Semua Bab Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir : Bab 51 - Bab 60

110 Bab

Hampir ketahuan

Di kediaman Dokter Dana*Silvia ,Dokter Dana dan Kanaya sedang duduk sambil menyusun rencana selanjutnya yang akan mereka jalankan.“Jadi apa rencana kita selanjutnya setelah Rani yakin kalau aku dan Mas sudah di ambang keretakan?” tanya Silvia kepada Dokter Dana.Bukannya dijawab Dokter Dana, pertanyaan itu malah disambut oleh Kanaya yang begitu senang karena dia berhasil meyakinkan Rani kalau Silvia dan Dokter Dana sudah di ambang kehancuran.“Rencana selanjutnya, kita akan pergi ke pesta ulang tahun Rani. Aku pergi dengan Dana, sedangkan kamu pergi sendiri. Nanti di sana akan ada yang memberikan minuman untukmu Sil. Kamu harus mengganti minuman itu tanpa sepengetahuan Rani,” terang Kania.“Jadi, aku harus menjauh dari Mas Dana dulu dong.”“Sabar, Sayang. Cuma sampai kasus ini selesai.” Dokter Dana memeluk tunangannya. Rasanya mereka akan berpisah untuk waktu yang lama. “Setelah itu kita akan selalu bersama, tidak akan ada lagi yang akan memisahkan kita,” lanjutnya.Kanaya memandan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya

bersandiwara

“Oo, jadi Kanaya tinggal di sini? Kalau begitu sekalian aku juga mengundang Kanaya. Datanglah nanti bersama Dokter Dana,” ucapnya dengan ramah.“Iya. Terima kasih atas undangannya Ran.” Kanaya pun bersikap ramah seperti halnya Rani yang ramah tapi hanya untuk menutupi kebusukannya.Kebenciannya yang memuncak sebenarnya mendorong dirinya untuk menyiramkan minuman hangat yang dibawa oleh pembantu Dokter Dana ke wajah Rani. Tapi logikanya melarang. Karena belum saatnya dia untuk membalas perempuan berhati batu itu.“Silakan diminum Rani, minumannya,” ucap Dokter Dana kepada Rani.“Iya terima kasih Dana.” Rani memaksakan senyum manisnya melihat Kanaya yang masih menempel di samping Dokter Dana.Dia meyakinkan dirinya kalau sebentar lagi Dokter Dana akan menjadi imamnya. Dan dia akan segera mendepak perempuan satu ini dari kehidupan Dokter Dana.“Puas-puaskanlah untuk berdekatan dengan calon suamiku sekarang ini. Karena nanti, kalau tugasmu sudah berakhir di sini. Tak akan aku biarkan baya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-01
Baca selengkapnya

pecal ayam

Seketika jantungnya berpacu lebih cepat. “Mau ke mana kamu?” tanya Dokter Dana yang sudah bangun dari tidurnya saat Darwin memarkir kendaraannya. Dia mengelus dadanya dan berkata, “Bos, kenapa gak bilang-bilang sih kalau sudah bangun? Bikin orang jantungan saja.”“Baru segitu saja sudah kaget. Pecal ayamnya seporsi jangan lupa tahu tempe, sambalnya sambal kacang.”“Siap Bos.” Darwin segera keluar dan masuk ke dalam tenda pecal ayam untuk membeli dua porsi pecal ayam kesukaannya yang ternyata juga kesukaan Dokter Dana.“Mbak. Pecel ayamnya dua porsi, di bungkus aja ya. Sambalnya sambal kacang.”“Siap, Mas. Ditunggu ya? Ini masih pesanan yang lain dulu.”Sambil menunggu pesanannya disiapkan dia berselancar di dunia Maya. Dia mengacak-acak sebuah aplikasi sosial media.Di sana lagi-lagi dia melihat Kanaya yang sedang berlenggak lenggok sebagai model sebuah brand.“Kamu memang cantik, Kanaya. Sepertinya aku tergila-gila padamu,” gumamnya dalam hati.Dia senyum-senyum sendiri, sampai dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-01
Baca selengkapnya

