Home / CEO / Jerat Cinta Tuan CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jerat Cinta Tuan CEO: Chapter 21 - Chapter 30

83 Chapters

CHAPTER 21 – Memberi Perhatian

”Bagaimana?’ tanya Rakha pada Maira yang baru saja menutup teleponnya.”Semua beres. Tinggal menunggu saat yang tepat,” jawab Maira sambil tersenyum.”Mereka bisa dipercaya, kan? Maksudku Laban dan Calix. Aku tak mau uangku keluar sia-sia,” tanya Rakha memastikan.Maira menghampiri Rakha dan duduk di sampingnya. Diusapnya lengan partner in crime-nya itu dengan lembut.”Tenanglah, Sayang. Laban dan Calix sudah sering bekerja sama denganku sebelumnya. Mereka orang-orang yang sudah lama aku kenal dan bisa diandalkan. Asalkan ada uang, mereka akan melakukannya dengan senang hati," ujar Maira meyakinkan.Rakha mengangguk pelan, wajahnya masih tampak sedikit cemas. Rakha tahu ia tak bisa percaya 100 persen dengan orang seperti Maira.”Aku hanya tidak ingin rencanaku kali ini gagal seperti yang sudah-sudah. Kau tahu berapa banyak kerugian yang aku derita kalau sampai semua ini gagal?"Tangan kekar Rakha mengepal erat mengingat kegagalannya menjatuhkan Khandra beberapa bulan lalu. Gagal membu
Read more

CHAPTER 22 – Memulai Serangan

”Oh, ya, Evanna, apa akhir pekan nanti kau ada acara?” tanya Calix yang membuat Evanna tertegun seketika.Evanna teringat ucapan Shana sebelumnya bahwa ia harus bersikap hati-hati terhadap Calix. Mendengar pertanyaan Calix itu, Evanna merasa ia tidak hanya harus berhati-hati, namun juga waspada.Evanna meletakkan garpu dan pisaunya perlahan. Ia menatap Calix dengan tatapan tenang meski jantungnya berdegup sedikit lebih kencang.”Sepertinya saya ada acara dengan keluarga, Pak. Kenapa memangnya?” tanya Evanna balik dengan nada setenang mungkin.Calix tersenyum mendengar jawaban Evanna. Senyumnya bahkan terlihat sedikit mencurigakan di mata Evanna.”Ah, sayang sekali! Padahal aku ingin mengajakmu melihat pertunjukan di Black Diamond malam minggu nanti. Ada pertunjukan eksklusif penari dari Thailand akhir pekan nanti,” ujar Calix dengan nada kecewa yang kentara.Evanna mengernyitkan dahinya curiga. Entah mengapa ia merasa ajakan Calix itu tidak sesederhana kelihatannya. Dugaannya semakin m
Read more

CHAPTER 23 – Trik Jitu

Menjelang petang Evanna sudah berada di dalam mobil Calix menuju Quantum Hotel. Evanna sudah hampir menangis karena Calix memaksanya berganti pakaian sebelum berangkat. Terpaksa Evanna memakai pakaian yang disodorkan Calix padanya. Laki-laki itu tampaknya sudah mempersiapkan semuanya, termasuk gaun untuk Evanna.Gaun ketat merah maroon itu sangat menyiksa Evanna. Panjangnya sepuluh senti di atas lutut. Apalagi potongan leher v-neck rendahnya membuat Evanna malu memakainya. Dia merasa seperti wanita penghibur. Terlebih lagi saat tatapan nakal Calix yang terus mengerling ke arah paha dan belahan dadanya.Sepanjang perjalanan menuju Quantum Hotel, Evanna hanya bisa menunduk malu dengan tangan menutupi pahanya seerat mungkin. Tangannya sesekali juga membenahi leher gaunnya. Evanna merasa sangat tidak nyaman dengan balutan ketat gaun mini yang dipaksakan Calix untuk ia pakai.Pandangan Evanna sesekali melirik ke arah Calix yang menyetir dengan tenang. Namun tatapan atasannya itu seringkali
Read more

CHAPTER 24 – Penasaran

”Sebenarnya siapa Evanna?” tanya Calix melalui panggilan telepon pada Maira. Malam ini Calix tak bisa tidur. Setelah membuntuti mobil yang ditumpangi Khandra dan Evanna menuju apartemen, Calix semakin penasaran dengan Evanna. Ia sudah mengeluarkan semua pesona yang dimilikinya pada Evanna, tapi gadis itu tampaknya tidak tertarik padanya. Padahal sebelumnya Calix yakin bisa membuat Evanna bertekuk lutut dalam tempo satu minggu. Namun, setelah hampir satu bulan tak memberikan hasil seperti yang diinginkannya, membuat Calix hampir merasa putus asa. Ia sudah menyiapkan jurus terakhirnya. Namun, ia kalah kelak dari Khandra Anantara. Evana pun tampaknya tak menolak saat diajak pergi laki-laki sialan itu. ”Kan aku sudah bilang kalau ia perempuan kaya yang perlu kau rayu, kau taklukkan, lalu kaukuras habis harta bendanya. Apa aku kurang memberimu informasi?” tanya Maira. ”Kalau begitu informasimu kurang akurat. Evanna tampaknya sulit ditaklukkan,” keluh Calix. Maira tertawa keras mendeng
Read more

