaaa ..." Syakila sontak menutup wajahnya menghilangkan tangan."Kau benar, Syakila. Aku memang gila! Aku gila karena mereka. Aku gila menahan semua ini sendirian. Sakit, Sya ... Sakit sekali." Suara Kamil melemah seiring kakinya yang menekuk lutut di hadapan Syakila, sambil menangis.Agaknya apa yang dia ungkapkan sungguh-sungguh. Hidup dalam ketidak normalan memang tidak mudah, ap
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

204

"Aku mendukungmu, Dev. Masalahnya, Kamil selalu tahu setiap pergerakan kita. Aku curiga, selain Anton ada lagi mata-matanya yang berkeliaran di antara kita." Dengan suara pelan Jo mengutarakan kecurigaannya.Alex mengerti. Kemudian dia menyuruh anak buahnya yang berada di sekitar mereka untuk keluar. Matanya beredar menelisik setiap sudut ruangan yang mereka tempati kini, khawatir ada kamera pengintai yang tidak ia ketahui.Sejurus kemudian bibirnya tersungging tipis. Sangat tipis. 'Ada nyamuk rupanya.' Hatinya bermonolog ketika menemukan benda kecil yang mencurigakan."Eum, sebentar, aku lihat handphone dulu, sepertinya ada pesan," ucap Alex sambil mengambil alat komunikasi itu di saku jaketnya.Dia mengirim pesan pada Jo yang hanya duduk beberapa centimeter dari tempatnya berada.[Ada nyamuk. Kita cari tempat aman. Jangan sampai membuat mereka curiga.]Jo melirik sekilas pada rekannya sesaat setelah membaca pesan itu, lalu kembali bersikap biasa seolah tidak ada pesan yang penting.
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

205

"Lihatlah, Sya. Baju pengantin ini sangat indah, pasti akan sangat cantik jika kamu yang memakainya." Kamil datang menenteng satu kebaya putih yang indah dan menunjukkannya pada Syakila yang tengah duduk memeluk lutut di atas kasur."Ayok, pakailah! Sebentar lagi kita akan menikah. Semuanya sudah siap, termasuk walinya," sambung Kamil meski tak mendapat tanggapan apapun dari Syakila.Wanita cantik tanpa hiasa makeup sedikitpun itu masih menunduk, sama sekali tidak tertarik dengan apa yang Kamil tunjukkan padanya. Sudah berpuluh-puluh kali Syakila mengatakan bahwa sampai kapanpun dirinya tidak akan pernah mau menikah dengan Kamil. Terlebih dengan cara menculik seperti ini.Geram dicueki, Kamil memutar kepalanya, kebiasaan yang ia lakukan di saat menahan emosi. "Kau ingin tahu siapa yang menjadi wali nikahnya?" Kamil tetap mengajaknya bicara. "Opa. Dia yang akan menjadi wali nikahnya. Kamu pasti senang bukan?"Barulah Syakila mengangkat kepalanya dan memandang Kamil. "Kamu sudah janji
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

206

Tak sampai satu jam obat dalam makanan itu mulai bekerja. Perut Abas mulai terasa melilit bersamaan gas berbau tak sedap keluar dari area belakangnya. Abas kelimpungan, wajahnya memerah seiring perutnya yang semakin mulas.Untunglah Devan dan Jo sudah menyiapkan Respirator untuk menutup hidungnya dari bau tak sedap itu."Bos, tolong lepaskan-ikatannya. Saya-tidak-tahan lagi." Abas memohon dengan terbata seraya menahan rasa buang air yang sudah diujung tanduk."Tentu saja," jawab Devan, dan langsung dilaksanakan oleh Jo. "Toiletnya di sebelah sana."Abas segera berlari ke toilet yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berada. Sementara Devan dan Jo melempar pandang dengan senyum kemenangan yang terbit di bibir keduanya. Setelah memastikan pengkhianat itu masuk ke toilet, Devan menguncinya dari luar.Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi diketuk dari dalam. "Buka pintunya, Bos--"Namun, belum selesai Abas mengucapkan kalimat, perutnya sudah kembali tak bisa kompromi. Alhasil pria ya
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