kado misterius

Sampai terlihatlah isi dari kotak tersebut. Sebuah foto anak kecil dengan seorang wanita. Ditangan kanan anak keci itu, ada sebuah tanda bekas luka bakar. Anak itu berumur sekitar dua tahun lebih kurang.“Siapa anak kecil ini? Kenapa orang itu mengirimkannya kepadaku? Dan siapa perempuan yang menggendongnya ini? Dasar aneh si pengirim paket ini.”Dan ternyata, kedua paket itu isinya sama. “Mungkin ada baiknya aku simpan foto ini dulu.”Setelah menyimpan foto itu di laci, dia pun merebahkan badannya di tempat tidur. Rasa ngantuk mulai menyerang, hingga ia tertidur pulas sampai suara azan subuh berkumandang, baru ia terbangun.Ia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan sekalian berwudu. Setelah selesai menunaikan salat subuh, dia segera mengadukan semua yang dialaminya hari ini, Kepada Allah Subhanahu wata’ala.Dia memang tidak pernah absen untuk mengadu kepada Allah. Dan terakhir dia selalu memanjatkan do’a untuk keselamatan kedua orang tuanya, baik didunia maupun di akhirat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

misteri sebuah paket yang terungkap

Wanita itu hampir sebaya dengan ibu tirinya. Tapi dia terlihat lebih cantik, dan ada kemiripan wajahnya dengan Silvia.Seperti ada kekuatan yang datang membantunya, wanita itu bisa lepas dari kedua bodyguard yang sudah terlatih dengan sangat baik itu.Setelah kedua tangannya lepas dari kedua bodyguard, wanita itu berlari memeluk Silvia.Silvia tak bergeming sedikit pun. Dia ingin melepaskan diri dari wanita itu. Tapi entah kenapa dia merasa mendapatkan pelukan hangat dari seorang ibu.Wanita itu terus menangis tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Saat itu Iyes segera menarik tangan wanita itu dan gantian dia yang memeluk Silvia dengan erat.“Lepaskan dia. Dia anakku. Tidak boleh ada orang lain yang mengaku sebagai ibunya selain aku.” Ratapan Iyes membuat Silvia yang diam tak bergeming melebarkan matanya.“Maksud Ibu?” kata-kata itu keluar dari mulutnya begitu saja. Iyes terdiam, dia menyesal telah mengucapkan kata-kata itu. Kata-kata yang mengarahkan dia untuk mengetahui ken
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya

antara bahagia dan ketakutan

Dari sana ia dapat merasakan kasih sayang yang besar dari wanita yang mengaku sebagai ibunya itu. Dia dapat melihat betapa ia terpaksa meninggalkannya demi kebaikan dirinya.Seketika tubuhnya luruh ke lantai bagai tidak bertulang. Ia tak tahu harus bagaimana. Apa ia harus mengakui orang yang sudah meninggalkannya sebagai ibunya atau mengusirnya dari kehidupannya.Ia menengadah ke atas langit-langit kamarnya, “Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Aku tidak ingin durhaka kepada orang yang telah melahirkanku, tapi aku juga kecewa dengannya, karena dia telah meninggalkanku selama bertahun-tahun.”Dia menyapu air matanya. Dia tidak tahu harus bagaimana. Dia menangis sejadi-jadinya.Tiba-tiba kepalanya di sentuh dengan belaian yang lembut. Dia mendongak, ternyata di sana sudah ada Dokter Dana. Dia memeluk erat Dokter Dana dan melepaskan tangisnya.“Tenanglah Silvia. Semua akan baik-baik saja. Kamu masih ingat apa yang aku bilang dulu kan?”Silvia terdiam, lalu Dokter Dana melanjutkan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya

acara syukuran

“Jelaskan, Bu. Apa maksudnya itu?” “S_sebenarnya Ibu sakit kanker stadium akhir. Dokter sudah menyerah. Sekarang umur Ibu tidak lama lagi, dan Ibu tidak mau menyia-nyiakannya. Ibu ingin menghabiskan sisa umur Ibu bersamamu Nak.” Tangan yang tadinya menggenggam erat tangan Silvia di lepas oleh Silvia sendiri.Tapi tak lama kemudian dia pun memeluk ibunya seraya berurai air mata. Pertemuan ini sudah membuatnya bahagia, tapi dia harus menerima kenyataan bahwa dia harus kehilangan Ibu yang baru saja mengisi sebuah tempat istimewa di hatinya.Iyes juga merasa sangat haru melihat kedua insan yang baru saja di pertemukan itu harus bersiap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. “Kalau begitu, tinggallah di sini, setidaknya sampai Bu Desi sembuh.” Iyes berharap orang tua kandung dari Silvia itu bersedia tinggal bersamanya agar dia tidak kehilangan Silvia.“Ha.... Ha.... Sampai sembuh? Itu tidak mungkin terjadi Bu Iyes. Yang aku ingin sekarang hanya menghabiskan waktuku bersama Silvia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

