Home / CEO / Terjerat Cinta Palsu CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjerat Cinta Palsu CEO: Chapter 11 - Chapter 20

61 Chapters

Bab 11

Dering ponsel begitu nyaring terdengar tak sabar hingga membuyarkan tidur panjang Louisa setelah semalaman bercinta. Dengan mata terpejam dan kerutan alis yang dalam, tangan kanannya meraba-raba mencari di mana benda sialan itu berada. Merutuk dalam hati mengapa di saat tenaganya belum benar-benar pulih harus ada panggilan mendesak yang mungkin tidaklah penting. Dia memicingkan mata begitu berhasil meraih ponsel yang berada di bawah pantat, mengamati nama Cory lalu menjawab panggilan itu dan berseru,"Apa kau tidak punya hati, huh!" Louisa menekan loudspeaker melempar begitu saja ponsel di samping hendak melanjutkan tidur. Bahkan nyawanya saja masih melayang-layang di alam mimpi sekadar mengulang betapa hebat percintaannya bersama Dean. Andai tidak ditelepon Cory, ingin sekali Louisa terlelap sampai nanti siang atau berlama-lama di atas kasur
Read more

Bab 12

Mungkin sebutan mantan terindah patut disematkan untuk Troy. Setidaknya begitu yang dipikirkan Louisa menanggapi kelakuan Dean benar-benar di luar batas. Tidak! Louisa menggeleng pelan, dua manusia itu memiliki karakter jauh berbeda walau pada dasarnya mereka sama-sama bajingan. Namun, artian teman kencan dalam otak Louisa sangat berbeda dengan si tukang perintah itu. Setelah dia berusaha memahami Dean hingga terlibat dalam pergumulan penuh gairah semalam, nyatanya ada sisi lain yang bermunculan. Memunculkan gelombang emosi lagi dan lagi. Dan tentu saja Louisa harus melawan selama dia berada di jalur yang benar. Apakah itu salah? Selain itu, bagaimana bisa perempuan-perempuan bertekuk lutut menuruti keinginan bajingan tampan itu? Apa karena dia bisa mengantarkan nafsu mereka ke puncak kenikmatan atau ...Dia suka ikat-mengikat?
Read more

Bab 13

Suara ketukan sepatu bertumbukan dengan lantai marmer terdengar makin mendekat tuk memecah keheningan. Berbarengan semerbak aroma daging panggang begitu menggugah selera datang setelah hidangan pembuka disajikan. Seorang lelaki berkumis dan mengenakan kemeja abu-abu yang ditutup rompi hitam tanpa lengan, menaruh piring saji di atas meja heksagonal bercat hitam metalik. Bola matanya mencerling sebentar ke arah Louisa yang tengah duduk tegak mengamati Dean sembari melempar tarikan tipis di bibir berpulas lipstik merah. Lantas, menjelaskan hidangan yang dipesan sejoli itu terdiri dari potongan daging ribeye disiram date purée--semacam saus kurma manis tinggi serat, dihias brokoli panggang renyah nan empuk, dan taburan kacang macadamia. Kombinasi epik ketika disanding dengan segelas wine Flowers Sonoma menyegarkan saat melintasi kerongkongan.Me
Read more

Bab 14

Audi hitam mengilap nan tampak mewah itu membawa Dean dan Louisa di area gedung observatori Griffith. Bangunan berkubah gelap tersebut terlihat gagah di lereng selatan gunung Hollywood, dinding-dindingnya bercat putih dan disorot lampu kuning dari bawah untuk kesan dramatis. Di halaman gedung yang sangat luas ditumbuhi rerumputan hijau ada sebuah monumen memanjang juga teater Yunani. Biasanya ada pertunjukan, namun malam ini ditiadakan demi event lain yang lebih menarik. Dari sini mereka juga bisa melihat papan bertuliskan Hollywood sebagai ikon kota yang tidak boleh dilewatkan. Walau memakan waktu sekitar lima belas menit menggunakan roda empat, butuh usaha lagi agar bisa sampai ke puncak, sementara Dean melihat Louisa mengenakan boots berhak tinggi yang tidak memungkinkan gadis itu untuk berjalan lebih jauh. Untung saja tempat ini memiliki fasilitas 
Read more

Bab 15

Tangan kanannya sibuk memulas cat minyak di sebuah canvas yang sudah diberi dasar warna cokelat, menindih satu-persatu garis abstrak mulai dari walnut sebagai polesan di bagian pipi, telinga, hingga leher. Dilanjut hitam di bagian rambut yang menjuntai panjang menutupi bantal, sampai gradasi coffee di bagian tulang hidung, dahi, dan sedikit di area kelopak mata. Kemudian warna abu-abu untuk mengisi sisa ruang di atas warna gelap tersebut sehingga terlihat ekspresi seorang perempuan tengah terlelap dengan bibir sensual disinari cahaya rembulan dari sisi kiri. Dean berhenti sejenak, mengamati sebentar lukisan setengah jadi di ruang pribadinya lalu mengulum senyum tipis.Mengabadikan wanita yang menghabiskan malam-malam bersamanya dalam sebuah canvas adalah hal yang tidak banyak publik tahu. Bagi lelaki itu, menggambar pose mereka sedang dibuai alam mimpi, mengenak
Read more

