“Jangan ngejan dulu ya, Nad.” Mama Ajeng ikut mengusap-usap perut Nada. Menatap tak tega pada menantunya yang beberapa kali melengkuh panjang menahan sakit.Nada menegakkan tubuh dengan kedua kaki yang mengangkang karna perutnya udah kebawah. “Pak, mobilnya basah, nggak apa-apa?”Pak sopir sedikit menoleh. “Nggak apa-apa, mbak. Nanti bisa di cuci.”“Nanti saya tambahi bayarannya, Pak,” sahut mama Ajeng. “Kontraksinya udah sering, Nad?”Nada menganggukkan kepala. Memejam dan mengusap-usap perut bagian bawahnya untuk mengurangi rasa sakit yang hadir lagi. “Sebenarnya udah ngeflek dari tadi pagi, Ma. Aku udah chat ke bidan Lia. Dia menyarankanku untuk jalan-jalan di sekitaran rumah. Aku tadi jalan-jalan di halaman. Pas pak Saidi telpon mama tadi, itu pas kontraksinya mulai terasa sering datang.”Nada kembali diam menarik nafas dan membuangnya pelan-pelan melalui mulut. Begitu terus ia lakukan sampai mobil taxi telah berhenti di klinik bidan Lia. Seorang asisten bidan yang berjaga di dala
Read more