“Ah sorry, and thank you.” Agnes pun duduk di kursinya. Tiba-tiba saja ia merasa gugup di depan pria ini.Dan begitu ia duduk, betapa terkejutnya Agnes saat pria itu memutar kursinya lalu merengkuhnya. Kedua lengan kuat itu dengan mudahnya memutar kursi yang sudah ia duduki, dan kini kedua lengan keras itu menghimpit dirinya. Pria itu memegang sisi kiri dan kanan kursi. Menatap lurus dan tajam ke dirinya. Sampai-sampai ia menahan napasnya. Tapi tetap saja, semerbak aroma tubuh pria ini terlalu kuat dan membuat tubuhnya meremang.Namun, lagi-lagi ia berusaha tetap tenang di depan pria ini. Menjaga ekspresinya adalah salah satu kelebihan wanita cantik ini.“Tidak sampai 24 jam, kita sudah bertemu kembali. Apakah aku bisa mengambil achievement atas usahaku ini.”Suara berat dan mendominasi yang kini berbicara tepat di depan bibirnya.Agnes tersenyum, dan membuka mulutnya untuk berbicara, “Seperti apa?” tanyanya dengan nada menggoda nan seksi.“This,” Pria itu tanpa aba-aba dan izin merau
Read more