All Chapters of Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir : Chapter 21 - Chapter 30

110 Chapters

Saatnya memberi pelajaran 2

“Di sana Ayah bertemu dengan.” Dia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Karena takut akan melukai perasaan anaknya. Dia ingin menjaga perasaan anaknya. Mulai sekarang dia bertekad akan membahagiakan anaknya. Dia ingin membuat anaknya bahagia. Jika bisa dia akan membeli kebahagiaan anaknya. Namun tidak semua bisa dia beli dengan uang, seperti halnya kebahagiaan.Pandangannya begitu penuh dengan penyesalan dan rasa iba terhadap putrinya. Dia merasa selama ini telah menelantarkan anak dan istrinya.Selama ini Silvia sudah banyak menanggung penderitaan. Sebenarnya dia sudah mencari tahu sejak lama tentang anak dan istrinya.Dia sengaja belum menampakkan diri karena dia ingin tahu siapa saja orang yang baik dan yang jahat kepada anak dan istrinya. Pazel mendapatkan pekerjaan juga karena dirinya sendiri yang menerimanya di Perusahaannya. Dan itu demi putri tercintanya.Jika bukan karena putrinya, dia tidak akan menerima Paze
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

mendapat undangan pernikahan

Begitu Silvia sampai di butik milik Boby, Silvia langsung masuk dan menyapa semua karyawan yang lain.“Bos sudah datang belum Ri?” tanya Silvia kesalah satu karyawan bernama Riri.“Sudah, Buk. Bos sudah di dalam,” ucap karyawan yang bernama Riri itu. “O, ya sudah. Aku ke dalam dulu, Ya.”“Iya, Buk,” ucap karyawan itu dengan sopan. Silvia pun berlalu meninggalkan karyawan itu.Karyawan itu kembali melanjutkan aktivitas rutinnya. Setiap pagi memang semua karyawan di wajibkan untuk piket secara bergantian. Kebetulan hari itu adalah jadwal piket karyawan yang bernama Riri itu bersama satu orang lainnya.Tidak lama ia berjalan, ia pun sampai di sebuah ruangan. Dia melihat dari kaca kecil yang ada di pintunya kalau memang sahabatnya itu sudah duduk di meja kerjanya.Silvia mengetuk pintu kantor sahabatnya itu sebelum masuk.Tok..., Tok..., Tok.“Masuk, Sil.” Terdengar suara sahutan dari dalam ruangan tersebut.
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Merayakan hari terakhir bekerja

“Ok. Gue janji gak bakal sedih. Emang apaan sih? Bikin penasaran saja.”Setelah menarik napas beberapa kali, sahabatnya itu berdiri dan mengayunkan langkahnya ke arah meja kerjanya yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.Dia mengeluarkan sebuah amplop kartu undangan pernikahan dari dalam laci mejanya. Tidak lupa juga surat cerai dengan amplop warna merah.“Ini, Sil. Pazel dan wanita itu tadi datang ke sini. Katanya lu harus datang ke pernikahan mereka.”“O, itu, Kirain apaan? Ngapain gue harus sedih? Gue pasti datang. Kapan acaranya, Beb?”“Katanya minggu depan. Coba saja lihat di kartunya.”“Malas ah. Oiya, gue sampai lupa. Besok gue ijin keluar dari butik ya? Sebab gue disuruh kerja di perusahaan ayah.” Seraya memelas, dia merengkuh bahu sahabatnya.“Ok, gak masalah. Gue malah senang, sebab lu bakal jadi big bos di sana.”“Makasih ya, Beb? Selama ini lu dah banyak bantu gue.”“Itulah gunanya s
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Ingin balas dendam dengan cantik

