Semua Bab Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam: Bab 61 - Bab 70

136 Bab

Bab 60 | Bersiaga

“Alpha, siapkan unit untuk istriku. Aku ingin sudah siap begitu aku tiba di rumah.” Ujar Brice setelah mengirimkan sebuah foto ke ponsel Alpha.Alpha melihat ponselnya dan melihat pesan yang masuk, wanita manis itu tersenyum. “Baik Tuan, akan aku siapkan segera mungkin.”“Hem, lalu jangan hentikan pencairan Kak Bella dan Arion!” pesan Brice kepada Beta sebelum masuk ke dalam kendaraannya.“Baik Tuan,” jawab Beta.Sedangkan Delta dan Zeta sudah menyamar untuk masuk ke gedung parlemen, dimana Epsilon berjaga dari gedung tinggi tepat di seberang gedung pemerintahan itu.“Siaga,” Epsilon memberi komando, dan hanya jentikan jari dari Delta menerima signal dari Epsilon.Kedua wanita cantik itu berjalan di koridor gedung parlemen Amsterdam, yang tampak megah dan mewah dengan lampu kristal, karpet merah, dan lukisan-lukisan bersejarah. Mereka berpakaian dengan gaya dan elegan, menarik perhatian semua orang yang mereka lewati. Orang-orang membungkuk hormat kepada mereka, mengira mereka adalah
Baca selengkapnya

Bab 61 | Maaf Sudah Melanggar Kontrak

Seketika wajah staff pria itu memucat, “Ma… maaf Pak… Saya tidak tahu kalau Anda adalah suami dari Ibu Agnes.” Ucapnya penuh penyesalan.Brice malas menanggapi dan berlalu begitu saja dan masuk ke dalam ruangan sang istri. Ia memilih duduk di sofa lebar sambil melihat hasil laporan yang masuk dari para The Angel’s.“Apa sebaiknya aku menghubungi Kak Austin?” gumamnya dan menekan nomor telepon dari kakak sepupunya itu.Tuuttt tuttt Tuutt“Halo Brice? Apa kamu sudah mendapatkan kabar dari istriku? Apa kamu tahu keberadaan Bella dan Arion?” suara panik Austin terdengar di seberang sana.Deg!“Kak? Are you okay?”Terdengar suara napas berat, “Hah! Tentu saja tidak Brice! Bagaimana aku bisa baik-baik saja jika separuh nyawaku tidak ada? Hah?!”Sahut Austin terbawa suasana. Suaranya terdengar begitu lirih dan putus asa.“Maaf kak, aku belum menemukan keberadaan Kak Bella dan Arion,” jawab Brice yang harus kembali membuat Austin bersedih.“Hmm, baiklah! Berikan aku kabar apapun jika kau tau
Baca selengkapnya

Bab 62 | Satu Syarat

 Begitu Brice keluar ruangan dan menutup pintu, kaki Agnes terasa begitu lemah. Da duduk di sofa berwarna abu-abu soft itu.Wanita cantik itu mengusap wajahnya, napasnya memburu menahan rasa gusar di dadanya.  Dia sendiri bingung dengannya hari ini, “Kenapa aku begitu sensitive hari ini?” gumamnya pelan dan memijit pelipisnya.Tapi tanpa ia sadari bulir air mata sudah membasahi pipinya, hingga ia terlihat kebingungan melihat telapak tangannya sudah basah. Dan di detik berikutnya, Agnes membekap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia menangis dengan sejadi-jadinya.Ia merasa bingung dengan perasaannya saat ini, kenapa dia merasa begitu kesal. Dia terluka dengan sikap Brice yang tadi seolah memberikan tembok tinggi untuk tahu lebih dalam tentang pria itu.“Apa aku memang tidak pantas tahu dengan apa yang dia pikirkan? Dengan apa yang ia khawatirkan? Kenapa dia begitu egois!” gumam Agnes lirih.Suara isak
Baca selengkapnya

