All Chapters of Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku: Chapter 61 - Chapter 70

151 Chapters

Bos Pengecut

Seketika wajah Selena memanas dan berubah warna merah menyala. Tersadar baru saja membongkar aibnya kepada orang lain. Ekspresi wajah yang sama juga ditunjukkan oleh Hendra. Jantungnya hampir saja berhenti berdetak, sangat kaget mendengar pengakuan Selena. Gemuruh dadanya meningkat membayangkan seseorang yang telah merenggut kesucian Selena. Kini pikirannya langsung tertuju pada Aditya."Bagiku tidak mempermasalahkan itu, Selena. Masa lalu mu milikmu, aku hanya ingin kita bersama di masa depan." Hendra meredakan rasa kagetnya berlahan."Jangan, Kak. Tidak seperti yang Kakak pikirkan. Bahkan aku merasa tidak akan ada pria yang akan menerimaku lagi."Hendra tersentak, langsung memeluk Selena."Aku, Selena. Aku mencintaimu lebih dari semua yang kamu pikirkan itu.""Tidak!" Selena mendorong kasar Hendra yang memeluknya erat. Emosinya membuncah mengingat kenikmatan bercocok tanam yang ia nikmati dengan Aditya semalaman.Selena tak berhenti mengutuki kebodohan dirinya. Namun, semuanya s
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Merendahkan Selena

Selena meremas pulpen di genggaman tangannya. Takut-takut iapun bertanya."Kenapa belum pulang, Pak?" Lama tidak menunggu respon Aditya, Selena melanjutkan ucapannya."Tapi pekerjaan saya juga sudah selesai di---""Besok kita harus ke perusahaan Wiguna."Apa? Ia tidak boleh ke perusahaan Wiguna, itu atas perintah Tuan Collins juga. Selena mencari-cari cara agar ia tidak dipaksa ikut ke sana. "Tapi pekerjaan saya di---""Kebiasaan kamu selalu membantah, ya! Sadar tidak yang Bos siapa, yang bawahan siapa? Apa tidak ada hal lain yang kamu pikirkan selain membantahku, Selena?" 'Dia kenapa lagi?'Arghh! Rasanya ingin sekali meremas-remas mulutnya yang pedas itu. Tak terbayangkannya malam ini harus satu ranjang lagi dengan Aditya. Tak perlu lagi menduga-duga, ia sudah tahu apa yang akan terjadi."Tapi saya---""Tunggu," potong Aditya mengangkat tangan menyuruhnya berhenti bicara, melirik ke ponselnya yang baru ia letakkan di sampingnya. "Kakek?" pekiknya, sejurus raut wajahnya langsung
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Takut Hamil

Telinga Selena memanas, kalau Aditya mau membayar tubuhnya tak harus di parkiran. Bisa di dalam kamar tadi. Di luaran ini banyak telinga yang bisa mendengar. Atau itu yang diinginkan Aditya? Ingin mempermalukan dirinya! Agar semua orang tahu kalau ia cuma wanita jalang!Selena tertawa getir, kalau bukan butuh uang ongkos pulang naik pesawat, ia sudah mencampakkan balik ATM Aditya itu. Tapi ... sekarang iapun tidak mau lebih merendahkan dirinya di hadapan Aditya. Ia tidak butuh ATM nya."Saya cukup diberi ongkos kepulangan saya saja, Pak. Kebetulan saja saya tidak membawa ATM saya," ujar Selena melunak, coba-coba bernegosiasi dengan Aditya guna menaikkan harga dirinya.Aditya menyeringai tipis menatap Selena dengan tatapan yang sangat merendahkan."Baru kali ini aku melihat wanita sepertimu bersikap ..." Aditya sengaja menggantung ucapannya menunggu respon Selena yang memanas.Selena tidak tahan lagi dengan penghinaan Aditya. Wanita seperti apa maksudnya? Apa perlu aku beberkan kepe
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Makian Aditya

