Beranda / Romansa / Takdir Istri Pengganti / 135. Merasa Dibohongi

Share

135. Merasa Dibohongi

Penulis: Afrita Ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebelum keluar dari ruang rawat Sonya, Erik melihat sekilas ke arah wanita itu. Entah kenapa hatinya merasa iba melihat keadaan mantan kekasih sahabatnya saat ini.

“Permisi, Nyonya,” ucap Erik dengan sedikit membungkuk di hadapan ibunya Sonya.

“Iya, terima kasih karena sudah membantu putri saya,” balas ibunya Sonya. Erik hanya mengangguk pelan, lalu keluar dari ruangan itu untuk menyusul sahabatnya.

Selama di perjalan menuju parkiran, Adi terus memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Seandainya Risa tetap datang ke rumah sakit, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Santos kepada istrinya.

“Ada apa lagi, Bro?” tanya Erik seraya membukakan pintu mobil.

“Kepala gue sakit mikiran masalah yang terjadi beberapa hari ini,” sahut Adi sembari memijat pelipisnya, lalu masuk ke dalam mobil.

“Sabar, Bro. Itulah alasannya kenapa gue nggak mau terikat dengan pernikahan, ada-ada aja masalah yang terjadi. Mending kayak gue, sendiri, bebas, dan gue happy-happy aja.” Mendengar perkataan Erik, Adi m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Istri Pengganti   136. Berkilah

    Ibu Airin pun mengizinkan Risa pergi ke kantor polisi untuk menemani ibu kandungnya.“Pergilah, Sayang. Kamu hati-hati, ya,” kata ibu Airin dengan sendu, ia merasa kasihan pada Bu Yulia karena telah dibohongi oleh suaminya sendiri.“Terima kasih, Ma,” ucap Risa seraya mengulas senyum, meskipun senyuman itu menyimpan seribu duka.“Rik, lo ikut, ya.” Adi menepuk pundak Erik, membuat sang empunya tersentak kaget, lalu mengangguk cepat sebagai jawaban atas permintaan sahabatnya.Mobil Pak Arya baru saja memasuki gerbang rumah utama keluarga Winata, ia melihat seseorang yang tidak asing keluar dari rumahnya dengan terburu-buru.“Tunggu!” ucapnya kepada sopir.“Iya, Tuan. Ada apa?” tanya sopir seraya menghentikan laju mobilnya.“Saya turun di sini saja,” ujar pak Arya sembari membukakan pintu mobil.“Baik, Tuan.” Sang sopir pun bergegas turun dari mobil.“Yulia, kamu di sini? Ada apa?” tanya pak Arya.“Iya, saya ada urusan sama anak kamu. Tapi sekarang sudah selesai, saya harus pergi.” Bu Y

  • Takdir Istri Pengganti   137. Mengungkap Kebenaran

    “Adi, cukup!” bentak Bu Yulia seraya melotot tajam.Ia menyeret langkah yang terasa berat, membantu laki-laki itu untuk berdiri. Sebagai seorang istri, Bu Yulia tidak tega melihat keadaan suaminya yang sangat menyedihkan seperti itu. Darah segar masih mengucur dari rongga hidung laki-laki itu, akibat pukulan keras yang dilayangkan Adi.Suasana di ruangan itu jadi mencekam. Adi sudah tidak bisa menahan emosinya yang sudah sampai ke ubun-ubun saat melihat laki-laki paruh baya itu selalu berkilah dan membalikkan fakta. Sementara Erik yang juga ikut geram karena Santos sangat pintar memainkan perannya.“Biarkan aku menghajar laki-laki ini, Sayang.” Adi sudah bersiap untuk melayangkan kembali pukulan ke wajah Santos, tetapi Risa menggelengkan kepalanya seraya menatap Adi dengan tatapan sendu.“Aku mohon, jangan lakukan itu! Aku tidak mau suamiku jadi pembunuh,” ujar Risa dengan mata berkaca-kaca.Adi terenyuh mendengar ucapan istrinya, lalu mendekap wanita itu, menghujani kepalanya dengan