Bab 63 | Siaga 1

Jantung Agnes berdegup semakin cepat. Mendengar penuturan Brice yang selalu saja membuat detakan jantungnya tidak beraturan seperti ini.“Bagaimana kalau kamu yang memintaku untuk pergi?” Agnes balik memberikan pertanyaan, tanpa melepaskan tautan mata mereka.Brice mendekatkan wajahnya, kemudian meraup bibir Agnes dengan begitu liar, ia melumat, menyesap, dan menautkan lidah mereka dan berbisik, “Itu tidak akan pernah terjadi.”“Euhm… Brice…” Brice kembali melumat bibir sang istri dengan begitu intens, Agnes turut membalas ciuman yang sangat di dominasi oleh Brice.Bahkan kini tangan Brice sudah bermain di bagian dada wanita cantik itu di balik pakaian yang ia kenakan.Agnes mendongakkan kepalanya, melenguh dengan manja, membiarkan Brice menyesap tengkuk lehernya.Brice berpindah kembali naik menatap wajah cantik yang kini terlihat begitu seksi dengan suara napas terengah-engah.Ia men
Baca selengkapnya

Bab 64 | Apa Kamu Bosan?

Di enam tempat yang berbeda, terlihat enam wanita cantik meraih ponsel mereka secara bersamaan saat notifikasi ponsel mereka berbunyi.Yang sudah pasti notifikasi itu tidak boleh mereka abaikan bahkan dalam hitungan satu detik.“Siaga Satu?” gumam mereka secara bersamaan saat membaca pesan tersebut. Seketika itu pula mereka beranjak dari aktifitas yang mereka lakukan saat ini sambil membalas pesan kepasa Bos mereka, Brice Harold. “Siap Mr.B!”Keberadaan Gamma yang memang tidak pernah jauh dari Brice segera mengirimkan lokasi Bos mereka kepada rekan-rekannya.“Apa yang membuat Tuan mengirimkan pesan siaga satu? Apa ada yang mengancam saat Mr. B dan Ms. A di dalam ruangan?” Gamma mulai menebak-nebak hal tersebut.Tidak ketinggalan dengan grup chat The Angel’s yang heboh, meskipun saat ini mereka meluncur ke lokasi yang dikirimkan Gamma, fokus mereka tetap di layar ponsel mereka yang saat ini sibuk menanyakan masalah apa yang terjadi.Karena saat mereka mengirimkan pesan balasan kepada B
Baca selengkapnya

Bab 65 | Mood Swing

“Iya…”Deg!Brice menatap tak percaya apa yang dikatakan sang istri, “Swee—”“Iya tidak mungkin!” potong Agnes cepat dan, “Cup!” ia berjinjit, mengecup sudut bibir Brice dengan wajah merona membuat jantung Brice berdebar semakin kencang.“Sayang, sampai kapan kamu men…?”Agnes membelalakkan matanya, membuat Brice tak jadi melanjutkan pertanyaannya, “Hah! Hari-hari ke depannya pasti aku akan menggila!” pikirnya.“Frida, tolong pakaianku di dalam kamu laundry…” ucap Agnes begitu keluar dari ruangannya.Frida tersenyum dan mengangguk, “Siap Bu!”Brice merangkul pinggang Agnes, mereka berjalan beriringan keluar dari kantor yang megah ini.“Hah… Sampai Bu Agnes harus berganti pakaian? Tapi kenapa aku gak dengar suara mereka ya?” gumam Frida, bermonolog, sembari ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Ia mengambil kantongan laundry dan menuju keranjang pakaian, “Oalah… Pantas saja…” gumamnya pelan setelah melihat bercak merah di celana panjang milik Bosnya.“Semoga anda baik-baik saja Pak
Baca selengkapnya

