Brice lalu menarik selimut dan menutup tubuh mereka berdua, di saat Agnes tidur dengan sedikit berjarak, Brice mendekat dan memeluk tubuh Agnes yang tengah menghadap ke langit-langit kamar. Cup! Cup ! Cup! Brice mengecup pipi Agnes berkali-kali, membuat Agnes kegelian, “Brice…” gumamnya manja. “Wangi, cantik, sempurna.” Puji Brice menatap wajah Agnes dari samping, sembari tangannya menyentuh wajah Agnes, mulai dari mata, hidung hingga bibir. Agnes menoleh ke samping, membuat wajah mereka saling berhadapan. Tatapan mata mereka saling bertemu. Brice menarik tubuh Agnes, sehingga tak ada jarak di antara mereka. Agnes ikut membelai wajah Brice, menatap penuh kagum pria yang kini menjadi suami kontraknya yang tersisa 98 hari, jika lewat jam 12 malam maka akan menjadi 97 hari. “Tampan, sempurna…” ucapnya pelan. Cup! Brice mengecup kening, hidung dan bibir, lalu memeluk istrinya, “Tidur, sweety.” Agnes tersenyum, ia menghirup aroma tubuh Brice yang selalu saja membuat dirinya begitu
Read more