  • Takdir Istri Pengganti   138. Aku Bukan Risa Yang Dulu Lagi

    Bu Yulia bertengkar hebat dengan Pak Mahes waktu itu. Karena ia ketahuan telah berselingkuh di belakang suaminya, ia mencoba berkilah dan tidak mengakui perbuatannya, tetapi Santos datang ke rumah itu dan mengakui semuanya. Makanya pada hari itu terjadi keributan yang membuat nyawa Pak Mahes melayang di tangan laki-laki selingkuhan istrinya.“Jadi, itu alasan kamu mencabut tuntutan terhadap saya?” tanya pak Arya. Sekarang ia jadi mengerti kenapa selama ini Bu Yulia tidak pernah membencinya, meski ia sudah ditetapkan sebagai tersangka atas pembunuhan Pak Mahes.“Risa, maafkan Mama. Kamu orang yang sangat baik, kamu pasti mau memaafkan Mama. Mama tahu kamu memiliki hati yang begitu lembut seperti almarhum papa kamu, kamu pasti tidak akan tega jika Mama berada di penjara,” ujar Bu Yulia dengan memohon.“Tapi hari ini hati itu sudah mati, Ma. Dulu, Mama adalah segalanya bagi Risa. Mama seperti rembulan yang selalu menerangiku di kala malam, Mama adalah matahari yang memberikan kehangatan

  • Takdir Istri Pengganti   139. Pengakuan Anita

    Kriet!Suara pintu kamar dibuka, Adi masuk ke kamar dan melihat istrinya duduk di atas tempat tidur dengan kepala ditenggelamkan di antara kedua lututnya. Menyembunyikan butiran bening yang keluar dari pelupuk netra coklat yang bulat.“Sayang … hei, kamu jangan sedih lagi, ya. Ini susunya diminum dulu,” ujar Adi sambil berjongkok dengan sebelah tangan yang memegang segelas susu khusus ibu hamil dan satu lagi membelai lembut kepala istrinya.Risa mendongakkan menatap suaminya, kemudian mengulas senyum meski air mata masih saja menetes di pipinya yang mulus. Sungguh, Adi tidak suka dengan keadaan ini. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan membiarkan air mata wanita itu jatuh lagi. Tetapi kenyataanya, hari ini mata indah itu kembali menangis bahkan sudah terlihat membengkak.“Terima kasih,” ucap Risa sembari meraih gelas susu yang ada di tangan suaminya.Pintu kamar kembali dibuka oleh seseorang, Adi menoleh ke arah pintu dan melihat kedua orang tuanya tengah berdiri di sana

  • Takdir Istri Pengganti   140. Perasaan Risa Terhadap Dokter Reyhan

    Awalnya ia ingin masuk ke kamar. Namun, saat mendengar Risa berbicara dengan seseorang, Adi mengurungkan niatnya karena penasaran siapa yang tengah menghubungi istrinya. Ia juga ingin tahu apa yang sedang dibicarakan istrinya bersama seseorang di telepon.Setelah mendengar Risa menyebut nama Anita, ia sedikit lega ternyata bukan laki-laki lawan bicara istrinya. Namun, di beberapa detik kemudian Adi sedikit kaget saat Risa menyebut nama Reyhan, laki-laki yang ia anggap sebagai saingan karena masih menyimpan perasaan terhadap istrinya.“Kenapa ada nama Dokter Modus itu juga yang dia sebut?” gumam Adi sangat pelan. Ia kembali menguping pembicaraan istrinya bersama seseorang ia yakini adalah dokter Anita.“Anita, aku tidak bisa mencegah Kak Rey untuk mencintaiku karena itu soal hati seseorang. Tapi kamu tenang saja, aku akan bantu kamu. Semoga Kak Rey bisa membalas perasaan kamu, aku senang banget karena kamu mau cerita sama aku. Kak Rey berhak bahagia, Nit. Aku yakin kamu bisa membahagia