Matanya melotot, bergumam, "Tuan Collins!"Selena langsung mengangkatnya tanpa memberitahu Aditya. "Iya, saya---""Selena, tolong buat rincian pengeluaran perusahaan selama kamu di luar kota. Biar lebih mudah mengirimkannya ke bagian keuangan.""Ba---"Tut tut.Seperti biasa Tuan Collins langsung memutuskan obrolan sepihak.Selena mengekorkan sudut matanya melirik Aditya, tapi pria itu tampaknya tidak tahu kalau Tuan Collins yang barusan menelepon.Selena bisa membayangkan raut wajah Aditya yang langsung memucat jika sampai tahu. Hahaa, sekarang rasakan pembalasanku! Selena diam-diam tertawa senang.Biaya hotel? Tunggu, sepertinya aku menyimpan kwitansi pembayarannya. Selena merogoh saku tasnya. Untungnya ia menyimpannya, jadi tidak perlu bertanya ke Aditya.Tiket pesawat sekali saja, biaya hotel, biaya makan ... Selena mengingat-ingat berapa uang Aditya habis saat makan malam kemarin.Ahahh! Aku ingat 680 ribu rupiah dibagi dua jadi 340 ribu. Selebihnya makanan disediakan hotel.Set
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Cek Satu Milyar

Tak mau berlama-lama dengan rasa penasarannya, Selena cepat-cepat merobek sisi amplop."Cek? Untuk apa dia memberikan cek ini?" gumam Selena semakin terbelalak dengan nominal yang tertera di sana."S-satu milyar? Ini untuk apa sebenarnya?" desisnya tiba-tiba ketakutan telah lancang membuka amplop.Otak cerdasnya memutar, mungkin cek itu cuma dititipkan untuk ia pegang. "Ohh, shit! Mana amplop?" Buru-buru mencarinya dalam tas. Untungnya ia menemukannya. Setelah merapikannya kembali, Selena turun guna menghampiri Aditya yang sudah menunggunya."Pindah duduk ke depan," titah Aditya melirik Selena yang duduk di kursi belakang dari kaca kecil mobil. Tanpa pikir-pikir lagi Selena menurut saja berpindah duduk. Tak ada artinya berdebat dengan Aditya, yang ada mereka akan bertengkar lagi."Kenapa masih belum dibuka amplopnya, Selena?" tanya Aditya melihatnya hanya memegang amplop yang dia berikan.Hahk! Aditya tidak tahu saja sudah dibuka tadi, tapi ia tutup lagi karena takutnya."Ehh, s
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Mendadak Cemburu

Tadi katanya tidak terbayarkan, sekarang beda lagi. Memang Bos absurb, mencebik kesal. Tapi, mendengar kata hukuman dari Aditya, cepat-cepat ia mengabaikan pikirannya. Buru-buru memasukkan cek di tangannya ke dalam saku dalam tasnya."Baik, Pak," ucap Selena masih belum bisa yakin sepenuhnya menerima cek itu dari Aditya."Pak Aditya, saya bisa bertanya satu hal?" tanya Selena takut-takut menoleh ke arahnya."Hmm, asal jangan soal cek! Ingat, ya!"Selena meremas jari-jemarinya tangannya. Rasa takutnya masih belum bisa hilang dengan pengakuan Aditya tadi."Kapan Anda melihat hantu di kos saya, Pak?""Tadi!""Hakh! Bagaimana bentuknya, Pak?" buru Selena semakin takut namun penasaran juga. "Tinggi, rambutnya di cepol ke atas, memakai gaun berwarna coklat muda, dan memegang sapu."Selena mengernyitkan kening bingung. Masakan ada hantu sampai dengan jelas menunjukkan wujudnya.Tunggu! Tinggi, rambut di cepol dan memakai gaun berwarna coklat muda? Hahk, itu kak Sharon.Selena menaikkan s
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Bos Setengah Gila

Selena mengikuti arah tatapan Aditya, sampai matanya terpojok pada wajah samping pria tampan yang tampak sibuk mengobrol."Kak Hendra?" desisnya tidak percaya dia juga ikut ke pertemuan bisnis ini."Sini kamu!" Aditya menarik tangannya yang terpaku menatap Hendra, membawanya menjauh dari pintu ruang pertemuan."Jujur padaku sekarang, kamu sengaja mengundangnya? Apa hak mu melakukan itu, Selena, hakh? Ingat! Kamu cuma CUMA sekretaris! Sewaktu-waktu aku bisa memecat mu!"Selena menganga, wajahnya memucat. Berkali-kali menarik napas guna bisa mencerna semua tuduhan Aditya barusan.Namun, belum sempat bicara guna meluruskannya, Aditya sudah angkat bicara. "Kamu harusnya sadar, Selena! Kamu sudah melakukannya berkali-kali denganku, Selena! Untuk apa kamu mencari-cari perhatian sama pecundang itu? Mau menjual tubuhmu padanya?"Selena terbelalak. Kali ini ia tidak bisa mau-mau saja direndahkan Aditya. Lagipula semua yang dituduhkan kepadanya tidak benar.Menjual tubuhku? Sehina apa aku di m
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Tidak Bisa Berkutik