Dia berharap bisa memperbaiki hubungannya dengan Silvia suatu saat nanti. Yang jelas sekarang dia harus bertanggung jawab atas janin dalam kandungan selingkuhannya.Setelah itu baru dia pikirkan bagaimana caranya agar dia bisa bersatu lagi dengan Silvia.“Takkan aku biarkan yang sudah ditakdirkan menjadi milikku dimiliki orang lain.” Pandangan matanya begitu tajam dan sebelah matanya agak disipitkan.“Ke mana pun kamu pergi, kita akan tetap bertemu karena takdirmu adalah aku. Mm, akan kupastikan untuk memilikimu lagi, cintaku!” senyum miring terukir di wajahnya.“Salah kamu juga sih! Kenapa kamu berubah jadi wanita sempurna seperti ini? Aku benar-benar tidak tahan ingin memilikimu lagi.”Bayangan mesum terlintas di benaknya. Dia membayangkan saat-saat dia akan bersama Silvia dalam sebuah kamar. Dia mencumbu Silvia, mulai dari membelai rambutnya, mencium keningnya, turun ke bibir mungilnya, leher, lanjut ke belahan dadanya dan me
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Jika tidak bisa lari maka hadapi

Dia berlari ke dalam toilet dan segera mengunci pintunya.Air bening menggenang di bola mata indahnya. Dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan lelaki itu. Dan yang lebih parah lagi dia berani untuk menciumnya secara paksa.Untung saja ia refleks untuk menghantam harta pusaka kebanggaannya, sehingga ia bisa terbebas dari hal yang tidak diinginkannya.Sungguh hal yang tidak terduga dan tidak diinginkannya. Dia tidak ingin percaya kalau selama ini laki-laki seperti itu yang dia cintai. Tapi inilah kenyataannya.“Kenapa juga tidak ada orang yang lewat sih tadi?” Dia menghapus air mata yang mulai jatuh secara kasar. Bajunya yang tadi berantakan kini sudah rapi lagi.Dia mendongak ke atas dan bicara dalam hatinya.“Ya Tuhanku, beri aku kekuatan untuk menghadapi semua permasalahan dalam hidupku. Aku tidak dendam, tapi aku ingin memberinya pelajaran agar dia mengerti dengan rasa sakit yang aku alami,” Silvia
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Aku akan beri ucapan selamat kepadamu

Sesampainya di rumah, Silvia langsung menuju kamarnya di lantai atas. Dia berusaha memejamkan mata dengan berbaring di tempat tidur. Meski begitu, dia tidak bisa tertidur, karena bayangan saat Pazel mencoba untuk menciumnya secara paksa masih terpampang di pelupuk matanya. Dadanya sesak, bulir bening keluar dari matanya. Hatinya terasa panas, sepanas saat bulir matanya memaksa untuk keluar. Sedikit pun dia tidak menyangka kalau ternyata orang yang pernah sangat ia cintai adalah orang yang berperilaku buruk. Bahkan ia tidak merasa segan untuk melecehkan mantan istrinya sendiri. Setelah menyeka air matanya dia duduk dan melihat tas kecil yang ia buang sembarang tempat tadi. Dia mengatur napasnya, karena dia mau menelepon seseorang. Dia tidak mau suaranya ketahuan habis menangis. Dia berjalan dan mengambil tas kecil yang tergeletak di atas meja riasnya Sebuah ponsel dikeluarkan dari dalam tas. Matanya berkerut melihat ada tiga puluh panggilan tidak terj
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Rohana pingsan

Dua buah rumah dari lokasi pesta mobil mereka berhenti. Acara di selenggarakan di jalan depan rumah Pazel. Para tamu undangan sudah tampak berlalu lalang.Silvia dan Dokter Dana turun dari mobil mewahnya. Semua mata tertuju padanya. Ada yang berbisik:“Itu kan mantan istrinya Pazel?”“Iya, Bu. Cantik sekali ya, dia sekarang.”“Iya. Cantik banget. Yang bersamanya itu siapa ya? Wau, ganteng banget.”“Hooh. Pasangan serasi, ya?”Para tamu banyak yang berkerumun ingin bersalaman dengan Silvia dan Dokter Dana. Karena sebagian dari tamu undangannya adalah karyawan perusahaan tempat Pazel bekerja. Banyak di antara mereka adalah karyawan lama. Tentu saja mereka mengenal Dokter Dana yang sejatinya adalah Bos mereka.Sampailah saatnya Silvia bersalaman dengan dua pengantin yang sedang berdiri di depan pelaminan menunggu para tamu. Di sana terlihat lengang, karena orang-orang lebih fokus kepada Silvia dan Dokter
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

