Home / Pernikahan / Hamil Untuk Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Hamil Untuk Suamiku : Chapter 41 - Chapter 50

101 Chapters

41. Si Pembuat Onar

“Pram, Kamu ingat namanya Riti, kan?” tanya Listi. “Apa kamu mengenalnya?” Pram balik bertanya.“Tidak! ... Kalau tidak salah aku pernah melihatnya di Wisuda Sarjana Universitas Ilmuda Jaya!”“Wah, dia lulusan universitas itu?”“Hmm, bisa jadi!” Listi berkata sambil mengangkat kedua bahu, ia menuliskan sesuatu digrup percakapan keluarga.Dari percakapan antara Riti dan Marhen yang mereka dengar tadi, membuat Listi dan Pram mengambil kesimpulan sesuai perkiraan mereka sendiri-sendiri.Listi tahu satu informasi tentang proyek Tama yang bermasalah, dengan kontraktornya. Oleh karena itu ia bisa menyimpulkan jika yang dibicarakan antara ayah dan anak itu adalah Tama. “Ini berita yang menarik, bukan?” tanya Listi sambil tersenyum tipis.“Apa kamu sudah mengabarkan informasi pernikahan Tama?” sahut Pram.“Ya!” kata Listi terus menulis berita tentang Tama pada ponselnya.Kabar pernikahan Tama yang sembrono ini, akan semakin memperkuat opini semua orang tentang kejelekan perangai dan wajahn
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

42. Di Mana Kamu Tama?

“Kamu pikir, dia tidak akan datang ke acaraku lagi dan membuat onar? Apalagi sekarang dia sudah menikah ... aku yakin dia akan menunjukkannya!” “Apa maksudmu?” “Kamu ingat, waktu pertama dia muncul saat aku ulang tahun? Lalu, dia bilang sudah menguasai lima perusahaan juga, saat aku ulang tahun? Bahkan, dia membeli semua saham Haruna, saat aku ulang tahun! Lalu, rencananya tahun ini, mungkin dia juga akan datang dengan istrinya saat aku ulang tahun!” “Oh, jadi benar dia sudah menikah?” tanya Neli penasaran. “Ya, dan dia menikah diam-diam, mungkin dia akan datang saat ulang tahunku dengan membawa istrinya yang sedang hamil!” “Bukankah itu bagus?” “Neli ...! Apa kamu lupa apa yang dia inginkan kalau berhasil melakukan tantangan dariku?” Neli diam sejenak, setelah itu ia berteriak. “Oh ya, Tuhan! Aku lupa! Jangan Rodi! Jangan berikan tanah itu!” katanya, sambil mengusap wajahnya karena teringat perjanjian Rodi dan Tama tentang warisannya. Bagaimana mereka akan memberikan hadiah b
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

43. Mengecoh Lawan

“Ya, kamu memang cerdas, Tama!” kata JasinTama masih ingat—di pesta ulang tahun Rodi malam itu—bagaimana Delizah memberontak dan berhasil melarikan diri, dari cengkeraman pengawal Brawijaya. Walaupun, ia ditodong dengan pisau, tapi Delizah justru berhasil menggunakan pisau itu, untuk melawan mereka.Sementara Tama dicekal oleh empat orang berbadan kekar lainnya. Kalau hanya melawan satu atau dua orang, Tama bisa mengatasinya sendirian, tapi melawan empat sampai enam orang sekaligus ia masih membutuhkan bantuan. Sementara ia tidak membawa pengawal karena tidak mengira akan diperlakukan demikian.Karena pergulatan sengit itulah, Delizah mendapatkan luka di wajahnya. Ia lalu kembali ke sisi Tama untuk membelanya, meski dengan wajah yang berlumuran darah. Ia melarang anaknya mengembalikan saham Haruna dengan cuma-cuma, kepada mantan mertua.Tidak ada orang yang menyangka akan kekuatan wanita yang terlihat tua itu, saat melawan pengawal. Kekuatannya muncul dan amarahnya meningkat begi
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