  • Takdir Istri Pengganti   141. Menjalankan Amanah

    Tok, tok, tok!“Assalamu’alaikum, Ma. Risa bisa minta waktu Mama sebentar?” tanya Risa dari luar kamar ibu Airin.“Wa’alaikum salam,” sahut ibu Airin seraya membukakan pintu kamar.“Maaf, Ma. Risa ganggu Mama, nggak?” tanya Risa lgi.“Nggak, Sayang. Mama memang mau keluar dari kamar, ada apa?” tanya ibu Airin seraya menatap Risa.“Hm, Risa mau bicara sesuatu sama Mama,” ujar Risa.“Oke, kamu mau kita bicara di mana? Di kamar Mama atau di tempat lain?” tanya ibu Airin lagi.“Kita bicara di taman aja, ya, Ma. Sambil menunggu waktu magrib tiba,” ujar Risa, Ibu Airin pun menyetujuinya.Mereka bertiga berjalan keluar dari rumah menuju taman yang terletak di samping rumah. Duduk di taman ditemani secangkir teh dan cemilan yang telah disediakan oleh asisten rumah tangga, menambah suasana sore hari menjadi lebih indah dan penuh kehangatan.“Sayang … ayo, cepat kasih tahu siapa orang yang akan menerima hadiah dari kamu itu. Jangan bikin aku penasaran, awas saja jika itu laki-laki. Akan aku han

  • Takdir Istri Pengganti   142. Makan Sepiring Berdua

    Suara adzan maghrib telah berkumandang. Seruan bagi seluruh umat muslim di seluruh penjuru dunia untuk segera menunaikan kewajiban menghadap Sang Pencipta.Risa dan Adi juga sudah bersiap-siap untuk melaksanakan kewajiban mereka. Sebelum shalat, Risa sudah menyiapkan semua keperluan untuk dirinya dan juga sang suami.“Kamu sudah siap?” tanya Risa seraya menoleh ke arah Adi yang sudah berdiri di sampingnya.“Yes, My Wife,” sahut Adi sambil membenarkan pecinya. “Ayo, kita mulai!” serunya dengan semangat.Risa tersenyum melihat suaminya tampak bersemangat untuk melaksanakan ibadah, meskipun belum bisa bertindak sebagai imam karena bacaan ayat-ayat suci al-qur’an yang ia ucapkan belum begitu fasih.Setelah selesai beribadah, Adi membawa Risa duduk di sofa yang ada di kamar itu. Menggenggam erat tangan istrinya, lalu menatap wanita itu dengan lekat.“Sayang, aku boleh bertanya sama kamu?” tanya Adi tanpa mengalihkan pandangannya dari dua bola mata indah milik Risa.“Kenapa harus minta izin

  • Takdir Istri Pengganti   143. Kamu Merindukannya?

    “Terima kasih, Sayang.” Adi tersenyum kecil karena merasa bahagia bisa minum langsung dari tangan istrinya. Risa mengangguk pelan lalu menoleh ke arah jam dinding, mendapati waktu telah menunjukkan pukul 19:10 WIB. “Lebih baik aku shalat dulu,” ucap Risa seraya beranjak dari sofa, berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Adi segera menyusul istrinya karena sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Tak lama kemudian, mereka berdua keluar dari kamar mandi secara bersamaan lalu melaksanakan ibadah seperti biasanya. Tak lupa pula setelah shalat isya, Adi keluar dari kamar untuk membuatkan susu dan juga memberikan vitamin penguat kandungan untuk istrinya. Malam ini ia benar-benar menjadi suami dan calon ayah yang siaga. Risa duduk di atas tempat tidur dengan bersandar pada sandaran ranjang tersebut, kakinya berselonjor untuk mengurangi rasa penat. Adi ikut naik dan mendekati wanita itu, membelai rambut istrinya yang tergerai indah. Aroma vanila menyeruak masuk ke rongga penciuma

