Share

BAB 106

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-14 20:01:33
Aliya sungguh seperti terseret dalam suasana aneh ini.

‘Aneh?’ pikir Aliya dalam hati.

‘Ya…. aneh.’ Ia menjawab sendiri.

‘Aku ragu mengatakan ‘Cinta’ untuk seorang Dean. Bahkan aku tak membalas pesan suara Dean yang mengatakan ‘I love you’ padaku.’

‘Pesan yang ia coba kirimkan langsung padaku dengan membobol medan pembatas itu hingga menyebabkan dirinya mengalami pendarahan ringan.’

Aliya menjelaskan dirinya sendiri dalam hati.

Aliya juga tak yakin dengan perasaan yang dimiliki pada pria yang kini menjadi suami sukmanya itu.

Namun Aliya merasakan ketakutan yang luar biasa saat mengira Dean akan melepaskan dirinya demi Elang yang memohon Aliya kembali padanya.

Rasa takut yang hanya bisa Aliya rasakan dalam diam. Serta sebuah kecemasan yang luar biasa saat terlintas, bahwa Dean masih berpikir bahwa Aliya masih menginginkan Elang untuk berada di sisinya.

Rasa cemas itu adalah bahwa Dean menyangka Aliya akan berada dalam kekalutan karena kehadiran rekaman suara Elang itu.

Serta rasa cem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jie Roe
duh thor ampun deeh..... tp bnr2 tersentuh sm kalimat dean di atas. hiksss
goodnovel comment avatar
candu_novel
dr kemaren bab-nya mngandung kalimat dalam. Dpt ide dr mn sih thor? suka, serius.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 107

    Hawa terasa tetap sejuk, semilir angin terasa membelai kulit polos mereka berdua meskipun berada dalam balutan selimut.Aliya memejamkan mata, ini kali ketiga Dean tengah membuatnya seperti lupa segalanya.Siang menjelang sore itu, Dean begitu erat menggenggam jemari Aliya, mengungkung pinggangnya, begitu intens menciumi seluruh wajah dan tubuhnya, seolah tak ingin meninggalkan satu sentipun tubuh Aliya tak terjamah olehnya.Aliya membiarkan Dean menjelajahinya dan hanya bisa berharap, dia bisa memberikan apa yang tengah dicari Dean dengan tindakannya itu.Seolah Dean tak kunjung puas dengan apa yang ia lakukan sendiri pada Aliya.Sekali, dua kali, bahkan kali ketiga ini, Dean masih begitu tampak lapar akan diri Aliya.Entah pula kali ke berapa Aliya mengerang ketika Dean mendapati titik-titik sensitif Aliya.Entah berapa kali Aliya tak sengaja melepaskan suara yang ia rasa pastinya akan membuat dirinya malu sendiri.Namun just

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 108

    “Ya. Memang ada yang janggal. Pada awal kita ketahui bahwa muncul semacam medan pelindung padamu, kita juga menemukan ada medan yang sama pada Einhard.”“Apa?” Aliya berbalik. Kini wajahnya menghadap ke arah Dean yang masih memeluk dirinya dari belakang.“Ya. Baik kau dan Einhard, memiliki medan perlindungan yang sama di hari yang sama, setelah Einhard menalakmu,” kata Dean.“Jadi kalian semua juga tidak bisa mendekati Elang?”“Ya. Kami tidak bisa mendekati Einhard, sama hal nya kami tidak bisa mendekatimu dengan jarak kurang dari 500 meter.”“Oh…..” Mulut Aliya membulat. Ia lalu menggigit bibirnya sambil berpikir.Dean terus memperhatikan Aliya. Lalu berujar lirih. “Don’t…” (Jangan…)“Hm?” Aliya menengadahkan kepalanya untuk mendapati wajah Dean yang tengah menatapnya.“Jangan memancingku. Kita belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 109

    29 November 202213.20Siang itu matahari bersinar cukup terik, saat Aliya mengendarai motornya untuk mengunjungi Fayza di pesantrennya, dengan dikawal lima orang non-elemen. Hal tersebut dikarenakan Aliya yang masih memiliki medan pelindung yang tidak bisa di masuki oleh para elemen.Meskipun mereka non-elemen, namun mereka telah dilatih khusus oleh Nawidi dengan ketat. Penyaringan mereka sebagai anggota tim pengawal untuk Aliya, melalui prosedur yang panjang dan ketat.Sejak Aliya tidak bisa didekati oleh Dean, Nawidi, Agni dan kawan-kawan elemennya, Dean dan Nawidi menyiapkan penjaga khusus untuk Aliya yang direkrut dari pemuda-pemuda non-elemen yang bertalenta.Empat tahun sudah, semenjak medan perlindungan itu tercipta bagi Aliya, Aliya hanya dikawal oleh non elemen, diikuti dengan pengawal elemen yang hanya bisa berada di jarak 500 meter lebih.Saat ini, elemen yang ikut mengawal Aliya, adalah Agni.Namun saat Aliya tengah asyik

