Home / Romansa / Pesona Bos Galak / 62. Perkara Kerja

Share

62. Perkara Kerja

Author: Yuli F. Riyadi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Gimana kuliah kamu?"

"Sejauh ini lancar sih, Mbak. Aku berniat ngajuin beasiswa biar ada sedikit keringanan biaya."

Resta mengangguk. Tangannya mencomot satu mendoan tempe dan cabe rawit hijau. "Dulu Mbak nekat kuliah di Jakarta juga karena ada beasiswa. Tapi, Kae." Wanita 25 tahun itu menatap adik satu-satunya itu. "Jangan sampai kamu ambil kerja paruh waktu. Mbak nggak setuju."

"Hm, padahal aku udah merencanakan itu."

"Mbak masih bisa kok biayain kamu. Mbak nggak mau kuliah kamu jadi nggak fokus."

Lelaki 19 tahun di depan Resta meluruhkan bahu. Teringat brosur kerja part time yang baru saja dia terima dari salah satu teman.

"Kamu ambil jurusan berat loh, Kae."

"Tapi aku kan nggak mau repotin Mbak Resta terus."

Resta berdecak. Lalu mengacak rambut legam Kae dengan gemas yang langsung dapat protes dari yang punya rambut.

"Kalau kamu mau bantu Mbak, kamu cukup belajar yang rajin biar nggak molor lulusnya. Terus...." Resta memindai ruangan. Meneliti setiap sudutnnya yang baginya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
kn lagi" nyari masalah terus ni resta
goodnovel comment avatar
amabilis
wash gawat bakal ada perang nih
goodnovel comment avatar
Oppo A712018
nambah thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Bos Galak   63. Mencari Resta

    Motor yang Gyan tumpangi berhenti di depan sebuah rumah dengan dominan cat berwarna putih. Kusen pintu dan jendelanya sangat sederhana. Meski begitu tampilannya asri. Pemilik sengaja menanam pohon dan bunga hidup di depannya walaupun halaman rumah itu tak seberapa luas. . "Ini dia alamat yang Mas cari," ucap pemuda yang mengendarai motor. Gyan turun dari jok belakang motor. Memperhatikan rumah itu sesaat. Pintunya sedikit terbuka. Senyumnya tersimpul ketika membayangkan reaksi Resta jika melihatnya di sini. "Terima kasih banyak ya," ucap Gyan. "Sama-sama, Mas." Pemuda itu turun dari motor. "Kalau boleh tau Mas mau mencari siapa di rumah ini?" tanyanya penasaran. "Saya mencari pacar saya," ucap Gyan tersenyum tipis. Namun pemuda itu tampak syok. "Pacar?" Gyan mengangguk. "Namanya Resta. Semoga saya nggak salah alamat." Raut pemuda itu makin syok mendengar nama Resta disebut. "Mas pacar Mbak Resta?!" "Wah, rupanya kamu kenal juga? Berarti saya nggak salah alamat. Syukurlah." M

  • Pesona Bos Galak   64. Masalah Lagi

    Resta melenggang memasuki rumah setelah motor Ridge meninggalkan halaman. Pria itu tidak mampir karena ada urusan lain dan hanya menitipkan salam untuk ibu dan Kae. Wajah Kae yang mesam-mesem tak jelas terlihat pertama kali begitu Resta memasuki teras. Sepertinya ada tamu. Dia melihat ada sosok lain yang duduk di seberang Kae, membelakangi dirinya. "Lama banget sih, Mbak. Udah ditungguin Mas Gyan loh dari tadi." Teguran Kae membuat langkah Resta yang akan mencapai pintu terhenti seketika. Gyan? Matanya membulat dan memastikan tamu itu beneran Gyan dengan isyarat mata. Di tempatnya, Kae mengangguk pelan. Saat itu juga kaki Resta rasanya lemas mendadak. Bagaimana Gyan bisa di sini? Bukankah seharusnya lelaki itu di Eropa? Resta masih membeku ketika Gyan menoleh dan memberinya senyum. Bukan jenis senyum kebahagiaan, tapi senyum yang seolah bisa mengantarnya ke ambang maut. "Hai, seneng banget ya yang habis jalan-jalan," sapa Gyan sarat akan sindiran. Resta sangat hapal ekspresi itu

