Ibu Airin pun mengizinkan Risa pergi ke kantor polisi untuk menemani ibu kandungnya.“Pergilah, Sayang. Kamu hati-hati, ya,” kata ibu Airin dengan sendu, ia merasa kasihan pada Bu Yulia karena telah dibohongi oleh suaminya sendiri.“Terima kasih, Ma,” ucap Risa seraya mengulas senyum, meskipun senyuman itu menyimpan seribu duka.“Rik, lo ikut, ya.” Adi menepuk pundak Erik, membuat sang empunya tersentak kaget, lalu mengangguk cepat sebagai jawaban atas permintaan sahabatnya.Mobil Pak Arya baru saja memasuki gerbang rumah utama keluarga Winata, ia melihat seseorang yang tidak asing keluar dari rumahnya dengan terburu-buru.“Tunggu!” ucapnya kepada sopir.“Iya, Tuan. Ada apa?” tanya sopir seraya menghentikan laju mobilnya.“Saya turun di sini saja,” ujar pak Arya sembari membukakan pintu mobil.“Baik, Tuan.” Sang sopir pun bergegas turun dari mobil.“Yulia, kamu di sini? Ada apa?” tanya pak Arya.“Iya, saya ada urusan sama anak kamu. Tapi sekarang sudah selesai, saya harus pergi.” Bu Y
Baca selengkapnya