Saat May mulai mendesak, Gyan mendorong wanita itu. Refleks punggung tangannya mengusap bibirnya yang basah. Tidak seperti dulu, tidak ada sesuatu yang menggelitik perutnya ketika bibir May menyentuh bibirnya. Segalanya terasa kebas dan hambar. Tidak ada yang istimewa lagi. Efek kecewa yang terlalu dalam dan sakit yang berlebihan membuat pria itu tidak bisa merasakan apa pun lagi. "Gy?" May agak terkejut dengan penolakan yang Gyan lakukan. Bahkan pria itu terlihat jijik saat bibirnya May sentuh. "Aku tegaskan sekali lagi. Kita sudah selesai. Aku nggak ada niat secuil pun buat kembali lagi.""Gy, aku menyesal. Aku harus gimana biar kamu bisa maafin aku?" "Aku sudah maafin kamu, tapi buat kayak dulu lagi. Aku nggak bisa." May terlihat ingin membalas, tapi Gyan buru-buru mengangkat tangan. "Ki-ta su-dah se-le-sai. You get it?" Gyan melangkah mundur, lalu berbalik dengan cepat dan keluar dari unit May tanpa menoleh lagi. Sempat telinganya mendengar seruan May yang memanggil namanya,
Baca selengkapnya