Bab 16

Sebenarnya Louisa tidak paham apa yang ditakutkan Dean terhadap sosok perempuan manis berkulit pucat di depannya ini. Seraya menyendok es krim vanila dalam mangkuk kecil, dia mengamati Christine sedang membuka bungkus makanan bertuliskan biskuit khusus balita. Amat sangat jelas bahwa tidak ada karakter nenek sihir yang pantas disematkan seperti ucapan Dean. Namun, aura mahal seperti seorang woman boss langsung terasa saat Christine melangkah masuk dan menyapa sang adik. Di sisi lain, Louisa sempat terperangah kaget pertama kali menjumpai Christine. Bagaimana tidak, wajahnya sungguh jauh berbeda dengan Dean kecuali rambut tembaga yang menjuntai hingga bahu. Selain itu, Louisa mengenal nama Christine Norris karena tahu bahwa dia adalah  sebagai salah satu produser ternama dalam layar lebar bertajuk The Perfect Bride Wars yang pernah d
Read more

Bab 17

Pintu apartemen bercat biru laut terbuka memunculkan wajah lesu Louisa seraya melepas boots dan menaruhnya di rak sepatu. Air muka yang tadinya bersemangat menerima ajakan untuk ikut casting berubah masam jikalau mengingat ucapan Dean yang menusuk-nusuk hati. Pria bermulut pedas yang selalu tidak mau kalah opini itu benar-benar berhasil membakar emosi Louisa. Ingin sekali dia melempar lelaki itu ke laut andai bisa, agar Dean mengerti kalau ada manusia di dunia ini pasti memiliki perasaan murni untuk saling mencintai tanpa pamrih maupun syarat. Memang kenapa dengan skrip yang akan ditampilkan Christine? Toh itu tidak menyinggung kehidupan pribadi Dean kan? Kenapa pula dia yang kebakaran jenggot?Dasar sinting!Mengenakan sandal putih, Louisa memaksakan kakinya untuk bergerak ke arah pantry&
Read more

Bab 18

"Gunakan topeng ini lalu berjalan pelan-palan memasuki ruangan. Anggaplah kau sedang menghadiri pesta mewah, Lou. Pancarkan ekspresi memukau ketika kau bertemu lawan mainmu," jelas seorang lelaki berambut keriting dengan hidung besar nan bengkok persis karakter kartun. Penampilannya persis seperti Cory hanya saja bentuk tubuhnya sedikit lebih pendek sehingga harus menggunakan wedges mencolok. Dia sibuk memberikan arahan untuk apa yang harus dilakukan Louisa dan pasangannya nanti. Louisa melenggut paham dan bersiap untuk pengambilan video iklan parfum Ellie edisi musim semi. Parfum bertemakan aroma floral yang dikemas dalam wadah kaca baby pink melengkung di kedua sisi berhias ukiran vintage sehingga  tampak elegan di kaca display. Dia sempat mencoba sedikit aromanya sebelum ganti kostum karena diminta mengulas oleh pihak ma
Read more

Bab 19

Louisa bersedekap, membentangkan jarak agar tidak terperosok ke dalam pesona yang sedang dipancarkan Dean saat melontarkan rayuan maut. Saat ini daya pikat Dean bagai magnet berkekuatan super besar yang bisa menyeret perempuan mana saja untuk terjebak dalam pusaran hingga tak bisa keluar. Berulang kali dia mengalihkan pandangan ke arah jalanan yang dipenuhi kendaraan lalu lalang, padat merayap diiringi suara klakson memekakkan telinga. Tatapan intim penuh rasa posesif Dean seakan-akan mempengaruhi akal sehat jika Louisa terlalu lama fokus ke iris biru samudranya. Sial! rutuk gadis itu dalam hati ingin kabur tapi sanubarinya menyuruh untuk tetap diam selagi mendengar kalimat demi kalimat keluar dari bibir kemerahan yang dihias kumis tipis dan janggut.Damn! umpat Louisa dalam hati. Bagian itu adalah favorit Louisa selain bulu-bulu halus di bawah pusar Dean. Gila meman
Read more

Bab 20

Kalau Hollywood sebagai pusat industri hiburan di dunia, maka Milan bisa dikatakan sebagai pusat mode di Eropa. Setiap sudut kota terbesar kedua di Italia ini dipenuhi orang-orang dari berbagai penjuru dunia bergaya modis yang memamerkan barang-barang branded ternama. Tas, sepatu hak tinggi, aksesoris, bahkan parfum seperti menaikkan performa si pemakai, menyuguhkan rasa percaya diri untuk menarik perhatian satu sama lain. Belum lagi bangunan-bangunan pencakar langit menghiasi Milan seolah-olah tidak ingin kalah populer dengan katedral bersejarah yang menjadi ikon kota selama berpuluh-puluh tahun.Begitu menapaki kota mode, rasanya Louisa dibawa masuk ke dalam dua dimensi sekaligus. Menyelami era masa kini dan renaissance--kejayaan bangsa Yunani Romawi--di mana katedral dan kastel masih berdiri kokoh dan megah. Kebanyakan arsitektur bangunan tersebut didedikasikan kepada si jenius Leonardo Da Vinci atas mahakarya yang mendunia. Salah satunya Leonardo3 tempat terkemuka sejak abad ke-19
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status