Home / Romansa / Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja: Chapter 101 - Chapter 110

271 Chapters

BAB 100

“Maaf karena aku memintanya di saat seperti ini..” Suara Dean mengalun pelan dan ia terhenti sejenak.“Tidak seperti yang mungkin kau bayangkan untuk momen pertama kita.”“Tapi ini tetap indah,” sela Aliya cepat.Ia menengadahkan kepala, hingga hidungnya menyentuh dagu Dean yang memiliki belahan samar itu. “Aku suka, Dean…”‘Ah, bahkan dagunya pun begini indah…’ Aliya mengagumi diam-diam. ‘Mengapa aku baru menyadarinya?’Dean tersenyum.Entah sejak kapan, di mata Aliya senyum yang Dean miliki itu tampak begitu kian menawan.“Terima kasih..”“Tapi memang mengagetkan. Tiba-tiba kau memintaku. Apa.. karena aromaku?” tanya Aliya lagi.Dean mengangguk tak berdaya.“Ya, alasan awalnya untuk menutupi aroma mu,” Dean mengecup alis Aliya. “Tapi kau telah tahu, bagaimana aku yang
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

BAB 101

Aliya menurunkan kembali kepala dan semakin merapatkan wajah pada dada bidang prianya.Ia cukup malu pada dirinya sendiri yang sering banyak memiliki penyesalan terhadap apapun. Dan kerap mempertanyakan semua yang terjadi padanya.Sungguh… malu.“Kau sedang apa itu?” goda Dean melihat Aliya seperti menyembunyikan muka pada dadanya.“Ngga--” kilah Aliya. “Lagi nyium baumu. Kok enak banget…”Dean mengangkat dagu Aliya dengan satu tangannya. “Oya?”Aliya mengangguk.“Seenak apa?” Alis Dean terangkat.“Enak banget.”“Tapi tidak seenak wangimu, Al…” Dean berkata. “Kalau kau pada posisiku dan mencium apa yang bisa kucium ini, kau akan sangat mengerti mengapa aku tak akan mau melepaskanmu.”“Begitu ya?” cibir Aliya.Pria blasteran di hadapan Aliya itu tersenyum lebar, melihat muka sang i
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

BAB 102

Dean mengangguk sebagai respon dan menatap istri sukmanya lekat.‘Ah… ‘Walau tidak lagi kosong dan hampa, Aliya dapat melihat tatapan mata Dean yang masih terlihat sendu, meski senyum terukir di bibir tipisnya.Namun, Dean terlihat jauh lebih baik dibanding saat awal datang tadi.Meski tak banyak, ia tampak lebih ‘ringan’ dengan bibir yang tak sepucat sebelumnya.“Assalammu’alaikum, Aliya,” salam Dean dengan mata menatap teduh pada sang istri.“Wa’alaikumsalam, Dean…”Sosok Dean kemudian perlahan menghilang dari hadapan Aliya.Sementara Aliya masih menatap ke depan, tempat Dean berdiri dan menghilang.Dalam hati ia berterima kasih pada Nawidi, yang sengaja ‘mengusir’ Dean dari area pertarungan, untuk mendatangi dirinya.Mungkin Nawidi hanya menggunakan alasan aroma Aliya agar Dean mau bergegas mendatangi Aliya. Mungkin Nawidi ingin Dean beristirahat sejenak dan melepas beban yang begitu berat di pundakny
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

BAB 103

Minggu, 27 November 202208.10“Duh Gusti…..” Aliya bergumam prihatin.Matanya menatap layar ponselnya sejak tadi. Ia sedang menonton beberapa video yang dikirimkan di grup WA keluarganya.Kota suci tengah banjir bandang.Mata Aliya membulat saat melihat video lainnya yang menampilkan seorang jemaah yang tetap berada di dekat bangunan suci itu, sementara tampak kilat menyambar-nyambar di sekitarnya.Beberapa video lain yang menampilkan gambaran jalanan kota yang seperti sungai besar itu juga membuat kedua mata Aliya membelalak.Beberapa saat terpaku seperti itu, kemudian tangannya menulis dua hingga tiga komentar dari video yang dikirim tersebut.Aliya meletakkan ponselnya di atas meja makan. Ia menghela napas, lalu berdiri menuju dispenser untuk mengambil air. Ia baru saja menyelesaikan sarapannya di pagi itu.Ketika Aliya kembali ke tempat duduknya dan tengah meneguk air minum, terdengar notifikasi m
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

BAB 104

Tapi, Dean masih belum bisa melakukan kontak secara langsung dengannya. Baik Aliya maupun Dean, masih harus menggunakan jalur Diani untuk berkomunikasi.Karena dalam kontak Aliya, nomor Dean masih belum muncul logo aplikasi dengan lambang gambar telepon berwarna hijau itu.Pernah Aliya mencoba menelepon nomor Dean, namun tidak tersambung sama sekali.Dirinya dan Dean hanya baru bisa berkomunikasi secara langsung lewat sukma saja.Aliya menghela napas lega. Ia merasa sedikit tenang.“Sis, aku tutup dulu ya…” ujar Aliya pelan.‘Ok.’Sambungan telepon itu kemudian terputus.Aliya kembali termangu. Tangannya menggeser layar ponselnya untuk mendengarkan rekaman itu lagi.Selesai rekaman terputar, ia kembali memutar ulang. Hingga tiga kali berturut-turut.“Itu benar-benar suara Elang. Dia… dia menangis…” bisiknya lirih. “Elang… m
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

