All Chapters of Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam: Chapter 71 - Chapter 80

136 Chapters

Bab 70 | Menghabisi Lodewijk

 Bersyukur karena pengaruh minum obat, saat ini Agnes tertidur begitu lelap. Dengan posisi menyamping, Brice membelai wajah Agnes begitu lembut, “Kapan kamu membuka hatimu untukku?”Gerakan Brice membuat Agnes sedikit menggerakkan tubuhnya, Brice kembali mengusap lembut lengan wanitanya itu.“Aku tidak akan lama,” Brice mengecup puncak kepala Agnes lalu berdiri dari rebahannya, mengatur posisi Agnes lebih nyaman.Ia berjalan menuju walk in closet miliknya, mengambil kaos polos berwarna hitam, celana jeans berwarna hitam, dan jaket kulit yang juga berwarna hitam. Tidak lupa ia mengambil masker kain miliknya yang tentu saja berwarna hitam. Yang terakhir ia mengenakan topi berwarna hitam polos.Setelah itu, ia membuka salah satu bilik lemari dan menyingkap pakaian yang tergantung. Lalu meletakkan telapak tangannya di dinding lemari tersebut. Di mana dinding lemari itu terbagi menjadi dua.Brice segera menu
Read more

Bab 71 | Brice Jahat

Di kamar tidur dengan cahaya redup menenangkan, Agnes membuka matanya perlahan. Dengan sedikit usaha ia membuka lebar matanya saat tidak merasakan kehadiran Brice. “Uhm, apa dia di kamar mandi lagi?”Sudah menjadi kebiasaan dia akan terbangun di tengah malam jika sedang mentruasi untuk mengganti pembalutnya. Dan sekarang bukan hanya ingin mengganti pembalut, ia memegang perutnya karena ingin buang air kecil.Lima menit dia menunggu, Brice tidak kunjung keluar. “Ah, apa dia masih lama?”Agnes berusaha bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur sambil memegang perutnya. “Apa aku di kamar mandi luar saja ya?” gumamnya pelan lalu turun dari tempat tidur. Menyalakan lampu meja miliknya.Namun begitu ia membuka pintu, ruangan yang begitu luas dan sepi membuatnya mengurungkan niatnya itu. Agnes kembali menutup pintu kamar dan matanya tertuju ke arah pintu kamar mandi.“Huft, apa aku ketuk saja?” Agnes akhi
Read more

Bab 72 | The One

“Karena…” Agnes menggantung ucapannya, dia pun sendiri bingung kenapa dia tidak bisa tidur jika pria itu tidak ada di sampingnya. Tapi, lagi-lagi karena gengsi, dia tidak ingin mengakuinya, “Yah… Karena tidak bisa saja.” Kilahnya sembari membuang tatapannya ke arah lain.Brice tersenyum mendengar jawaban Agnes, “Masih sakit?” tanya pria itu dengan nada yang begitu pelan.“Uhm,” Agnes berpikir. Dan entah apa yang dia pikirkan saat ini, “tunggu…” dia memegang perutnya. Sudah baikan, tapi masih ada sedikit rasa sakit.“Tidak sakit-” Agnes berhenti tiba-tiba mengingat sesuatu. “uhm, kalau aku bilang tidak sakit lagi, artinya…?” pikirannya tiba-tiba dipenuhi moment saat bagaimana Brice benar-benar memanjakan dirinya.“Ada apa sayang?”Agnes selalu saja di buat salah tingkah dengan kata sayang yang Brice lontarkan begitu sa
Read more

Bab 73 | (21+) Kamu Sudah Membangunkan Sesuatu

“Aku… Akan mencoba, Brice.” Ucapnya pelan, meninggalkan kekerasan hatinya seperti biasa. Brice benar-benar berhasil meluluh lantakkan apa yang dia jaga selama ini, yaitu pendiriannya. Brice terdiam, mencoba mencerna apa yang ingin disampaikan oleh wanitanya ini, “Mencoba?” tanyanya dengan lembut sambil membelai wajah Agnes, menepikan anak rambut yang menutupi kecantikan Agnes. Agnes bergumam pelan, “Hmm… Aku akan mencoba membuang egoku, tapi dengan satu syarat!” Wanita cantik itu memicingkan matanya, “Jangan pernah membohongiku, apapun itu!” Napas Brice seolah berhenti mendengar syarat dari Agnes, dimana syarat itu adalah sesuatu yang ia lakukan saat ini. Dia sudah membuat kebohongan besar kepada istrinya. Pria itu berusaha tenang, dan memberikan senyuman terbaiknya, ia memeluk tubuh Agnes, erat. “Terima kasih, sayang. Dan tentu saja. Aku tidak akan mengkhianatimu. Jadi, jangan pernah berpikir untuk pergi dariku. Hmm?” Agnes tersenyum
Read more