  • Pesona Bos Galak   65. Mencari Maaf

    Kae menurunkan Resta tepat ketika roda duanya berada di depan gedung hotel. Dia sendiri langsung meluncur ke kampusnya lantaran ada praktikum pagi yang harus dia ikuti. Lelaki itu sempat pesan pada Resta agar wanita itu tidak banyak mendebat Gyan nanti. Bahkan dia yang menyarankan agar Resta membawa sesuatu. Alhasil sebelum sampai hotel dia sempatkan diri mampir ke minimarket. Resta segera melangkah mendekati gedung begitu Kae melanjutkan perjalanannya. Tangannya menggenggam tali tas dengan erat. Jujur dia agak jeri menemui Gyan meskipun di otaknya sudah tersusun kata-kata yang akan dia ucapkan nanti. Memasuki lobi hotel, dadanya mendadak berdebar. Resta sampai harus menarik napas panjang sebelum bergerak ke arah resepsionis. Beruntung aroma rempah yang menguar di area lobi membuat perasaannya sedikit tenang. "Pak Gyan Jagland? Sebentar ya, Bu." Resepsionis yang menyambutnya ramah lantas sibuk begitu Resta bertanya soal Gyan. Pilihannya cuma dua. Gyan mau menemuinya, atau malah men

  • Pesona Bos Galak   66. I Wonu

    Tanpa sadar Resta mencengkeram kaus yang Gyan kenakan. Matanya yang terpejam terbuka saat Gyan menjauh. Pria itu lantas berbisik padanya. Bisikan yang membuat sekujur tubuhnya meremang seketika. "I want you now." Resta bisa merasakan hawa panas menjalari kulit tubuh ketika telapak tangan Gyan mengusap langsung area pinggangnya. Tatapan tajam pria di atasnya itu berubah sendu. Resta memejamkan mata menahan getar yang menggelitik di pusat gairahnya. "Gy." Suara Resta bergetar lirih. "Apa yang harus aku korbankan lagi buat mendapat maafmu?" Gerakan tangan Gyan yang tengah mengusap perut Resta terhenti. Dia tak suka mendengar itu. "Kenapa di sini seolah aku yang salah?" Alisnya menyatu. Tangannya lantas bergerak keluar dari dalam blouse. "Kamu jalan sama laki-laki lain tanpa aku tau. Dan laki-laki itu Ridge. Kamu sangat tau kalau aku nggak suka kamu dekat-dekat sama dia." Gyan menjauh, emosinya kembali naik. Resta menarik napas panjang, lalu beranjak bangun. Dia paham kekhawatiran ke

  • Pesona Bos Galak   67. Aku Mengantuk

    Gyan menyurukan wajahnya ke belakang leher Resta. Membaui aroma rambut wanita itu sambil memejamkan mata. Sementara lengannya memeluk perut wanita itu seraya sesekali bermain di area sekitar dada. Hanya itu yang bisa dia lakukan setelah penolakan Resta satu jam lalu. Dan Gyan masih tetap menghargai prinsip kekasihnya itu. Cium dan peluk juga cukup. Uhm, dan sedikit make out seperti sekarang. "Wangi banget rambut kamu, Sayang," bisiknya seraya terus menciumi rambut Resta. "Mau sampai kapan kamu begini terus? Memang kamu nggak lapar?" tanya Resta lantas menggigit bibir agar tidak mendesah saat Gyan memilin puncak dadanya dari dalam blouse. Tangan pria itu tidak mau diam. Modusnya hanya ingin peluk, tapi tangannya piknik ke mana-mana. Namun Resta tidak menolak lagi, asal tidak dengan melakukan seks. Meski sejujurnya Resta sendiri tergoda. Dia wanita normal dan sensitif. Disentuh dengan intim begini jelas sangat mempengaruhinya. "Nanti aku suruh staf hotel membawanya ke sini," sahut G