kekacauan di pesta Pernikahan Pazel

“Ibu!” teriak Pazel terdengar bersamaan dengan suara dentuman keras.Silvia melihat ke belakang. Orang-orang yang ada di sekitar pelaminan itu terlihat berlari ke arah Rohanah yang tadinya berdiri di samping mempelai pria. Mereka berlari untuk memberikan pertolongan kepada Rohanah.Ternyata wanita itu sudah tergeletak pingsan. Diantara mereka ada yang mengambilkan segelas air dan ada yang mengipasnya. Tapi mereka tidak memindahkan Rohana, karena badannya yang gemuk.Pihak keluarga Rima hanya menonton saja. Mereka malu karena mantan istri Pazel datang dengan pasangan yang sangat tampan dan kaya raya.Ditambah lagi saat mertua anak saudara mereka yang tidak bisa mengendalikan diri. Muka mereka benar-benar merasa tercoreng. Bisik-bisik para tamu terdengar saling bersahutan.“Kenapa Bu Rohana sampai pingsan begitu ya, sehabis bersalaman dengan mantan istri Pazel?” tanya salah satu tamu kepada tamu lainnya.“Iy
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

mulut laki-laki memang tidak bisa di percaya

“Dok. Sudah sore. Aku balik dulu, ya?” Waktu terasa sangat cepat. Padahal dia baru saja bermain dengan Kaila.Andai saja dia tidak ada janji dengan ayahnya untuk acara makan malam dengan keluarga Efendi, tentu dia akan berlama-lama di rumah Dokter Dana untuk bermain dengan Kaila.“Baiklah. Mari, saya akan antar kamu pulang.” “Antar ke butik saja, Dok.”“Kenapa gak sampai ke rumah? Tenang saja, aku gak bakalan nginap di rumah kamu.”“Bukan begitu, Dok. Masalahnya kalau Dokter mengantarku sampai ke rumah, takutnya tetanggaku pada ribut, Dok. Tetanggaku super usil.”(Maafkan aku para tetangga. Aku gak ada maksud untuk menjelekkan kalian. Semoga kalian mau memaafkanku. Aamiin.)“Kenapa, kamu? Habis berdo’a?” Dokter Dana heran melihat Silvia menangkupkan kedua telapak tangannya ke mukanya seperti orang yang habis berdo’a.Silvia berdiri sambil cengengesan.“He, he, nggak, Dok. Eh iya, Dok. Aku berdo’a
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bertemu calon mertua.

Setelah sampai di butik Boby, Dokter Dana langsung pulang. Silvia tidak mau diantar sampai ke dalam.Boby menghampiri Silvia yang masih berdiri di depan butiknya. “Hay, Sil. Ada apa? Kok bengong? Pulang santai berdua malah bengong kayak kesambat setan. Apa lu gak berhasil bikin Pazel cemburu? Atau malah lu yang cemburu?”“Ah gak kok, Beb. Ngapain gua cemburu, yang ada dia sama keluarga dia yang cemburu. Dan mantan ibu mertua gua pingsan di tempat melihat gue jalan sama Dokter Dana.”“Aaaw! Berita ini yang gue tunggu dari tadi.” Boby berlonjak dan memeluk Silvia.“Terus, terus, gimana lagi? Cerita dong sama gue,” rengek Boby seraya mengguncang bahu Silvia.“Lu nawarin gue masuk dulu kek!”“Oo, iya. Mari, mari, Sayangku. Aku gak sabaran mau dengar ceritalu. Kita ke ruangan gue, ya.”Boby menggiring Silvia ke dalam butiknya.Begitu sampai di ruangan Boby, mereka langsung duduk di sofa berhadap-hadap
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status