Bab 74 | Waterproof

Cup!Brice mengecup kening Agnes dengan penuh cinta, “Tidur, hmm?” kata yang bernada sebuah peringatan untuk Agnes.Agnes terdiam, tertegun, menatap lurus keindahan bola mata berwarna biru safir itu, pria itu kembali mendekatkan wajahnya dan menciumi bibirnya dengan begitu lembut, kemudian Brice bergumam pelan, “Aku tidak mau kamu sakit, sayang.”Seandainya tidak mengingat istrinya itu sedang sakit, mungkin dia akan benar-benar melahap istrinya saat ini juga. Apalagi mengingat bagaimana siang tadi Agnes memberikan service luar biasa untuknya sampai ia mendapatkan puncak kenikmatan.Dia tidak ingin membuat Agnes kelelahan karena nafsunya yang tengah membara..Agnes tersenyum lembut dan masuk ke dalam pelukan Brice.“Hah… Dia benar-benar mengubahku,” batin Brice, karena selama ia mengenal wanita, ia tidak pernah peduli dengan perasaan pasangan one night stand nya. Atau wanita yang hanya ia temui untuk sekedar pelampiasan nafsunya.Tidak lama, Agnes benar-benar terlelap di dalam dekapan
Read more

Bab 75 | Satu Per Satu

Setelah selesai sarapan.“Kamu membawaku kemana Brice?” Agnes kebingungan saat tangannya di tarik dengan lembut oleh Brice.Mereka berdua memasuki lift, “Brice?” tanya Agnes lagi dengan nada yang begitu, manja? Ah entahlah. Sejak kapan dia bersikap seperti ini di depan Tuan Perayu.Brice terkekeh dan melingkarkan tangannya di pinggang Agnes, “Wait sweety.” Ucapnya dengan nada begitu rendah, memberikan satu kecupan di puncak kepala istrinya.Usai membaca pesan dari Gamma tadi, Brice berusaha tenang dan menyuruh Gamma untuk menyiapkan pengawal untuk Agnes, dan hal yang lebih penting adalah dia tidak boleh lupa dengan hadiah kecil yang harus ia berikan kepada Agnes pagi ini.Ting! Pintu lift terbuka, Agnes terperangah melihat deretan mobil mewah di depannya.“Brice ini? Aku tidak tahu ada basement di sini.” Gumam Agnes.Brice mengusap lengan Agnes yang berada di dalam pelukannya, "Satu per satu sayang..."Gumam Brice dalam hati, menatap Agnes penuh arti.Agnes menoleh ke arah Brice karen
Read more

Bab 76 | Harold Grup

“Tidak ada perusahaan IT yang cukup selain Edelberto di negara ini.” Brice menghela nafas, dan menjawab , “Ada….” Agnes mengernyitkan keningnya. Sedangkan security dan asistent Shawn juga sudah berada di tempat, “Sialan! Aku akan menuntutmu karena berani memukuli ku! CEO dari Edelberto IT!” seru Shawn dengan wajah memerah karena malu dan marah sudah di hajar telak di muka umum, bahkan ia terhuyung, terjerembab di lantai. Agnes terkejut, bukan ini yang ia inginkan. “Tuan Shawn, mari kita bicarakan baik-baik.” Ucap Agnes. Shawn tersenyum smirk, “Tidak, aku akan membawa masalah ini ke ranah hukum!”tukasnya dengan angkuh. Lalu melihat ke arah security yang ada di sampingnya, “Bawa dia!” “Tu…tunggu…” Agnes berseru keteakutan, namun Brice menahan istrinya dengan merangkul pinggang Agnes dan tersenyum lembut. “Everything is ok!” Tepat saat para satpam ingin menyentuh Brice, “Berani kalian menyentuh atasan saya, video ini akan saya kirim ke kantor polisi.” Agnes menoleh, terlihat Orlin
Read more