pesta yang penuh tipu muslihat

Semua mata tertuju padanya. Dokter Pazel kembali melanjutkan ucapannya. “ Kenapa tidak Minggu depan saja?” Semua orang tertawa mendengar Dokter Dana protes.“Satu bulan itu bukan waktu yang lama kok Dan,” terang Efendi kepada putra sulungnya.“Iya, Nak. Segala sesuatu yang terburu-buru itu tidak baik, Nak?” Ibunya juga ikut memberi pengertian.“Iya nih Kakak ngebet banget sih pingin nikah cepat-cepat,” seloroh Lily adik bungsunya yang sukses membuat Dokter Dana menjadi malu.“Hus.... Kamu ini apa-apaan sih,” ucap Ibunya sambil mencubit manja telinga anaknya itu.“Adu_duh, sakit Ibu.”“Syukurin,” ejek Dokter Dana kepada adiknya sambil tersenyum. Dia memang sangat menyayangi adiknya itu. Tapi dia juga sering menjahilinya.“week...,” cibir Lily dengan menjulurkan lidahnya. Mereka tertawa melihat kelakuan kakak adik itu.Setelah keputusan tanggal dan bulan pernikahan mereka dipastikan, keluarga besar Dokter Dana berpamitan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.Dokter Dana menemui S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-05
Baca selengkapnya

Senjata makan tuan

Silvia dapat mendengar dengan jelas semua percakapan mereka.Saat mereka pingsan Silvia bangun. “Kenapa kalian langsung memukulnya? Padahal kita belum mendapatkan rekaman pembicaraan mereka.”“Buatku keselamatanmu jauh lebih penting, Sayang.” Dokter Dana menuju ke tempat tidur dan membantu Silvia untuk berdiri.“Tapi kita sudah melangkah sejauh ini, Mas. Tinggal sedikit lagi,” ujarnya dengan lembut.“Kita masih punya kesempatan kok,” ujar Kanaya. Seketika Dokter Dana dan Silvia menoleh ke arah Kanaya.“Ya. Kalian tidak salah dengar. Kita masih punya kesempatan.” Kanaya mengambil alat perekam suara dari punggung Silvia. “Kita tidak lagi membutuhkan ini. Yang kita butuhkan adalah sebuah rekaman gambar dan suara,” lanjutnya seraya memperlihatkan sebuah benda kecil berbentuk sebuah pulpen.“Apa itu CCTV mini?” tanya Silvia.“Tepat sekali. Ini adalah CCTV mini. Kita akan pasang di ruangan ini. Mudah-mudahan saja kita bisa mendapatkan bukti kejahatannya dengan ini,” ucap Kanaya dengan peras
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya

Daging mentah

“Kurang ajar kamu Pazel! Sialan kamu! Beraninya kamu menyentuhku, Bajingan! Bahkan kau berani memukul kepalaku! Akan aku balas kamu brengsek!” Rani syok dengan apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa dia berada dalam satu selimut dengan laki-laki yang dia anggap rendahan dan sudah beristri pula. Dan yang lebih menyakitkan dia dipukul dengan keras lalu dihempaskannya.“Aduh. Maaf, saya benar-benar minta maaf. Lagian kamu juga yang salah! Kenapa kamu menggigitku! Apa kamu kira aku ini daging masak? Hah! Aku ini daging mentah! Aduh... Sakit banget. Dasar kanibal!”“Aku tidak bisa bernapas, Tolol!” Hardiknya. Rani tidak tahu harus meluapkan emosinya pakai apa lagi agar hatinya puas. Mukanya memerah karena marah. “Saya menyuruh kamu untuk menodai Silvia! Bukan menodai saya Tolol...!” sambungnya lagi. Air matanya sedikit menggenang.“Tadi bukannya kita membawa..., aduh.... Kepalaku sakit banget,” ucapnya meringis menahan sakit bekas pukulan di kepala belakangnya.Lengkap sudah penderitaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status