44. Menunggu Jawaban

“Aku hanya ingin memastikan sesuatu, agar dia tidak macam-macam dengan Riti!” kata Tama sambil membuka pintu mobil. “Bagaimana dengan dirimu sendiri?” tanya Jasin. Tama tidak menjawabnya dan berlalu begitu saja. Ia berjalan dengan tenang memasuki pintu yang sudah terbuka, untuk menemui pemilik rumah. Para penjaga mempersilakannya masuk, setelah Tama mengenalkan diri sebagai anggota keluarga. Ia langsung duduk di kursi tamu, bersikap seolah-olah dialah pemiliknya. Walaupun, ia tidak pernah tinggal di sana, tapi rumah itu tempat tinggal ayahnya juga. “Ada urusan apa kamu ke mari?” tanya wanita paruh baya, dengan baju tidur yang masih melekat di tubuhnya. Ia biasa dipanggil Wisa. Sehari yang lalu, ia baru saja pulang dari luar negeri karena urusan bisnis, untuk mempersiapkan hari ulang tahun Rodi. Antara percaya dan tidak, ketika ia melihat Tama duduk dengan santai di ruang tamunya. Para pelayan sengaja membangunkan tidurnya karena Tama yang memaksa. Akhirnya setelah beberapa lama,
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

45. Dugaan Neli

“Nenek!” seru Tama.Meskipun tidak suka, ia tetap bersikap hormat dan kembali duduk di kursinya semula.Wanita tua itu pun duduk dan langsung menyimpan tas mewahnya di atas meja. Lalu, meminta Tama melihat sebuah CD yang terlihat usang.“Apa itu?” Tama bertanya tanpa menyentuh benda yang ada di hadapannya, sambil bersandar dan melipat kedua tangannya di depan dada. Sebenarnya ia enggan.“Apa kamu tidak ingin tahu bagaimana kematian ayahmu? Dalam CD itu ada rekamanya!” kata Neli, ia sengaja menemui Tama dan sudah mencarinya dari semalam. Kebetulan ia melihatnya datang di restoran yang sama, untuk makan. Jadi, ia menunggu cucunya itu sampai selesai. Ia akan mencari dukungan dan berharap Tama berada dipihaknya.“Untuk apa?” Tama balik bertanya.“Aku merasa ada yang mencurigakan waktu terjadi kecelakaan itu, untungnya ada cctv di sana!” kata Neli mencoba meyakinkan Tama sebab selama ini tidak ada yang percaya, termasuk Rodi—suaminya.Tama memalingkan muka, dari pandangan wanita yan
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

46. Bertemu Rodi

“Ya, aku ingin tenang dan benci melihat orang yang berbuat jahat pada anakku bebas berkeliaran!”Neli pergi setelah itu, sementara Tama menyerahkan CD lama itu kepada Jasin untuk menyelidikinya. Sementara ia akan akan menemui Riti karena merindukannya. Ia akan memberi kejutan dengan menjemput istrinya itu saat jam kerja usai.Namun, sebelum sampai di Haruna Jaya, Tama diikuti oleh dua mobil van hitam di tengah jalan. Iring-iringan dua mobil itu mulai terlihat setelah ia keluar dari restoran. Lalu, saat melintasi jalanan yang agak sepi, dua mobil itu mengapit laju kendaraannya di depan dan belakang dan menghentikannya secara paksa.“Keluar!” kata seseorang, sambil mengetuk kaca jendela, setelah mobil Tama berhenti.Tama tidak menuruti mereka sebab ia tidak tahu apa yang diinginkan oleh orang-orang itu. Namun, tak lama kemudian, tampak Rodi keluar dari salah satu mobil dan memerintahkannya untuk ikut bersamanya.Setelah mengetahui kalau yang melakukan perbuatan itu kakeknya, Tama
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

47. Di Kamarnya Sendiri

Sesampainya di rumah, Tama langsung masuk ke kamar dan Riti sudah tertidur, dengan posisi miring ke samping. Ia merapikan selimut dan berbaring. Lalu, Tama memeluknya dari belakang dengan gerakan yang halus. Kemudian mencium pipinya dengan lembut agar Riti tidak terbangun. Walaupun, hati ingin sekali bercumbu, tapi ia tidak tega mengganggu.Sima mengatakan padanya tentang sikap Riti selama dirinya pergi, bahkan, gadis itu jadi tidak nafsu makan. Ia pikir mungkin Tama tidak peduli.Riti tidur sangat nyenyak, hingga ia tidak terusik. Tama melihatnya menghela nafas panjang beberapa kali karena bermimpi.“Apa kamu memimpikan aku?” Tama berbisik di telinganya, membuat gadis itu kembali menghela nafas beratnya lagi.“Aku tahu, kamu pasti memimpikan aku ...!” Tama berkata sambil menahan diri sekuat hati.Tiba-tiba Riti beralih posisi menghadapnya, dan meringkuk dalam pelukannya. Posisi ini membuat Tama tidak tahan, hingga ia memilih untuk meninggalkannya dan menenangkan diri. Kemudian
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