  • Pesona Bos Galak   68. Mendapat Restu

    Ibu menyentuh dadanya. Terkejut dengan kata-kata yang Gyan sampaikan barusan. Perempuan paruh bayu itu menatap putrinya yang tampak pasrah saja. Resta sudah mewanti-wanti agar Gyan jangan sampai membuat ibunya syok. Tapi berita yang Gyan sampaikan memang terlalu tiba-tiba. Mau disampaikan sepelan apa pun tetap saja membuat ibu kaget. "Nak Gyan serius?" tanya Ibu masih terlihat tidak percaya. "Lebih dari serius, Bu," sahut Gyan tersenyum. Sama sekali tidak ada keraguan di wajah tampannya. Sepertinya Ibu tidak bisa berkata-kata lagi. Dia menarik napas panjang lalu menatap Resta lagi. "Kalau Ibu terserah Resta saja. Dia yang akan menjalani. Kalau itu membuat dia bahagia, tentu ibu akan merestui kalian." Ucapan Ibu langsung membuat wajah Gyan berseri-seri, tapi tidak dengan Resta. Dia hanya meringis menanggapi itu. "Nggak sia-sia aku nyusul kamu ke sini," ujar Gyan seraya melirik Resta. Dia kembali menatap ibu. "Dalam waktu dekat saya akan meminta orang tua saya melamar Resta ke sin

  • Pesona Bos Galak   69. Orang Yang Tepat

    "Kenapa senyum-senyum?" Gyan menjulurkan leher, berusaha mengintip layar ponsel yang Resta bawa. Sejak terdengar notifikasi pesan masuk, wanita itu mengutak-atik ponsel sambil sesekali tersenyum. Mengabaikan eksistensi Gyan yang lagi cari perhatian. "Coba sini liat kamu lagi chat sama siapa?" Nyaris saja ponsel itu berpindah tangan, tapi Resta berhasil menghindar ketika lelaki itu berusaha merebutnya. "Jangan rese deh," ujar Resta pelan dan beranjak mencari tempat agak jauhan dari Gyan. "Aku kan cuma pengin tau kamu chat-an sama siapa." Gyan mendengus. Dan dengan wajah sebal dia beranjak berdiri membuka lemari yang berisi kulkas mini lalu mengambil minuman ringan di sana. "Ini cuma dari Ridge." Gyan menoleh cepat. "Ridge? Ngapain? Coba sini liat." Gyan berusaha merebut ponsel Resta kembali, tapi lagi-lagi gagal. "Dia cuma ngasih tau kalau sekarang lagi ada di Malioboro. Dia juga mengirim beberapa foto." Dengan jarak aman dari jangkuan Gyan, Resta menunjukkan foto Ridge yang ber

  • Pesona Bos Galak   70. Rencana Daniel

    "Amanda Wiratama."Daniel menunjukkan sebuah potret cantik kepada istrinya. Potret wanita dengan rambut sebahu bergelombang bermata legam. Memiliki tulang pipi tinggi dan bentuk bibir yang sensual. "Anak bungsu dari Surya Wiratama. Pemilik Wiratama Abadi Grup. Cantik kan?" tanya Daniel tersenyum lebar. Namun tidak dengan Delotta, wanita itu memundurkan badan dan menunjukkan wajah tak sukanya. "Umur kamu bahkan sudah mau 75 tahun. Bisa-bisanya memamerkan foto wanita muda padaku. Nggak sadar diri banget sih." Daniel kontan memejamkan mata. "Astaga, Baby. Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya tak percaya. "Aku memang udah nggak menarik lagi. Umurku juga udah tua. Tapi aku nggak nyangka kamu punya pikiran mau menikah lagi." Delotta mengusap pipinya yang tanpa sadar sudah basah saja. Dia menepis tangan Daniel yang mencoba merangkulnya. "Baby, pikiranmu udah terlalu jauh." Daniel mendesah pasrah melihat istrinya yang malah sesenggukan. Dia lantas turun dari sofa dan duduk melantai di bawah