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 110

    Aliya terlampau panik, dan yang terlintas pertama dalam pikirannya adalah Diani.Meskipun terakhir kali ia berhasil membuat dirinya bisa menyampaikan pesan telepati pada teman-teman elemennya, namun ia sudah terbiasa berhubungan dengan Diani ketika menyangkut tentang Elang.Pun ketika Dean berhasil dihubungi, itu pun melalui perantara Diani.Jadi, yang terpikir olehnya saat ini, adalah Diani.Namun tanpa Aliya sadari, pikiran itu lalu terwujud dan tercetak dalam bentuk status di WA milik Aliya yang hanya bisa dibaca oleh Diani.“Oh baiklah. Kau mau kasih kabar ke yang lainnya?” Kalimat Elang membuyarkan lamunan Aliya.“Silahkan. Ini aku bantu perjelas percakapan kita,” katanya lagi menambahkan.“A-apa maksudmu?” Aliya tidak paham maksud Elang.Pria bernetra cokelat tua itu tampak berdiam sebentar. Seolah tengah mengatur sesuatu dalam pikirannya.“Aku bantu kau untuk memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 111

    “Elang…”‘Dia tidak seperti Elang yang aku kenal. Dia… beda… Dingin… Acuh…’ Aliya kembali berkata dalam hati.Kedua matanya memandang lurus pada Elang yang duduk di seberangnya.“Aku bisa mendekatimu tanpa terhalang medan pelindungmu, bukankah itu bisa menjawab pertanyaanmu? Siapa sesungguhnya pendamping sejatimu?”Aliya diam, tak menanggapi kalimat Elang tersebut.Pikirannya berkecamuk pada hal lain. Tentang perubahan pada diri Elang yang sangat terasa olehnya.Elang memang berbeda dari yang dulu ia kenal. Meski masih sangat jelas ia memiliki wajah yang tampan, namun ia kini tampak begitu… suram dan terkesan ‘gelap’.‘Andai Diani bisa melihat apa yang kulihat sekarang… Elang. Dia tampak menakutkan…’ cetus Aliya dalam hati.Tanpa Aliya sadari, sebuah foto terkirim di status Aliya. Itu adalah gambaran sosok Elang di hadapan Aliya yang tengah dilihat oleh Aliya.“Oh nice… Kau sudah bisa memproyeksikannya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 112

    Hingga Elang tiba di sebuah rumah dalam kompleks perumahan yang tak begitu jauh dari kedai kopi yang tadi Elang singgahi, ia tak menggubris Dean yang terus mengirim pesan jarak jauh pada dirinya.Elang melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar dengan Aliya yang masih dalam gendongannya. Ia menurunkan Aliya dengan hati-hati di atas ranjang besar dalam kamar utama di rumah itu.Sejenak Elang menatap wajah Aliya yang tertidur pulas, dengan tatapan puas.Tangan kanannya terulur ke arah wajah Aliya. Elang menyentuh pipi Aliya dengan punggung jari telunjuk dan jari tengahnya.Tidak ada senyum yang tersungging di bibirnya.Hanya tatapan rumit yang tampak tersorot dari kedua matanya. Namun dari sekian detik jemarinya mengusap lembut pipi Aliya, terbaca sorot mata penuh kerinduan dan rasa takut.Elang masih terbius pada wajah wanita yang tengah terbaring di atas ranjang besar itu, ketika tubuhnya sedikit terentak kecil.Elang mengangkat kepala dan memejamkan kedua matanya.Sekian detik berikutn

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 113

    ‘Dan Dean pun memiliki keputusannya sendiri untuk tetap ada di jalur ini.’Terjadi keheningan sejenak, sebelum kemudian Nawidi melanjutkan mengirimi pesan jarak jauhnya pada Elang.‘Pulangkan Aliya pada putrinya. Putri Aliya adalah putri Anda juga.’‘Diam… Stop it!’ seru Elang, setelah sekian lama hanya diam mendengarkan.‘Kamu bukan tandinganku, Nawidi.’ Elang mengingatkan Nawidi.‘Saya tahu. Dan saya tidak peduli dengan itu,’ jawab Nawidi.‘Yang saya pedulikan hanya bagaimana Anda bisa menyadari ilusi tersebut melukai akhlak dan keyakinan Anda.’‘Anda bisa menyembunyikan segala yang Anda pikir bisa untuk disembunyikan. Pada akhirnya, Tuhan akan membukakannya pada kami.’‘Jadi, ini waktunya Anda membiarkan Aliya pulang.’‘What if, I insist to refuse to let her go?’ (Bagaimana jika aku menolak untuk melepaskannya?) Elang membalas sambil tersenyum tipis.‘Jika demikian, saya tidak punya pilihan lain. Kehormatan Aliya adalah amanah yang dititipkan pada kami semua.’Sementara itu. Sekita

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 114

    Aliya mengangguk lagi. Tangannya lalu meraba saku kanan jaket yang ia kenakan sedari tadi. Kini tangannya bisa merasakan keberadaan ponsel miliknya itu.Sebelumnya, saat Aliya berhadapan dengan Elang, ia bahkan tidak mendapati ponselnya di dalam saku jaket maupun saku celananya. Padahal Aliya mengingat betul, ia tidak memindahkan ponsel tersebut semenjak berangkat dari rumah.Meski begitu, itu bukanlah menjadi hal aneh lagi. Aliya paham, bahwa Elang telah menjadikannya ‘hilang’ sementara itu.Ia segera mengeluarkan ponselnya dari saku jaket. Aliya langsung mengecek status WA miliknya. Dan benar saja. Beberapa percakapan dirinya dengan Elang tadi tercetak di status itu, dan telah terbaca oleh Diani saja. Artinya, Diani benar-benar telah tahu apa yang tadi terjadi pada dirinya.Aliya menghela napas lega.Lalu ia mengetik beberapa pesan pada Diani mengabarkan dirinya telah dalam perjalanan pulang dan terlibat percakapan sejenak dengan Diani melalui media pesan instan tersebut.Dari Diani

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status