Semua Bab Istri yang Kau Sia-siakan, Dilamar CEO Tampan: Bab 101 - Bab 110

194 Bab

101_ Siapa ini?

"Assalamualaikum?" Nenek dan Mutia menoleh ke pintu, nenek menjawab salam itu dengan ramah. Sementara Mutia melebarkan matanya, apakah lelaki itu tukang sihir? baru saja neneknya ingin bertemu, lelaki itu sudah nongol di pintu? "Walaikumsalam." Nenek dan Mutia membalas salam dengan serentak Bukan, bukan lelaki yang membuat tanda merah di leher Mutia itu yang mengucapkan salam, tetapi seseorang yang memakai baju jas putih dan di lehernya terdapat stetoskop. Lelaki berjas putih itu tersenyum cerah ke arah dua wanita di sana. "Selamat siang, Nenek? bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya lelaki itu dan menatap Mutia dengan senyum ramah, Mutia sendiri tidak percaya jika lelaki itu berprofesi sebagai seorang dokter. "Hm, oh ya ... ini dokter Fadil Nazib, dia adalah dokter bedah jantung yang terkenal dan dokter terhebat yang dimiliki Indonesia saat ini. Aku harap, dia bisa membantu operasi jantung nenekmu. Dia kesini akan memeriksa seberapa serius penyakit yang diderita oleh nenekmu
Baca selengkapnya

102_Apa Mas tidak apa-apa pacaran sama istri orang?

Setalah Diaz keluar dari kamar perawatan nenek, Mutia juga menyusul keluar, rupanya di depan ruang perawatan nenek, Diaz dan Fadil dengan berbincang dengan serius. "Pak Fadil, bagaimana kondisi nenek saya?" tanya Mutia yang tidak bisa menahan rasa kuatir. "Kondisi nenek kamu memang sudah benar-benar mengkuatirkan. Dalam waktu dua Minggu ini dia harus sudah dioperasi. Nanti akan aku observasi lebih dalam, kamu tidak perlu kuatir. aku sudah biasa menangani kasus seperti ini."Mutia menghela napas sedikit lega mendengar perkataan Fadil yang begitu percaya diri. Sebagai seorang dokter yang setiap hari berkecimpung menangani penyakit jantung, tentu Fadil mampu mangatasi dan mencari solusi permasalahan neneknya. "Ya, sudah ya, Bro. Aku harus bertemu dokter Idham. Beliau pasti senang sekali aku akan bertugas di sini, secara sudah berapa kali aku menolak tawarannya. demi kamu, bro. aku akan menyediakan waktu dua hari di rumah sakit ini. Soal operasi kamu jangan kuatir, yang harus kamu pik
Baca selengkapnya

103_Anda harus menceraikan salah satu istri anda.

Tommy bersemangat memasuki gedung kantor Adiguna group. Email yang dia terima dari perusahaannya ini benar-benar membuatnya bersemangat. Siska yang juga dia beritahu tentang kabar baik ini juga ikut gembira, perempuan itu bahkan mengira panggilan terhadap Tommy ke kantor Adiguna group karena Presdir perusahaan itu yang mengenal baik dirinya dan merekomendasikan perusahaan suaminya sebagai pemenang lelang tanah di luar kota tersebut. Setelah bicara dengan resepsionis, sang resepsionis langsung menghubungi sekretaris Presdir dan langsung mengantar Tommy ke tempat pertemuan. Tommy yang datang sendirian, begitu percaya diri memasuki gedung kantor perusahaan yang terkenal paling besar di kota ini. Bahkan suatu kebanggan untuk setiap perusahaan yang bisa bekerja sama dengan Adiguna grup, karena dijamin akan meraup keuntungan yang tidak main-main. Resepsionis itu berhenti di sebuah ruangan yang bertulis meeting room, wanita muda itu membukakan pintu dan mempersilahkan Tommy untuk masuk.
Baca selengkapnya

104_Benarkah dia sudah kepancing Omonganmu?

