“Apa yang sudah kau lakukan pada istriku?” tanya Qasam dengan tenang, sorot matanya gelap ke arah Agata.“Lihat aku! Lihat kondisiku yang kacau begini, iblis itu menyerangku!” Agata menunjuk- nunjuk pelipisnya yang dialiri darah sambil menatap Qizha. Entah bagaimana bentuk kepalanya yang terlapis rambut itu, mungkin lebam parah akibat hentaman gelas.Qasam menatap qizha, penampilan istrinya benar- benar terlihat kacau. Baju berantakan, leher bajunya menurun melewati pundak, pahanya terluka dan berdarah, rambutnya dipangkas amburadul. Andai saja ia berdiri di pinggir jalan, pasti tak akan ada orang yang mengenalnya, mengira dirinya seperti orang gila.“Kau pikir aku tidak tahu kenapa Qizha menyerangmu, hm? “ Qasam mencengkeram leher baju Agata erat- erat. “Dia hanya sedang membela diri, dia melakukan perlawanan atas seranganmu.”“Tt tidak begitu.” Agata ketakutan melihat sorot tajam mata Qasam. “Aku sudah bilang jangan lagi mengganggu istriku, kenapa kau langgar?” Suara Qasa
Baca selengkapnya