207

"Kamu nampak semakin cantik dengan riasan itu, Sayang. Aku jadi semakin tergila-gila padamu." Tangan Kamil terulur hendak menyentuh pipi mulus Syakila setelah selesai dirias oleh MUA yang disewanya."Jangan sentuh aku!" Syakila memalingkan muka, menghindar."Baiklah. Aku menghargai kamu karena kita belum menikah. Setelah akad, tidak ada lagi alasan bagimu menolakku.""Sadar Kamil! Mau berpuluh-puluh kali pun kamu mengucapkan ijab qobul untuk menikahiku, itu tidak akan pernah sah karena aku masih sah menjadi istri Mas Devan.""Kata siapa? Laki-laki itu sendiri yang sudah menandatangani gugatanmu. Kamu tidak percaya? Sebentar aku punya buktinya." Kamil beranjak mengambil sesuatu di dalam lemari.Sebuah map merah ia bawa ke hadapan Syakila, dan menyodorkannya. "Ini, lihatlah." Wanita berbalut kebaya putih itu mengernyit, tetapi tidak menolak untuk melihat ketika isi map itu dikeluarkan oleh Kamil."Gak mungkin." Syakila merebut kertas itu, membacanya dengan saksama. "Pasti ini rekayasam
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

208

Devan mengepalkan tangannya erat-erat, pandangannya terpaku pada gedung tua di depan mata. Cahaya remang dari lampu jalan membuat tempat itu terlihat lebih mengerikan, seolah menyimpan ribuan rahasia gelap. Di sampingnya Jo dan Alex berdiri dengan wajah tegang. "Kita harus cepat," bisik Devan, menggenggam erat linggis di tangannya. Alex mengangguk. "Aku sudah periksa, penjaga hanya ada dua orang di dalam.""Aku tidak peduli berapa banyak penjaga di sana," balas Jo seraya menggenggam obeng besar di tangannya. "Kita lakukan ini bersama. Jangan pikiran Kamil, fokus selamatkan Opa." Alex menepuk pundak Devan dari belakang.Devan mengangguk. Ia tahu Kamil bukan hanya seorang pengancam biasa. Gangguan jiwanya yang dipenuhi obsesi berlebihan terhadap istrinya, telah membuatnya menjadi sosok yang berbahaya. Mereka harus bergerak cepat sebelum Kamil melakukan sesuatu yang lebih buruk. "Ayok!"Dengan langkah pelan mereka mendekati pintu besi gudang. Alex menyelinap lebih dulu, memastikan si
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

209

Pintu yang tiba-tiba terbuka itu mengagetkan semua orang di dalam ruangan. Kamil langsung berbalik, matanya menyipit marah. "Siapa di sana?!" teriaknya dengan nada tinggi penuh ancaman. Setelah menoleh dengan harapan yang hampir padam, sosok Devan berdiri tegap di ambang pintu dengan wajah yang penuh luka, tetapi matanya menyala dengan amarah yang tak terbendung. Di belakangnya Alex dan Jo berdiri, masing-masing memegang senjata seadanya."Permainanmu sudah selesai, bajingan!"ujar Devan dengan nada dingin namun tegas. Kamil tertawa sinis. "Oh, jadi kalian yang datang ke sini? Lucu sekali. Apa kalian juga ingin menyaksikan pernikahanku dengan Syakila?""Diam kau, Brengsek! Itu tidak akan pernah terjadi!" Devan berteriak dengan amarah yang kian menyala."Oh, ya? Apa hakmu melarang kami menikah? Kau bukan siapa-siapanya Syakila sekarang.""Dia istriku, brengsek!" Untuk kesekian kalinya Devan berteriak penuh emosi."Itu dulu, sebelum kamu menceraikannya. Tapi sekarang ....?Devan tak la
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status