Semua Bab Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam: Bab 21 - Bab 30

136 Bab

Bab 21 | Rencana

Beberapa jam sebelumnya…Setelah menerima titah dari Mr. B, para The Angel’s dengan gerakan cepat mengatur segala hal untuk menjalankan misi terpenting selama mereka menjadi bawahan dari Mr.B. The Angel's mulai dari membuat identitas yang akan Brice gunakan dalam misi ini.Baik dari data diri dan perusahaan yang Brice miliki saat ini di ubah sedemikian rupa dengan menggunakan atas nama Brice Anderson.Dengan segala kepiawaian The Angel’s, hanya membutuhkan waktu beberapa jam semua persiapan selesai. Mereka bisa memasukkan data diri Brice dan menjadikan Brice salah satu barisan yang pantas di sandingkan dengan Agnes Quinza Eloise, putri pertama dari Eloise Albern.Di sebuah menara milik Eloise Albern, salah satu pebisnis yang sangat berpengaruh di Amsterdam ini bertemu seorang klien bernama Anderson Wolter. Pembicaraan yang sengaja di arahkan dengan putranya, seorang CEO di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kontruksi dan berbagai bidang usaha.Anderson Wolter terus saja
Baca selengkapnya

Bab 22 | Menikah Kontrak

Dan disinilah Brice dan Agnes.Agnes tertegun mendengar penuturan Brice yang memintanya untuk menikah. “Berhenti bercanda, Brice! Dan kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan!”Brice berdecak kesal melihat respon Agnes. “Apa aku saat ini terlihat bercanda?”“Aku anggap itu sebagai candaan, dan bukannya kamu sudah sering melakukannya dengan begitu banyak wanita?” tukas Agnes. Tapi sesungguhnya jujur Agnes ingin sekali berlonjak gembira, dia merasa ini seperti mimpi. Namun, dia berusaha menahan lonjakan debaran di dadanya.Karena dia masih bertanya-tanya, apa benar Brice tulus kepadanya atau hanya karena tahu akan asal – usulnya, makanya Brice ingin menikah dengannya.“Karena itu adalah kamu! Aku hanya ingin kamu,” jawab Brice, tegas.Mendengar hal itu, Agnes bukannya luluh. Dia malah tersenyum miring. “Hah… Sudah aku duga. Ternyata memang karena itu.” Gumamnya pelan. Dirinya semakin yakin jika Brice ingin menikahinya karena nama besar seorang Eloise.Brice m
Baca selengkapnya

Bab 23 | (21+) You Make Me Crazy, Sweety!

Agnes membubuhkan tanda tangan di atas kertas, di mana sebelumnya sudah ada tanda tangan dari Brice. Dengan ini mereka resmi terjalin kontrak pernikahan selama 100 hari.Tentu saja dengan poin tambahan dari Agnes dan sedikit revisi dari Brice, yang tentu saja memperjelas keinginannya.Sungguh apakah benar isi kontrak ini sesuai dengan apa yang menjadi kesepakatan mereka di awal.Atau kertas kontrak ini menjadi alasan lain agar mereka bisa saling berkata iya tanpa menghilangkan keegoisan dan harga diri mereka.Tapi satu hal poin penting yang Agnes dan Brice lupakan dalam surat perjanjian ini. Hal yang akan membuat mereka semakin terikat satu sama lain.Hal terfatal di atas segalanya bagi pasangan yang sudah menikah. Apalagi dengan poin nomor dua di mana mereka saling melakukan tugas layaknya suami istri di atas ranjang.“Ok sudah!” ujar Agnes seraya memberikan kertas yang memilik kop surat perusahaan Brice. “Sepertinya pria ini benar-benar melakukannya dengan sangat detail dan baik.” G
Baca selengkapnya