Latest chapter

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Ada Kamu

    Tidak cuma Daniel dan Delotta yang menghadiri grand opening hot spring dan restoran milik Resta tersebut. Ibu dan Kae juga turut serta. Kae yang sedang sibuk meraih gelar profesi menyempatkan hadir mendampingi ibunya. Lalu Joana dan juga orang tuanya. Dan yang mengejutkan Aaron pun datang. Dia tidak sendiri ada wanita cantik di sebelahnya yang selalu menggandeng tangannya. "Tunangan Kak Aaron?" Resta terlihat takjub saat Aaron mengenalkan wanita itu padanya. "Doakan ya semoga bisa segera dihalalin," sahut Aaron tersenyum sambil menatap wanita di sisinya. "Pasti dong, Kak." "Akhirnya setelah sekian lama kakak gue sold out juga," celetuk Joana. Yang langsung mendapat jitakan di kepalanya dari sang kakak. "Nggak sopan, emangnya kakak kamu ini barang dagangan," gerutu Aaron membuat Joana manyun sambil mengusap kepalanya. "Mana cowok kamu? Katanya ada yang baru lagi?" "Nggak ada! Aku lagi jomblo.""Jomblo beneran ntar lo," timpal Resta menyeringai lebar. "Lah emang gue jomblo!" Aa

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Berat Badan

    "Good. Proposal diterima." Wajah Resta kontan berbinar setelah waswas menunggu respons suaminya perkara proposal yang dia buat lagi. Bibirnya melengkung sempurna. Saat tatapnya bertemu dengan mata biru Gyan, wanita itu langsung meloncat, dan menghambur ke pelukan sang suami. "Makasih, Gy! Makasih," serunya sambil mengecup pipi Gyan bolak-balik. Dia susah payah berdiskusi dan menyusun konsep baru bersama Joana setelah survei ke berbagai jenis cafe di ibukota bersama Gyan waktu itu. Bahkan untuk menyusun menu, Joana menyeret Marsel yang notabene memiliki beberapa chef andalan di rumahnya. Soal Marsel itu, entah tepatnya kapan Joana bisa dekat dengan pria itu. Hal ini belum sempat Resta tanyakan. Yang terpenting saat ini proposal bisnis barunya diterima Gyan. Pria bermata biru itu tersenyum seraya mengusap pinggang Resta yang berada di pangkuannya. "Lokasinya udah ada?" tanyanya. "Udah ada yang kami incar. Joana bilang akan nego sama pemiliknya.""Kamu butuh tanah yang cukup luas loh

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Menu

    Ketukan di pintu sama sekali tidak membuat Resta segera beranjak dari tempat tidur. Dia malah makin merapatkan selimut. Suara Gyan yang terus memanggil pun tidak dia hiraukan. Resta masih kesal. Semalam dia benar-benar memisahkan diri, dan Gyan pun tidak terlihat menyusulnya. Meski kesal luar biasa karena proposalnya ditolak, semalam dia membaca ulang proposal yang sudah dia buat itu. Resta akui Gyan benar. Konsepnya sederhana seperti kafe pada umumnya, tapi tetap saja dirinya merasa tersinggung. Entahlah, akhir-akhir ini Resta merasa gampang emosional. Tidak bisa kena senggol sedikit. Mood-nya benar-benar kacau. Resta tahu ada pergerakan pintu yang dibuka, tapi dia tetap diam. Hatinya cuma berharap tidak ada hal yang akan membuat paginya berantakan, terlebih karena disebabkan suaminya. Akan lebih baik Gyan langsung berangkat kerja saja tanpa mendekatinya seperti ini. Jujur, Resta masih malas sama lelaki itu. Gyan mendekat, dan berbaring di sisi Resta yang tidur membelakanginya. "Sa