Bab terbaru

  • Takdir Istri Pengganti   154. Limited Edition

    “Astaghfirullah … apa yang sudah aku lakukan?” gumam Risa sambil menarik napas panjang.Andre juga kaget melihat Risa yang begitu emosi, ternyata wanita sangat lembut dan penyayang yang ia kenal selama ini juga bisa berkata dengan nada tinggi seperti itu.“Saya tahu kalau cara saya sedikit egois, tapi itu adalah bukti kalau saya mencintai kamu. Saya bisa mendapatkan ribuan gadis yang bersedia menjadi istri saya, tapi yang saya inginkan hanya kamu. Hanya kamu yang akan menjadi ibu dari anak-anak saya,” ujar Andre.Risa menipiskan bibir dan tersenyum tanggung, lalu mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk.“Dengarkan saya baik-baik, Tuan Andre Kusuma Yang Terhormat. Saya adalah seorang istri yang sah di mata agama dan hukum yang berlaku di negara ini, saya tidak melarang Anda jatuh cinta sama saya karena itu adalah persoalan hati seseorang. Namun, maaf beribu maaf saya ucapkan. Apapun yang akan Anda lakukan tetap tidak akan merubah apapun, saya tidak akan membalas perasaan Anda!” ucap Ri

  • Takdir Istri Pengganti   153.

    Adi keluar dari ruang ganti dengan raut wajah yang masih sama seperti saat sebelum ia masuk ke dalam ruangan tersebut.“Kamu masih ingin aku mengabulkan permintaanmu itu, Sayang? Jangan harap!” ujar Adi dengan nada ketus.Risa menghela napas berat kala melihat suaminya masih tersulut emosi setelah mendengar permintaannya untuk berbicara empat mata dengan Andre.“Please, Sayang! Izinkan aku untuk bertemu dengannya, kamu boleh ikut dan mengawasiku dari jauh. Bagaimana?” tawar Risa mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Sekali tidak, tetap tidak!” tandas Adi tanpa melihat ke arah Risa.Risa tidak putus asa meski telah ditolak berkali-kali, ia harus bisa membujuk suaminya agar mau mengabulkan keinginannya. Jika terus dibiarkan, maka masalah di antara keduanya tidak akan pernah selesai. Akar dari permasalahan di sini adalah dirinya, maka dari itu dialah yang harus turun tangan sendiri.“Ya sudah, kalau kamu bersikukuh seperti itu. Aku mau tidur di kamar sebelah,” ujar Risa sembari melangka

  • Takdir Istri Pengganti   152. Ingin Berbicara Empat Mata

    Setelah Bu Soraya pergi dari rumah itu, Ibu Airin membawa Risa ke kamarnya untuk membicarakan apa yang tadi disampaikan oleh Bu Soraya kepadanya.“Sayang, ayo duduk sini!” ajak Ibu Airin sambil menepuk sofa kosong di sebelahnya.“Iya, Ma.” Risa tersenyum sembari mendudukkan dirinya di samping Ibu Airin. “Apa yang ingin Mama jelaskan sama Risa?” tanyanya dengan lembut.“Kamu masih ingat kejadian saat kamu dan Adi pergi untuk menghadiri jamuan makan malam waktu itu? Soal itulah yang akan Mama sampaikan sama kamu,” ujar Ibu Airin.“Makan malam yang diadakan oleh Tuan Andre?” tanya Risa lagi.“Iya, Sayang. Yang waktu itu,” sahut Ibu Airin.“Kenapa memangnya, Ma?” tanya Risa semakin penasaran.“Ternyata, dia mengadakan acara makan malam itu untuk membuat kamu keluar dari rumah ini dan menculik kamu. Nyonya Kusuma sendiri yang bilang seperti itu sama Mama. Andre meminta anak buahnya untuk mengikuti mobil kalian,” jelas Ibu Airin.“Apa, Ma?! Jadi, penyerangan pada malam itu adalah ulahnya Tu

