“Ya, Ma?” Nabila menjawab telepon ibunya. “Kalian udah balik?” “Udah tadi siang, jam sebelasan kayaknya.” “Oh, ya udah kalau gitu, mah. Kondisi kamu gimana? Udah baikan kan? Nggak ada yang dirasain lagi?” “Nggak, kok. Alhamdulillah udah sehat banget, udah berasa lebih segeran daripada kemarin.” “Obat, vitamin jangan lupa diminum. Jangan ngapa-ngapain dulu, sementara biar Dewa aja yang ngurus semuanya. Kalau bisa, minta dipesenin katering aja sama dia biar kamu bisa dapat lauk beragam—nggak monoton kayak masakanmu sehari-hari. Kamu kan lagi butuh banyak nutrisi. Bolehlah masak, tapi sesekali aja biar nggak terlalu capek juga.” “Iya, Maa.” “Banyakin minum air putih!” kata Mama Dina lagi dengan penuh penekanan. “Iya, Maa, iyaaa.” “Bumer datang?” “Cuma waktu itu doang yang di RS,” kali ini, Nabila menjawabnya dengan nada berbisik. Lantaran khawatir Dewa yang berada di depan mendengar suaraya. “Besok Mama ke rumahmu, lanjutin yang kemarin. Kamu udah janji, lho. Kalau
Last Updated : 2024-06-07 Read more