Nabila berjalan dengan tergesa begitu dia tiba di rumah mama Dina. Tujuannya hanya satu, yakni ingin segera menemui anaknya yang sedari kemarin ia abaikan.“Zakiii! Zakii! Naak, Ibu pulang!” teriaknya ke seluruh sudut rumah. “Hei, hei, sabar. Orang baru sampai di rumah kok langsung teriak-teriak, bukannya cuci tangan dulu,” omel mama Dina meletakkan barang bawaan.“Di mana Zaki, Ma. Aku kangen...”“Dari kemaren dicuekin, sekarang dicariin,” sindirnya.“Mama plis, deh, jangan bercanda dulu. Waktunya lagi nggak pas buat bercanda, aku lagi panik, nih, beneran pengen cepet-cepet ketemu sama Zaki.”“Ngapain panik? Orang mereka nggak papa kok dipanikin?” balasnya tak acuh.Dan yang menyebalkan, wanita itu malah meninggalkannya ke dapur, mengabaikannya seolah ia tak pernah ada.Sehingga Nabila meradang, “Mama, ih! Yang bener ngapa? Zaki sama Papa di mana?”“Apa sih, Bil? Kok kamu jadi kayak anak kecil, toh? Ya, cari sendirilah. Orang mama aja baru sampai. Kita bareng kan pulangnya?”“Nggak
Last Updated : 2024-06-21 Read more