Tommy keluar kantor sudah jam lima sore, setelah mempertimbangkan segalanya, lelaki itu sudah bulat mengambil keputusan. Baginya siapa orang yang bisa menguntungkan dirinya akan lebih dia prioritaskan. Antara Mutia dan Siska, jelas Siska yang lebih menguntungkan. Selain wanita itu tengah hamil sekarang, Siska juga bisa membawa keberkahan dengan mengenal Diaz dengan dekat, seharusnya dia sudah mengambil keputusan lama, manakala Mutia meminta cerai padanya, sehingga dia tidak perlu diingatkan oleh sekretaris Adiguna grup. Ketika hendak pulang, dia mampir dulu di toko kue untuk membelikan kue untuk Siska, dulu waktu masih kuliah, Siska suka sekali kue black forest dengan toping coklat yang tebal. Bibir lelaki itu tersenyum, baru kali ini dia melakukan hal seperti ini untuk seorang perempuan. Yah, Siska sekarang adalah istri yang membawa keberuntungan untuknya, tentu saja akan diperlakukan istimewa juga. Setelah membeli kue, lelaki itu membeli seikat bunga mawar yang sangat harum, mawar
Baca selengkapnya

105_Berbalas pesan

Ketika Mutia pulang, rumah di sebuah masih sepi. apakah lelaki ini belum pulang? tetapi di rumahnya malah sudah begitu gaduh, ketika Mutia membuka pintu, tercium bau masakan yang menggugah selera. "Kamu akhirnya pulang," ujar suara ceria seseorang. "Kamu sejak kapan pulang? sepertinya sudah memasak juga, ya?" Tasya hanya tertawa, sepertinya gadis ini sedang senang sekarang. "Sana mandi dulu, hari ini aku sedang senang, makanya memasak buat kamu. Aku tadi pulang cepat, jadi kesempatan belanja ke supermarket." Mendengar perkataan Tasya, Mutia jadi ketularan semangat, dia langsung ke kamar untuk mengambil handuk dan mandi. Kamar mandi terpisah dari kamar dan hanya punya satu di dekat dapur, jadi mereka harus gantian menggunakannya. Selesai mandi, Mutia sudah tidak tahan untuk mencicipi masakan Tasya. Masakan gadis ini benar-benar enak, karena sewaktu kuliah dulu, Tasya sering sekali ikut kursus masak dan menghadiri kelas-kelas masak online. Ketika gadis itu mulai berpacaran
Baca selengkapnya

106_ Masih di rumah ayah

Diaz tersenyum lembut ketika seorang resepsionis mengantarkan tas plastik yang isinya sebuah rantang bekal yang terbuat dari plastik. Diaz memang sudah berpesan pada resepsionis dibawah, nanti kalau ada ojek online yang datang membawa makanan untuknya langsung diantar ke ruangannya. Dengan perlahan lelaki itu membuka rantang tiga susun itu, seketika harum masakan menguar di udara. Itu adalah lontong sayur, dengan lontung dan kuah gulai yang terpisah, lontongnya sudah dipotong dadu, di susunan paling bawah ada kerupuk, bawang goreng dan sambal. Tidak sabar lelaki itu langsung mencampur kuah dan lontong itu ke dalam satu wadah, menuangkan sambal dan menaburkan bawang goreng, sementara kerupuk dia camil begitu saja. Didalam rantang juga sudah disediakan sendok makan plastik, sehingga Diaz tidak perlu menyiapkan tempat makan. Rasanya, hmm ... terasa sangat enak sekali. Mungkin karena ini masakan dia, jadi enaknya jadi bisa berlipat-lipat begini. Di rumah ayahnya dia juga sudah sarapa
Baca selengkapnya

107_caddy golf

Dua hari tidak bertemu dengan sosok Diaz, membuat Mutia sedikit lega karena tidak diganggu lagi dengan lelaki itu. Tetapi sisi hatinya juga merasa ada yang kosong, sepertinya dia juga merasa kehilangan sosok itu. Tak terasa akhir pekan sudah datang, tadi malam dia mendapat telepon dari Walimar tentang kesepakatannya untuk menjadi Caddy golf di daerah puncak Bogor. Pagi-pagi subuh dia harus sudah berangkat memakai kereta api. Daripada akhir pekan menganggur, memang sebaiknya mencari cuan, lagipula Tasya juga sudah pergi dari Jumat kemarin juga ke kawasan puncak. Nanti setelah sampai dia akan menelpon mungkin saja bisa bertemu. Setelah sampai lokasi, sudah ada dua orang wanita cantik yang juga akan menjadi Caddy, mereka masih muda dan energik, mereka berdua adalah seorang mahasiswi yang juga mencari uang dengan melakukan kerja paruh waktu, berempat mereka berbincang-bincang sebelum tamu masing-masing datang. "Nanti tim yang akan main di sini berasal dari Jakarta dan Surabaya,
Baca selengkapnya

108_Kamu kenapa bisa ke sini?