  • Takdir Istri Pengganti   151. Berbicara Jujur

    “Nyonya mau bicara apa?” tanya Ibu Airin seraya menatap Bu Soraya dengan lekat.Bu Sora menghela napas panjang seraya memejamkan mata sebelum mengatakan apa yang akan ia sampaikan.“Maaf sebelumnya, Nyonya Airin. Mungkin ini akan sedikit mengejutkan Anda, tapi saya harap Nyonya bisa menerimanya,” ujar Bu Soraya.Perkataannya semakin membuat Ibu Airin penasaran, apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh nyonya Kusuma. Sehingga ia terlihat gugup dan ketakutan seperti itu.“Katakan saja, Nyonya. Apa yang ingin Nyonya katakan sebenarnya? Kenapa Nyonya jadi tegang begitu?” tanya Ibu Airin, ia juga sudah tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.“Putra saya ternyata mencinta menantu Anda, saya juga baru mengetahuinya. Selama ini sudah banyak perempuan yang saya kenalkan sama dia, tapi tidak ada satu pun yang bisa menarik perhatiannya. Mulai dari gadis kaya dan terhormat, sampai gadis biasa sudah pernah saya kenalkan. Namun, hasilnya tetap sama. Andre sama sekali tidak melirik satu pun

  • Takdir Istri Pengganti   150. Permintaan Indri

    “Mau ketemu saya? Siapa, Mbak?” tanya Risa dengan mengerutkan dahi. “Iya, Nyonya Muda. Seorang ibu-ibu sama anak kecil yang waktu itu datang ke rumah sakit,” jawab Mia dengan napas yang masih ngos-ngosan. “Ayo kita lihat siapa orangnya, Sayang!” seru Ibu Airin sembari merangkul pundak Risa. “Iya, Ma.” Risa langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Ia sudah bisa menduga siapa orang tersebut. Sementara Ibu Airin penasaran siapa orang yang ingin bertemu dengan menantunya. Siapa ibu-ibu yang dimaksud oleh Mia? “Di mana orangnya, Mia?” tanya ibu Airin saat sampai di ruang keluarga. “Masih di depan, Nyonya Besar. Saya tadi nyariin Nyonya Muda ke kamar, tapi Nyonya Muda nggak ada di sana,” ujar Mia. “Siapa sih, orangnya?” gumam Ibu Airin sembari berjalan menuju pintu depan. Ia tidak pernah terpikir jika orang itu adalah Indri, si gadis kecil yang sudah seperti putri bagi Risa. Sesampainya di teras depan, mereka langsung dikagetkan dengan teriakan anak kecil yang berlari ke arah Risa.

  • Takdir Istri Pengganti   149. Kekecewaan Dokter Anita

    Reyhan kaget melihat Anita tiba-tiba berada di sana, apalagi setelah ia mendengar pertanyaan dokter muda itu. Ia yakin jika Anita sudah mendengar semua pembicaraannya dengan dokter Cyntia. “Dokter Anita, Anda di sini?” tanya Reyhan lalu menghentikan langkahnya saat melihat Anita menghampirinya. “Iya, Pak. Saya kebetulan baru pulang dari rumah Risa, tapi nggak nyangka bisa bertemu Pak Reyhan di sini. Tapi maaf nih, Pak. Bukan maksud saya lancang, apa benar Pak Reyhan dan Dokter Cyntia pacaran?” Anita menatap Reyhan dengan lekat, ada rasa sesak di dadanya saat mengetahui laki-laki yang ia cintai saat ini sudah menjadi kekasih wanita lain. Namun, ia berusaha menutupi rasa kecewanya. “Oh, bagaimana keadaan Risa? Apa kandungannya baik-baik saja?” tanya Reyhan lagi. Ia tidak menanggapi pertanyaan Anita yang terakhir karena ia tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Saat Reyhan menyebut nama Risa, darah Cyntia seakan mendidih mendengar kekasihnya menanyakan wanita lain. Terlebih lagi,