Bab 66 | Perhatian Brice

Brice segera meraih ponselnya kembali dan mengirimkan pesan kepada Beta dan Zeta, ‘Lupakan yang tadi aku perintahkan! Tinggalkan chef itu dan berikan ucapan terimakasih.’Beta dan Zeta yang sudah berada di depan pintu Restaurant segera berhenti dan saling pandang.‘Siap Mr.B" Beta membalas pesan dari Brice.“Sepertinya ini berkaitan dengan Miss A.” ucap Beta dan diangguki Zeta. Kedua wanita cantik itu masuk ke dalam restaurant. Mereka mengikuti perkataan Brice, dan memberikan sebuah amplop kepada eksekutif chef.Bip bip bipPonsel ke enam The Angel’s kembali berbunyi, dengan kompak mereka membaca pesan yang dikirim bos mereka, ‘Apa yang dilakukan untuk menghilangkan sakit perut karena menstruasi?! Jawab dalam 30 detik!’‘Kompres perut dengan air hangat’ (Alpha)‘Minum air hangat’ (Beta)‘Minum pereda nyeri’ (G
Baca selengkapnya

Bab 67 | (21+) Cara Mengobati Ala Mafia

 “Euh… Brice…” lenguh manja Agnes saat Brice terus saja mengulum putingnya secara bergantian dengan begitu lembut dan tidak terburu-buru.Sesapan yang Brice lakukan begitu memanjakan dirinya, tidak ada sedikitpun cara Brice yang terburu-buru seperti biasanya.Sudah lebih sepuluh menit, payudaranya di lumat dan di sesap seperti itu oleh Brice. Bahkan tangan hangat Brice mengusap punggungnya dengan gerakan naik turun, memberikan kesan nyaman dan menenangkan.Sungguh, cara Brice saat ini adalah cara yang ia rasa paling ampuh. Perlahan pikirannya menjadi tenang dan rileks. Bahkan perutnya pun yang tadinya nyeri mulai membaik.Wanita cantik itu memeluk tubuh Brice dengan posisi nyaman.Brice mendongak sesaat dan menatap wajah cantik istrinya, “Baikan?”Agnes tersipu dan mengangguk, “Hmm..”“Lagi…?” tanya Brice menggoda sang istri.“…&rdquo
Baca selengkapnya

Bab 68 | Membeli Pembalut

 Agnes berdehem sesaat, “Aku butuh itu… Bisa kamu yang membelinya?” membuat Brice mengerutkan keningnya tidak paham apa yang Agnes mau."Itu?""Iya itu...""Itu apa, sweety? Aku tidak tahu apa yang kamu mau.”Agnes menggigit bibir bawahnya dan menghembuskan napas pelan, “Tolong beliin pembalut, Brice.” Ucapnya denga satu kali tarikan napas.“…”“Brice?”“Tentu saja sweety,” jawabnya dengan senyuman lembut, kemudian berdiri dari duduknya. “Tunggu disini, hmm?”“Thank you, dan maaf merepotkanmu…”Cup! Brice mendaratkan kecupan di puncak kepala Agnes, “No problem sayang.” Kemudian pria itu melangkah keluar kamar.Begitu turun dari lift, ia meraih ponselnya hendak menghubungi Gamma, “Aih… Aku lupa kalau mereka sedang dalam misi! Di mana pengawal yang menggantikan Gamma&he
Baca selengkapnya

Bab 69 | Menjaga Sang Istri

“Oh my!! Apa ini?!!!” Agnes terperangah melihat begitu banyak pembalut di ruang tamu.Bukan satu atau dua kantongan belanja, melainkan berkarton-karton tersusun rapi di depan sana.“Pembalut, sayang.”“Iyah tahu ini pembalut! Tapi untuk apa kamu beli sebanyak ini?” tanya Agnes gemas sembari berjalan mendekat ke tumpukan pembalut.“Eh? Aku pikir ini masih kurang.”Agnes menepuk keningnya. “Kamu mau aku menstruasi tiap hari? Dan kenapa sampai ada dua brand?”Brice membelalakkan matanya, sehari saja Agnes menstruasi kepalanya serasa mau pecah, apalagi kalau setiap hari? Bagaimana nasib boa nya? “Ten…tentu saja tidak sayang. Aku hanya lihat di google kalau wanita itu biasanya menstruasi selama satu minggu, Jadi dalam satu minggu itu ada 168 jam. Jadi setidaknya kamu membutuhkan sekitaran itu kan?”“Lalu kenapa dua brand, itu karena… Hmm… Kam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status