BAB 105

‘Apa medan pelindungku telah hilang?? Tadi Dean bisa mengirim rekaman suara padanya. Jangan-jangan dia datang ke sini??’Dada Aliya mendadak berdebar begitu cepat.Aliya lalu bergegas keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu.Namun saat pintu terbuka, ternyata salah satu warga binaan Aliya yang datang bertamu.Ya. Aliya memiliki sejumlah ibu-ibu yang menjadi binaan Aliya dalam pekerjaannya. Sebagai petugas lapangan dan sebagai penyuluh, ia memiliki tugas membina sejumlah ibu-ibu yang berasal dari keluarga pra-sejahtera.Pekerjaan yang berbeda dengan pekerjaan yang dulu pernah ia geluti. Bukan sebagai pekerja kantoran yang berada di dalam gedung dan duduk di balik meja kantor.Pekerjaan yang ia lakukan mengharuskannya berada di lapangan. Dari rumah ke rumah. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada ibu-ibu tersebut, untuk menjadi ibu-ibu yang berdaya.Pekerjaan yang seringkali juga tidak mengenal kata ‘libur’, karena berurusan dengan manusia dengan berbagai permasalahannya.Seperti
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

BAB 106

Aliya sungguh seperti terseret dalam suasana aneh ini.‘Aneh?’ pikir Aliya dalam hati.‘Ya…. aneh.’ Ia menjawab sendiri. ‘Aku ragu mengatakan ‘Cinta’ untuk seorang Dean. Bahkan aku tak membalas pesan suara Dean yang mengatakan ‘I love you’ padaku.’ ‘Pesan yang ia coba kirimkan langsung padaku dengan membobol medan pembatas itu hingga menyebabkan dirinya mengalami pendarahan ringan.’ Aliya menjelaskan dirinya sendiri dalam hati.Aliya juga tak yakin dengan perasaan yang dimiliki pada pria yang kini menjadi suami sukmanya itu.Namun Aliya merasakan ketakutan yang luar biasa saat mengira Dean akan melepaskan dirinya demi Elang yang memohon Aliya kembali padanya.Rasa takut yang hanya bisa Aliya rasakan dalam diam. Serta sebuah kecemasan yang luar biasa saat terlintas, bahwa Dean masih berpikir bahwa Aliya masih menginginkan Elang untuk berada di sisinya.Rasa cemas itu adalah bahwa Dean menyangka Aliya akan berada dalam kekalutan karena kehadiran rekaman suara Elang itu.Serta rasa cem
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

BAB 107

Hawa terasa tetap sejuk, semilir angin terasa membelai kulit polos mereka berdua meskipun berada dalam balutan selimut.Aliya memejamkan mata, ini kali ketiga Dean tengah membuatnya seperti lupa segalanya.Siang menjelang sore itu, Dean begitu erat menggenggam jemari Aliya, mengungkung pinggangnya, begitu intens menciumi seluruh wajah dan tubuhnya, seolah tak ingin meninggalkan satu sentipun tubuh Aliya tak terjamah olehnya.Aliya membiarkan Dean menjelajahinya dan hanya bisa berharap, dia bisa memberikan apa yang tengah dicari Dean dengan tindakannya itu.Seolah Dean tak kunjung puas dengan apa yang ia lakukan sendiri pada Aliya.Sekali, dua kali, bahkan kali ketiga ini, Dean masih begitu tampak lapar akan diri Aliya.Entah pula kali ke berapa Aliya mengerang ketika Dean mendapati titik-titik sensitif Aliya.Entah berapa kali Aliya tak sengaja melepaskan suara yang ia rasa pastinya akan membuat dirinya malu sendiri.Namun just
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

BAB 108

“Ya. Memang ada yang janggal. Pada awal kita ketahui bahwa muncul semacam medan pelindung padamu, kita juga menemukan ada medan yang sama pada Einhard.”“Apa?” Aliya berbalik. Kini wajahnya menghadap ke arah Dean yang masih memeluk dirinya dari belakang.“Ya. Baik kau dan Einhard, memiliki medan perlindungan yang sama di hari yang sama, setelah Einhard menalakmu,” kata Dean.“Jadi kalian semua juga tidak bisa mendekati Elang?”“Ya. Kami tidak bisa mendekati Einhard, sama hal nya kami tidak bisa mendekatimu dengan jarak kurang dari 500 meter.”“Oh…..” Mulut Aliya membulat. Ia lalu menggigit bibirnya sambil berpikir.Dean terus memperhatikan Aliya. Lalu berujar lirih. “Don’t…” (Jangan…)“Hm?” Aliya menengadahkan kepalanya untuk mendapati wajah Dean yang tengah menatapnya.“Jangan memancingku. Kita belum
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

BAB 109

29 November 202213.20Siang itu matahari bersinar cukup terik, saat Aliya mengendarai motornya untuk mengunjungi Fayza di pesantrennya, dengan dikawal lima orang non-elemen. Hal tersebut dikarenakan Aliya yang masih memiliki medan pelindung yang tidak bisa di masuki oleh para elemen.Meskipun mereka non-elemen, namun mereka telah dilatih khusus oleh Nawidi dengan ketat. Penyaringan mereka sebagai anggota tim pengawal untuk Aliya, melalui prosedur yang panjang dan ketat.Sejak Aliya tidak bisa didekati oleh Dean, Nawidi, Agni dan kawan-kawan elemennya, Dean dan Nawidi menyiapkan penjaga khusus untuk Aliya yang direkrut dari pemuda-pemuda non-elemen yang bertalenta.Empat tahun sudah, semenjak medan perlindungan itu tercipta bagi Aliya, Aliya hanya dikawal oleh non elemen, diikuti dengan pengawal elemen yang hanya bisa berada di jarak 500 meter lebih.Saat ini, elemen yang ikut mengawal Aliya, adalah Agni.Namun saat Aliya tengah asyik
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more
PREV
1
...
910111213
...
28
DMCA.com Protection Status