  • Takdir Istri Pengganti   148. Peringatan Untuk Andre

    “Apa yang mau kamu jelasin? Kamu mau mengatakan kalau semua yang kamu lakukan ini karena cinta? Apa itu yang akan kamu katakan sama Mama, Andre?!” erang Bu Soraya dengan raut wajah memerah. “Ma, semua ini tidak seperti yang Mama pikirkan. Aku tidak mungkin mencelakai wanita yang aku cintai,” ujar Andre. “Cinta kamu bilang? Kamu bukan mencintainya, tapi kamu hanya terobsesi! Wanita itu terlalu baik untuk kamu, Andre. Jadi sekarang Mama tahu apa tujuan kamu mengadakan jamuan makan malam waktu itu, ternyata ini rencana kamu? Mama malu mengakui kamu sebagai putra dari keluarga Kusuma. Papa kamu tidak pernah berbuat curang dalam hal apapun, termasuk apa yang baru saja kamu lakukan ini. Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga Kusuma, Ndre.” Bu Soraya keluar dari kamar Andre sambil menangis, ia tidak percaya jika putranya sampai senekat itu hanya demi mendapatkan wanita yang katanya begitu ia cintai. Selama ini Andre memang tidak pernah tertarik pada semua wanita yang pernah Bu Soraya ke

  • Takdir Istri Pengganti   147. Perubahan Sikap Reyhan

    Satu bulan sudah berlalu. Selama itu pula Risa tidak diizinkan keluar dari rumah, bahkan untuk pemeriksaan kandungannya pun Adi sudah membuat kamar tidur mereka seperti sebuah klinik. Itu semua ia lakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan istri dan calon anaknya.Dokter Reyhan dan Cyntia sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Namun, sampai saat ini Risa belum mengetahui hal itu. Anita juga belum tahu soal itu karena Cyntia tidak pernah datang ke rumah sakit. Semua orang di rumah sakit juga tidak ada yang tahu mengenai hubungan anak pemilik rumah sakit itu dengan mantan dokter spesialis anestesi kardiovaskuler sekaligus mantan asisten dokter Reyhan di tim operasi.Reyhan bersedia menjadi kekasih Cyntia demi keselamatan Risa dan bayi yang tengah ia kandung, tetapi Reyhan juga mengajukan syarat kepada wanita itu. Cyntia dilarang menemuinya di rumah sakit, dan syarat itu pun diterima oleh wanita itu.Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan Risa. Usia kandungannya sudah memasuki d

  • Takdir Istri Pengganti   146. Rencana Jahat Cyntia

    Risa keluar dari kamar mandi dan melihat Adi duduk di sofa dengan kedua tangan dijadikan penopang wajahnya. Tatapannya terlihat kosong, bahkan laki-laki itu sampai tidak menyadari jika istrinya sudah keluar dari kamar mandi. Terlihat jelas bahwa saat ini dia sedang banyak masalah. “Kamu mandi dulu sana! Setelah itu kita shalat supaya pikiran kamu lebih tenang,” ujar Risa membuyarkan lamunan Adi. “Kamu sudah selesai, Sayang? Maaf ya, aku jadi melamun. Ya sudah, aku mandi dan ambil air wudhu sebentar.” Adi masuk ke kamar mandi dengan langkah gontai, ada rasa bersalah yang ia rasakan terhadap istrinya. “Ya Allah, apapun masalah yang sedang ia hadapi saat ini, aku mohon permudahkanlah!” ucap Risa penuh harap. Kriet! Suara pintu kamar mandi terbuka, Adi keluar dari sana dengan handuk melilit dari tubuhnya. Wajahnya sudah terlihat lebih segar setelah mandi dan berwudhu. “Sebentar ya, Sayang. Aku ganti baju dulu,” ucap Adi sembari melangkah menuju tempat tidur. Pakaian gantinya sudah d

DMCA.com Protection Status