Setelah mendapat izin dari Aditya, Selena gegas naik ke mobil Hendra. Ia juga merasa jenuh dan muak dengan Aditya. Seenggaknya pergi dengan Hendra otaknya bisa kena angin segar."Kamu suka makanan luar, Selena?" tanya Hendra menunjuk salah satu restoran luar.Selena yang tak pernah memilih-milih makanan, bahkan jarang menyicip makanan restoran cuma mengangguk saja."Terserah kak Hendra, aku mengikut saja," sahutnya tersipu-sipu.Hendra mengangguk-angguk kemudian memarkirkan mobilnya. Untungnya Selena menurut saja, jadi dia tidak perlu menghabiskan waktu istirahat mencari-cari restoran lain.Hendra memesankan makanan dan minuman yang sama untuk mereka. "Oiya, kak Hendra ikut ke pertemuan tadi diundang sama pak Aditya?" tanyanya mengorek informasi. Sebab sampai saat ini hatinya masih memanas dengan tuduhan Aditya tadi. "Bukan, tapi Tuan Besar Collins. Awalnya aku menolak karena baru juga bergabung dengan perusahaan Adiguna Jaya. Tapi Tuan Collins tetap memaksa harus ikut, jadi yah a
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Tanggung Sendiri Benihmu

Paman Grove buang muka dengan geraman kecil. Bakal seperti itu saat Aditya tidak bisa berbuat apapun, paman Grove-lah yang jadi sasarannya."Hmm, apa itu? Jangan bilang mau membujukku bicara dengan Tuan Collins? Jelas aku tidak mau cari masalah!"Memang itu yang dia inginkan Aditya, tapi bukan yang utama. "I-iya, Paman. Tapi ada hal lainnya." Aditya salah tingkah dengan menggaruk-garuk tengkuknya.Paman Grove menoleh, matanya menelisik wajah Aditya mencari tahu maksudnya. "Apalagi itu?" ketus paman Grove bertanya. "Ini soal Selena sekretarisku itu, Paman," sahut Aditya memperlihatkan wajah yang malu-malu.Terdengar paman Grove mendengus kasar. Tampak tak suka mendengarnya, Aditya malah membahas sekretarisnya."Aku semakin yakin dia-lah Selena yang kita cari-cari, Paman."Paman Grove terbelalak, tak menyangka akan mendengar kata itu lagi dari Aditya. Karena sampai saat ini dia melihat sekretaris Aditya orang yang berbeda dengan Selena."Apa kamu sudah buta, Aditya? Jelas keduanya
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Rencana Menyelidiki Selena

"Argh! Dari kemarin aku selalu mendengar kata itu dari Paman. Benih , benih dan benih! A-aku pastikan dia tidak akan mengandung anakku!""Hahk! Kalau kamu ingat melepasnya di luar kemarin, bagaimana ternyata di dalam? Atau, kamu sudah memperlengkapinya postinur?" "Cukup, Paman! Aku tidak kenal apa itu postinur! Sekarang bantu aku menyelidiki siapa sebenarnya Selena sekretarisku itu, Paman. Tapi aku harap Paman sembunyikan ini dari siapapun apalagi dari Kakek.""Wahh, semudah itu kamu mengabaikan kemungkinan sekretaris mu itu hamil, Aditya? Tidak cukup menyusahkan semua orang dengan benihmu di rahim Selena dulu? Ini mau membuat kesusahan lagi, hakh?"Aditya tidak berdaya membantah. Semua yang dikatakan paman Grove itu benar. Bahkan hampir semua perusahaannya hampir bangkrut karena kegilaannya mencari-cari Selena dan anaknya."Paman, aku mohon kali ini saja dengarkan aku bicara. Bantu aku menyelidiki---""Jadi, bagaimana pencarian Selena dan anakmu itu?" gegas paman Grove memotong."A
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status