"Loh, ada Mutia. Dia jadi Caddy golf? sepertinya wanitamu itu unik sekali, dia ahli dalam mengerjakan semua pekerjaan, yang dia tidak bisa hanya menjadi teman tidurmu saja," bisik lelaki di sebelah Diaz sambil tertawa tertahan. "Diam! jaga bicaramu itu!" hardik Diaz tidak tahan dengan suara sumbang lelaki di sebelahnya. Fadil hanya tertawa ngakak melihat reaksi temannya yang marah tersebut, bagaimana tidak marah, menurut Fadil, Diaz ini sudah berusaha habis-habisan tetapi belum juga melihat hasil usahanya. Tetapi dia salut juga, karena temannya ini baru sekarang begitu serius mengejar seorang perempuan walaupun itu masih istri orang. Seharusnya dia juga mulai serius menjalin hubungan dengan perempuan mengingat usianya sudah kepala tiga. Ah, seandainya perempuan itu ketemu lagi, pasti dia akan mengejarnya seperti Diaz mengejar Mutia. "Baiklah, Pak Diaz! hari sudah menjelang siang, bagaimana kita langsung main?" ujar pak Sumargo dengan semangat, apalagi melihat keempat Caddy yang sa
Baca selengkapnya

109_Permainan golf

Diaz memilih stik dengan teliti, lelaki itu bahkan mengelap setiap stik yang dipegangnya dengan tissue, Mutia yang sangat awam dengan permainan golf jadi gatal untuk bertanya. "Jadi stik sebanyak ini ternyata semua untuk dipakai oleh mas Diaz sendiri?" tanya wanita itu sambil menghitung semua stik yang ada di dalam tas golf "Iya." "Lah, bolanya kan satu, kenapa harus dipukul sama stik sebanyak ini?" Biasanya Diaz akan sebal jika ada orang bego yang banyak tanya-tanya begini, tetapi entah kenapa setiap perkataan yang keluar dari mulut Mutia, biarpun itu makian tidak membuatnya bosan, apalagi sebal. "Seorang pemain golf itu, biasanya membawa berbagai macam stik golf atau disebut sebagai klub golf, yang memiliki fungsi berbeda-beda. Pemain golf biasanya membawa sekitar 14 klub yang terdiri dari driver, fairway wood, iron, wedge, dan putter. Selain itu, dibutuhkan bola golf, tee, dan tas golf untuk membawa peralatan." "Oh?" Biarpun Mutia tidak paham dengan apa yang dikata
Baca selengkapnya

110_Saya mau main sama dia

"Pak Diaz, sekarang giliran anda," instruksi petugas lapangan itu. "Oh, oke!" Ketika Diaz sudah berancang-ancang memukul bola pertamanya, rombongan Sumargo sudah tiba lagi di teeing ground. Wajah sumringah lelaki itu benar-benar membuat semua pemain jatuh mentalnya, walaupun sudah berumur ternyata Sumargo benar-benar masih ahli. Postur tinggi Diaz yang memakai celana training hitam merk Adidas dan kaos abu-abu sangat terlihat begitu keren, topi golf yang dikenakannya juga bukan merek sembarangan, membuat penampilan lelaki itu terlihat mahal dari segala sisi. "Pak Sumargo, tadi itu pukulan yang sangat bagus sekali," puji Diaz dengan tulus pada kliennya ini. "Terimakasih, pak Diaz. saya juga tidak sabar melihat anda beraksi," ujar Sumargo dengan senyuman yang begitu lebar. "Jika saya bisa mengalahkan anda kali ini, saya ijin hanya main satu ronde saja. Saya cukup lelah akhir-akhir ini," kata Diaz sambil mengelap stiknya. "Oh, silahkan, tidak masalah!" Semua orang yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status