Bab 24 | Only You

Usai dari Restaurant, Brice dan Agnes langsung menuju ke Hotel. Dimana mereka menghabiskan malam pertama mereka. Tempat dimana mereka meninggalkan kesan yang begitu dalam dan saling terikat tanpa mereka sadari.Agnes mengikuti langkah Brice dengan begitu anggun. Sedangkan pinggulnya di rangkul dengan begitu posesif oleh Brice.Mereka berjalan memasuki lift yang tentu saja langsung menuju ke lantai kamar pribadi Brice.“Aku tidak tahu kalau kamu sangat menyukai Hotel ini,” ucap Agnes pelan dengan menatap lurus ke arah pintu lift.Brice mendengus pelan dan tersenyum menyeringai, tanpa melirik ke arah Agnes, pria itu menarik pelan tubuh Agnes dan merangkulnya dengan posesif. Brice menoleh, merapatkan wajahnya di telinga Agnes dan berbisik. “Sudah aku katakan sebelumnya, hanya kamu wanita yang masuk di kamar pribadiku, only you...”Ting!Di saat bersamaan atas kebingungan Agnes dengan ucapan Brice, pintu lift terbuka. Agnes yang hendak bertanya dengan maksud perkataan Brice, akhirnya kemb
Baca selengkapnya

Bab 25 | Jangan Terlalu Baik Padaku

“Eugh…” suara serak Agnes dengan perlahan membuka matanya. Dan pandangan pertama yang ia lihat adalah seorang pria tampan yang saat ini tengah menatapnya dengan hazel biru yang begitu memukau.Pria itu tersenyum lembut dengan menopang kepala dengan tangannya yang kekar. Memperlihatkan betapa baiknya pria ini merawat setiap otot yang ada di tubuhnya.“Morning…” ucap Brice seraya membelai lembut wajah Agnes. Merapikan anak rambut yang tergerai indah di wajah cantik Agnes.Agnes membalasnya dengan senyuman indah di wajahnya, “Morning too….” Terdengar begitu indah di telinga Brice.Semalam, entah sampai jam berapa mereka melewatkan malam yang sungguh panas. Di mulai dari kamar mandi. Dimana Brice benar-benar menjadi sosok pria yang sungguh berbeda. Untuk pertama kalinya dia bercinta dengan panas dan begitu liar di kamar mandi. Tepatnya di atas bathtub yang memumpuni mereka untuk bercinta dengan berbagai gaya.Dan setelah percintaan panas di kamar mandi selama 30 menit. Mereka membersihkan
Baca selengkapnya

Bab 26 | Kuatkan Hatimu Agnes!

Begitu Brice keluar dari kamar mandi. Pria itu meraih bathrobe miliknya, memakainya. Pria itu langsung melesat mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu asistentnya.“Siapkan set pakaian lengkap untuk Agnes,” ujar Brice begitu sambungan telepong terhubung.“Baik Mr. B,” jawab Beta, “Dan apakah masih ada tambahan?” tanya Beta memastikan.Brice terdiam sesaat. “Jangan rok pendek!” titahnya tegas.Beta yang ada di ujung sana, tersenyum mendengar penuturan Tuannya. “Baik Mr.B, akan saya siapkan sesuai permintaan Anda.” Jawab Beta.Setelah memutuskan sambungan telepon. Brice berjalan menuju ruang kantornya. Dia mengambil beberapa dokumen yang sudah di siapkan oleh para The Angel’s. Brice membaca kembali setiap detail yang harus ia kerjakan. Tinggal dua lagi misi yang harus ia selesaikan sebelum benar-benar masuk ke dalam misi utamanya.“Aku harus menyelesaikan ini dalam dua hari.” Gumamnya pelan sambil membaca strategi yang sudah di siapkan oleh The Angel’s.Brice mengirimkan pesan ke
Baca selengkapnya

Bab 27 | Layanan Service

Begitu selesai berpakaian. Brice benar-benar memasrahkan dirinya saat ini memakai dasi yang berwarna begitu kontras. Dan yang membuatnya bingung, kenapa dia tidak menolak sama sekali saat Agnes mengenakan dasi tersebut di lehernya.Tapi saat ini, dia benar-benar menyesal karena saat ini dirinya menjadi pusat perhatian. Bahkan para ke enam asistentnya yang melihat dari jarak jauh tengah tertawa.“Damn! Kenapa aku memajang dasi ini di lemariku!” gumam Brice dalam hati. “Ini semua salahmu Daddy Arion!” keluhnya.Yeah, benar saja. Dasi itu adalah pemberian dari Austin kepadanya. Karena itulah dia tidak membuang dasi yang terlihat begitu kontras di dalam lemari dasinya. Kemana pun dia pergi. Dia pasti membawa dasi tersebut.Tapi hari ini, dia menyesalkan hal itu. “Sweety, apakah kamu serius dasi ini…”“Ssssttt! Kamu tidak mempercayaiku? Dasi ini terlihat sangat sempurna dengan setelan jasmu saat ini!” sanggah Agnes dengan tatapan sinisnya.Mendengar hal itu membuat Brice tersenyum, “Hmm, b
Baca selengkapnya