Bab 77 | Mr. Harold

“Terimakasih, aku berharap pertemuan berikutnya bisa bertemu dengan Mr. Harold.” Ucap Agnes sambil menjabat tangan Serry.Serry tersenyum hangat, “Tentu saja, Bu Agnes. Beliau pasti akan sangat senang bertemu dengan Anda.”“Terima kasih, Serry.”“Sama-sama Bu Agnes.”Agnes menoleh ke arah Frida, “Frid, kamu bicarakan dengan Serry apa saja yang diperlukan.”“Baik Bu.” Jawab Frida dengan senyuman merekah. Bagaimana tidak, mereka baru saja berhasil tanda tangan kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan raksasa di dalam bidang IT.Usai semuanya, Brice berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Agnes, “Ayo sweety.”Agnes mengangguk. Dan berdiri dari duduknya. “Brice, kita makan siang di atas saja ya? Di kamar yang biasa kamu tempati.”Brice tersenyum, “Hem, dengan senang hati sayang.”Mereka memasuki lift dan naik ke lantai kamar khusus milik Brice. Begitu tiba di dalam ruangan, Agnes yang sedari tadi menahan diri langsung menarik Brice untuk duduk.“Apa kamu mengenal Mr. Harold? Bagai
Read more

Bab 78 | Aku Akan Membunuhmu Sialan

“Apa dia melihatku?” gumam Epsilon cukup terkejut.“Hah! Tidak mungkin, jarak antara di sini dan ruangannya sangat jauh. Bahkan mungkin dia tidak bisa melihatku saat ini!”“Pasti hanya kebetulan…!” Epsilon melihat keadaan sekitar dengan tatapan tajam dan menyelidik, tapi tidak ada yang mencurigakan.“Eps?” suara Zeta membuat Epsilon kembali fokus.“Hem, ada apa?”“Apa kau melihat wanita yang tadi masuk?”“Ya, tapi sekarang aku tidak memiliki celah untuk melihat ke dalam. Dan aku merasa…”“Merasa apa?”“Perasaanku saja,”“Are you sure?”“Iya.”Lama, Zeta tidak membalas ucapan Epsilon. “Ingat pesan Mr.B, jangan pernah menyangkal dengan apa yang kau rasakan!”“…” Epsilon menghela napas. Benar yang di katakan Zeta, Bos mereka selalu mengandalkan feelingnya dalam bekerja.“Sorry, biar aku selidiki baik-baik, setelah itu akan aku katakan.”“Hmm, baiklah.” Lalu terdengar handel pintu terbuka. Zeta yang saat ini tengah menyamar sebagai sekretaris dari Altaf. Zeta segera menghentikan percakapa
Read more

Bab 79 | Konsekuensi

---Epsilon yang tidak mengetahui lagi apa yang terjadi kepada Zeta di dalam sana menjadi kalut, ia terus mengumpat, “Fuck! Dasar gadis bodoh!”Ia segera menghubungi Angel’s yang lain. “Urgent! Zeta dalam bahaya,”“Kalian di mana?” tanya Delta dengan cepat.“Masih mengawasi Altaf, tapi pria mesum itu ingin melecehkan Zeta!”“Apa dia mengambil peran sekretaris?” tanya Alpha tenang.“Be-benar kak…” sahut Epsilon.Alpha menghela napas pelan, “Kalau begitu, biarkan Zeta yang menghadapinya, dia pasti sudah tahu resiko yang akan dia terima.”“Tapi kak…”“Percayakan pada Zeta,” sahut Beta di seberang sana.“Epsilon?” Gamma memanggil adik ke limanya itu.“Iya kak?”“Kau tahu konsekuensi yang harus kita terima saat menjadi pasukan inti Mr.B. Ingat! Jangan pernah membawa perasaan dalam mengerjakan misi.”“Maaf…” sahut Epsilon sambil menurunkan teropong yang masih mengawasi Zeta di ruangan yang jauh di sana.Walaupun ia ingin menghentikan hal tersebut, paling tidak butuh waktu 15 menit untuk ia
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status