Baru kali ini Badai tak punya tempat tujuan.Ia sudah mengitari kawasan Kemang sejak satu jam yang lalu, tapi belum memutuskan untuk berhenti. Matanya sedikit-sedikit melirik ke arah ponselnya, tapi harapannya tak terkabul.Tidak ada telepon atau pesan dari PadmaSetelah bensinnya sekarat, Badai baru menjalankan mobilnya menuju The Clouds Kemang. Klubnya malam itu cukup ramai, antreannya mengular dan banyak juga beberapa perempuan yang menyapanya dengan centil.“Dari mana, Dai?”Pertanyaan itu membuat Badai menoleh dan mendapati Ksatria tengah mengimbangi langkahnya.“Baru dateng?” Badai memilih bertanya balik.“Iya, yang lain sih udah di dalam,” jawab Ksatria dengan santai.Lelaki bernama aneh dan terlalu berat itu melirik pada Badai yang wajahnya benar-benar kusut. Tanpa kata, ia menepuk pelan bahu Badai beberapa kali dan menggiring lelaki itu menuju ruang VIP 6.Seminggu yang lalu, Badai datang ke ruangan tersebut setelah absen selama tiga hari. Hal yang ia katakan pertama kali ada
Read more