Bab 28 | Perkara Dasi

Agnes dan semua orang yang ada di dalam ruangan itu sontak menoleh ke asal suara berat tersebut. Terlebih dengan Agnes yang begitu mengenal suara yang mengisi hari dan malamnya beberapa hari ini.“Brice?” gumamnya begitu pelan dan tipis. Dirinya sangat terkejut mendapati Brice saat ini berada di dalam ruangan meeting. Wanita cantik itu benar-benar di buat kehilangan kata-kata.Sedangkan reaksi Agnes sungguh berbeda dengan klien wanita yang lainnya. “Tuan Brice, seberuntung apa wanita yang di akui olehmu.” Seloroh salah satu wanita yang usianya sedikit di atas Agnes.Brice berjalan dengan penuh pesona, di susul dengan Gamma berada di belakangnya. Berjalan melewati wanita yang tadi menegurnya dengan acuh. Brice mengambil tempat duduk yang kosong dan Gamma berdiri tepat di belakang Brice.Pria itu menoleh ke arah Agnes dan tersenyum tipis melihat wajah wanita cantik itu yang di penuhi sejuta tanda tanya.“Apa kita disini hanya untuk berdiam diri?” seru Brice cuek.Frida yang mendengar it
Baca selengkapnya

Bab 29 | Kepanikan Brice

“Tuan Brice?” Frida terkejut melihat kedatangan Brice yang tiba-tiba. Bahkan raut wajah Brice saat ini sangat serius.“Dimana Agnes?!” seru Brice yang segera berjalan ke ruangan Agnes dan ingin masuk ke dalam. Namun dengan cepat Frida - sekretaris Agnes, menahan Brice.“Tuan Brice, jangan seperti ini! Anda tidak bisa langsung masuk ke ruangan Ibu Agnes.” Seru Frida menghadang Brice sebisanya.Tapi apalah daya, tubuh Frida yang kecil tidak dapat menahan Brice. Dengan mudahnya Brice melewati Frida dan membuka pintu – menerobos masuk ke dalam.Agnes yang sedang larut dalam pikirannya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya itu dengan menutup mata tidak sadar akan kedatangan Brice.“Sweety, are you okay?” suara berat terdengar membuat Agnes terlonjak kaget dan membuka matanya."Brice?" gumamnya melihat Brice saat ini sudah berjalan mendekat ke arahnya.Pria tampan itu mengambil langkah lebar dan cepat menghampiri Agnes. “Are you okay?” tanyanya lagi, khawatir. Karena Agnes belu
Baca selengkapnya

Bab 30 | Calon Istri

“Ca… Calon istri?” Frida membekap mulutnya. Tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Apa saja yang sudah ia lewatkan.Sepengatahuan dia, Agnes pergi kencan buta semalam dengan salah satu pengusaha muda bernama Brice, “Tung… tunggu! Brice? Tuan Brice?” Frida langsung mengingat siapa pria yang di temui bosnya itu semalam. Dan bagaimana bisa ia tidak menyadari jika Brice yang datang pagi ini adalah Brice yang sama.“Jangan bilang kalau Tuan Brice lah yang membuat perubahan sikap Ibu Agnes akhir-akhir ini?” pikir Frida. Ingin sekali dia bertanya lebih banyak, tapi itu tidak mungkin terjadi, bersuara sedikit saja. Dia mendapatkan tatapan dari Brice.“Aku harap berita ini tidak tersebar,” suara Brice membuyarkan lamunan Frida.“Ba-baik Tuan Brice, kalau begitu saya tidak mengganggu waktu anda dan Ibu Agnes lagi,” ucap Frida, kemudian undur diri.“Dan jangan pernah masuk ke dalam sebelum Agnes yang memanggilmu,” imbuh Brice tepat saat Frida sudah berdiri di depan pintu.“Baik Tuan,” sahut Fr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status