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Proposal Laknat

    Gyan menatap layar komputernya dengan mata berbinar. Kepalan tangannya sesekali diayunkan. Proyeknya berjalan sesuai apa yang dia inginkan. Pertimbangannya untuk berinvestasi tiga tahun lalu akhirnya membuahkan hasil. Baginya ini hal yang harus dia rayakan bersama sang istri. Bumi yang baru saja masuk tersenyum kecil melihat wajah sumringah bosnya. "Saya belum mendengar kabar tender baru yang berhasil. Kenapa Anda bisa sesenang ini, Pak?" tanya pria itu sambil meletakkan sebuah dokumen bersampul hitam ke meja besar bosnya. "Ini bukan soal tender." Javas menjauhkan sedikit badan dari layar komputer lalu menatap asisten pribadinya itu. "Tapi investasi Blue Jagland di proyek kota tua di Sulawesi. Selama tiga tahun berjalan, laporan itu makin membaik. Kenapa saya senang. Karena itu adalah investasi besar pertama saya yang disetujui oleh pemegang saham.""Selamat, Anda memang hebat, Pak." Gyan tersenyum lebar sambil memutar-mutar kursinya. Namun senyum lebarnya tidak berlangsung lama ke

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Sedikit Ujian

    Gyan membungkam segera mulut Resta yang menjerit. Lalu kekehan kecilnya mengudara. Sudah larut malam, tapi keduanya masih terjaga. Bahkan keringat membanjiri tubuh polos mereka yang hanya tertutup kain selimut. "Jangan berisik, Sayang. Kamu bisa membangunkan semua orang," bisik Gyan meletakkan telunjuk ke bibir. Resta mengangguk-angguk sehingga Gyan bisa melepaskan tangan dari mulutnya. "Habis gimana, ini terlalu enak," ujarnya nyengir. Ada kebanggaan tersendiri ketika Resta mengatakan itu. Secara tak langsung wanita itu memuji kemampuan dirinya menyenangkan istri di atas ranjang. "Masih mau lagi?" tanya Gyan tersenyum nakal. Pinggulnya bergerak pelan sengaja menggoda sang istri. "Mau.""Janji jangan teriak. Kalau di apartemen sendiri sih nggak masalah. Di sebelah ada Ola." "Nggak janji sih. Tapi aku bakal usahain nggak teriak kenceng-kenceng." Kebisingan sepasang suami istri muda di malam hari sudah terjadi beberapa malam sejak keduanya menginap di rumah Daniel. Gyan dan Resta

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Kado Inden

    Mata biru Gyan mengerjap ketika melihat Resta memasukan es krim ukuran magnum ke mulutnya. Wanita itu memejamkan mata, dan menggeram nikmat. Sialnya, itu dilakukan berulang sampai membuat Gyan melongo. Pria itu menelan ludah, dan mendadak peluh sebesar biji jagung meluncur dari dahinya. Cuaca hari ini lumayan panas. Beberapa kali Gyan mengipas-ngipas baju yang dia pakai. Dan lagi panas-panasnya dia melihat istrinya melakukan adegan menjilat es krim. Bikin pikiran liarnya traveling ke mana-mana. "Yang, pulang ke hotel yuk. Gerah nih," bisik Gyan sambil memperhatikan es krim yang baru lepas dari mulut Resta. "Oke." Tanpa banyak membantah, Resta menurut. Dia beranjak berdiri dan langsung menjajari langkah suaminya. "Yang, makan es krimnya biasa aja dong." Mendengar itu Resta terlihat bingung. Lah memang ada yang tidak biasa? Dia menatap es krim yang ukurannya mulai berkurang. "Aku biasa kok.""Enggak, ah. Kamu kayak sengaja banget godain aku."Hah? Hampir saja rahang Resta jatuh. Apa

