Gyan menyurukan wajahnya ke belakang leher Resta. Membaui aroma rambut wanita itu sambil memejamkan mata. Sementara lengannya memeluk perut wanita itu seraya sesekali bermain di area sekitar dada. Hanya itu yang bisa dia lakukan setelah penolakan Resta satu jam lalu. Dan Gyan masih tetap menghargai prinsip kekasihnya itu. Cium dan peluk juga cukup. Uhm, dan sedikit make out seperti sekarang. "Wangi banget rambut kamu, Sayang," bisiknya seraya terus menciumi rambut Resta. "Mau sampai kapan kamu begini terus? Memang kamu nggak lapar?" tanya Resta lantas menggigit bibir agar tidak mendesah saat Gyan memilin puncak dadanya dari dalam blouse. Tangan pria itu tidak mau diam. Modusnya hanya ingin peluk, tapi tangannya piknik ke mana-mana. Namun Resta tidak menolak lagi, asal tidak dengan melakukan seks. Meski sejujurnya Resta sendiri tergoda. Dia wanita normal dan sensitif. Disentuh dengan intim begini jelas sangat mempengaruhinya. "Nanti aku suruh staf hotel membawanya ke sini," sahut G
Read more