48. Berita Buruk

Q“Oh! Jadi, menurutmu, aku yang butuh Ibu, begitu?” kata Listi sambil berbalik badan dan melotot pada wanita yang menjadi ibunya itu.“Ya! Kamu harus mengakui hal itu walau kamu tidak suka! Harusnya kamu bersyukur memiliki nama belakang Brawijaya, daripada, nama laki-laki yang menjadi ayah biologismu!”“Sebenarnya tidak penting nama belakang itu bagiku, Bu! Karena kalian semua brengsek!” Listi berteriak sambil berlari ke kamarnya, mengunci pintu dan menangis puasa.Ia terlalu kecewa, menurutnya kedua orang tuanya terlalu berani melakukan sebuah perbuatan terlarang atas nama cinta, padahal, mereka tidak bisa menjamin keberlangsungan hidupnya sebagai anak. Lalu, atas nama cinta pada anak pula sang ibu berani mempengaruhi sebuah keluarga besar.“Apa maksud kamu, Listi?” tanya Wisa sambil mengetuk pintu kamar anaknya. Akan tetapi, tidak ada jawaban dari dalam selain suara tangisan yang terdengar dari luar.Antara dua wanita—ibu dan anak itu, tidak pernah akur sejak setahun yang lalu.
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

49. Saudara Yang Tega

“Apa kamu tahu siapa orangnya?” tanya Wisa sambil mendorong Listi, hingga mereka duduk di sisi tempat tidur secara berdampingan. “Aku tidak kenal dengan gadis itu tapi aku tahu siapa Ayahnya!” Lalu, Listi ceritakan kepada ibunya tentang, apa yang dilihat dan didengarnya, di halaman parkir perusahaan Haruna, ketika ia hendak bertemu temannya seberapa hari yang lalu. Menurutnya gadis itu, terlalu manis dan seksi, hingga tidak cocok menjadi seorang pendaki bagi pria yang jelek seperti Tama. Namun, apa yang didengar oleh Listi justru lebih mengejutkan lagi. Ia menyimpulkan bahwa, ternyata gadis itu dipaksa menikah. Dikarenakan hutang yang dimiliki ayahnya pada Tama. Selama ini Tama selalu berbuat sangat buruk kepadanya. Bahkan, sang istri tetap diharuskan bekerja walaupun suaminya kaya raya. “Baiklah, kalau memang semua cerita kamu benar, biarkan saja apa yang sudah kamu posting sebelumnya tapi jangan buat lagi cerita baru!” kata Wisa setelah anaknya selesai bercerita tentang apa yang
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

50. Kabar Menyakitkan

“Betapa memuakkannya keluarga itu dalam urusan materi!” gumam Tama seorang diri.“Setiap orang punya pandangan sendiri-sendiri tentang harta, Tama!” sahut Jasin.“Mereka tidak pernah hidup susah dari lahir!” ucap Tama. Setelah itu ia meminta Jasin untuk mengantarkannya ke rumah sakit tempat Tina di rawat. Tama ingin melihat bagaimana sebenar keadaannya.Jasin mengantarkan Tama sampai di kamar perawatan Tina, yang selalu dikunjungi Riti setiap hari. Kemudian ia meninggalkan Tama di sana. Ia hanya menunggu di dekat pintu, hingga bisa melihat apa pun yang terjadi di dalamnya.“Siapa kamu? Apa kita pernah mengenal sebelumnya?” tanya Tina heran, saat melihat pria yang diam dan berdiri di sisi ranjang.“Aku Pratama, aku baru kenal dengan Riti Valina, apa dia anakmu?”Jasin mendengar pembicaraan itu, dan ia hampir saja tertawa, karena cara Tama memperkenalkan dirinya sangat tidak biasa.“Ya! Tapi, Riti tidak pernah bilang kalau dia punya temen baru, apa dia teman kuliahmu?” Tina berkata sa
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status