  • Pesona Bos Galak   131. Honeysweet

    "Mau ke suatu tempat?" Matahari sudah tinggi, tapi sepasang pengantin itu masih enggan beranjak dari ranjang. Terlalu sayang menyia-nyiakan waktu libur jika harus bergerak cepat."Ke mana?" Resta membenarkan posisi tidur menghadap Gyan. Matanya masih terkatup rapat. Kepalanya lantas menyuruk ke dada terbuka sang suami. "Dulu papi honeymoon ke Santorini. Beberapa teman menyarankan ke Honolulu dan Maldives. Atau kamu mau ke Swiss? Rusia? Finland?"Dalam tidurnya Resta tersenyum. "Mainstrem banget.""Kamu punya rekomendasi?" "Borobudur." Gyan mengerjap. Bahkan dia sampai harus mengangkat kepala dan menyangganya dengan satu tangan. "Di antara tempat spektakuler yang aku tawarkan kamu malah pilih borobudur?" Pria itu menatap istrinya tak percaya. "Memang anti mainstrem banget sih." "Hei, borobudur itu lebih spektakuler dari tempat yang kamu sebutkan tadi tau!" Resta mendorong pipi Gyan. "Tapi itu borobudur, deket. Cuma di Jogja. Kita bisa ke sana kapan saja. Dan ini honeymoon kita, S

  • Pesona Bos Galak   130. Private Party

    Malamnya pesta masih berlanjut. Area pantai disulap menjadi beach club mengingat pihak resort sendiri tidak memiliki fasilitas itu. Pesta ini hanya dihadiri oleh teman-teman dekat saja. Mungkin cuma Resta yang tidak memiliki banyak tamu seperti Gyan. Seumur-umur di kota ini dia hanya memiliki satu sahabat, Joana. Lainnya cuma teman biasa yang tidak terlalu spesial sampai harus diundang ke private party seperti ini."Dilihat dari sisi mana pun dia tetep ganteng banget," seru Joana dengan nada tertahan. Tangannya memegang gelas cocktail, dan sebelah lainnya menyentuh dadanya yang berdebar. "Siapa?" Resta sambil lalu menanggapi. "Marsel my mine," sahut Joana cengar-cengir. Sejak putus dari pacarnya beberapa bulan lalu, wanita itu mulai keganjenan lagi. Jejak kesedihannya sudah hilang tak berbekas. Resta tahu sahabatnya itu gampang move on. Joana tidak akan sudi lama-lama bermuram durja. "Emang cowok di dunia ini cuma dia doang!" itu dalih andalannya. "No bucin-bucin club." Belum ber

  • Pesona Bos Galak   129. At Wedding Party

    Tidak seperti pernikahan Javas dan Kavia yang digelar mewah di ballroom hotel berbintang, resepsi dan pernikahan ulang Gyan dan Resta kali ini digelar cukup simpel. Pesta dengan hamparan pasir putih dan suara deburan ombak tepi pantai menjadi pilihan mereka. Tamu undangan yang hadir pun terbatas. Jadi, acaranya lebih terasa sakral dan tenang. Gyan mengecup pipi istrinya begitu selesai sesi pemotretan mahar dan buku nikah. "Sudah sah menurut agama dan negara nih, Yang." "Lalu?" "Makin tenang jungkir balikin kamu sekarang." "Please deh, Gy." Resta memutar bola mata. Gyan melebarkan mata dan memasang wajah pura-pura terkejut. "Ini kita masih harus menyapa tamu loh. Kok kamu udah plas plis aja. Sabar dulu, nanti malam juga aku puasin kok," ujar Gyan lantas tertawa melihat reaksi Resta yang spontan melotot. Resta hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kekonyolan suaminya. Makin tidak waras. Namun akhirnya dia ikut tertawa juga. Jika bukan karena menjadi asisten pribadi pria itu, Rest

DMCA.com Protection Status