CHAPTER 25 – Pembalasan

Evanna keluar dari toilet setelah menenangkan hatinya. Ia kecewa pada atasannya sendiri. Benar kata Shana bahwa Evanna harus mewaspadai Calix.”Ini.”Evanna terkejut saat mengetahui Shana sudah menunggunya di depan pintu toilet. Ia mengulurkan tissue pada Evanna untuk menyeka mata dan pipinya.”Kau tak apa-apa?” tanya Shana khawatir.Hari ini Shana sengaja datang lebih pagi supaya bisa cepat pulang. Namun, ia malah mendengar suara orang bertengkar dari dalam ruang kantor Calix.Evanna menerima tisue dari Shana dengan tangan sedikit gemetar. Ia mengusap sisa-sisa air mata di pipinya sembari menghela napas panjang.”Aku tidak apa-apa, hanya sedikit terguncang saja,” ujar Evanna parau.Shana mengangguk paham. Tentu saja Evanna masih syok dengan pertengkarannya barusan dengan Calix. Shana bisa menebak apa penyebabnya, saat melihat raut kacau di wajah Evanna.”Kita masuk ke ruang istirahat dulu. Kau terlihat butuh waktu untuk menenangkan diri,” ujar Shana lembut.Evanna hanya menurut tanpa
Read more

CHAPTER 26 – Persiapan

Masih ada dua minggu lebih sebelum Evanna dan Shana menjalankan rencana mereka. Calix adalah laki-laki licik. Evanna dan Shana harus sangat berhati-hati dan merencanakan semuanya dengan matang.Sepulang bekerja petang ini, Evanna berdiri di depan mini bar milik Khandra. Selama tinggal di apartemennya, Evanna tak pernah menengok isi mini bar itu. Baru kali ini ia penasaran isinya dan setelah lama memperhatikan isinya ia malah bingung sendiri.Ada berbagai macam botol dengan ukuran dan warna yang berbeda. Evanna mengenal beberapa di antaranya seperti anggur dan wiski meskipun belum pernah mencicipinya.Dalam pesta Halloween pasti akan disajikan minuman beralkohol. Evanna perlu mencoba beberapa di antaranya supaya ia bisa memprediksi reaksi tubuhnya terhadap alkohol. Akan aneh kalau ia bersama Calix tanpa menyentuh minuman sama sekali.”Kau sedang apa?” tanya Khandra yang sudah berdiri di belakang Evanna.”Oh, hanya sedikit ingin tahu tentang alkohol,” jawab Evanna yang membuat Khandra me
Read more

CHAPTER 27 – Pengakuan

”Kau tahu? Sepertinya aku mulai merasa jatuh cinta. Padamu.”Khandra tertegun mendengar ucapan Evanna. Ia menatap Evanna yang masih memeluknya. Matanya sayu dan wajahnya sudah terlihat memerah karena mabuk.Evanna mengangkat wajahnya. Dagunya ia sandarkan pada dada Khandra. Kemudian ia berjinjit dan mencium bibir Khandra. Khandra terkesiap. Tak pernah mengira Evanna akan berbuat sejauh itu. Namun Khandra tak menolaknya. Ia membalasnya dan melumat bibir Evanna dengan hangat. Napasnya terengah ketika ia melepaskan ciumannya.”Rasanya manis. Bibirmu juga manis,” ucap Evanna lirih, lalu tersenyum.Khandra tertegun mendengar ucapan Evanna. Laki-laki itu berdeham untuk menetralisir kegugupannya.”Sudah cukup. Kau mabuk berat,” ujar Khandra sambil menyeret langkah Evanna ke kamarnya.Namun gadis itu malah memeluk Khandra erat, seolah tak ingin dilepaskan. ”Tidak mau... Aku masih ingin minum lagi bersamamu,” rengeknya manja.Khandra menghela napas panjang. Evanna benar-benar sudah kehilanga
Read more

CHAPTER 28 – Petaka Bermula

”Itu kostum yang harus aku pakai?” teriak Evanna syok saat Shana menunjukkan kostumnya sore itu.”Memangnya kau mau pakai kostum apa?” tanya Shana gemas melihat reaksi Evanna.”Apa nggak ada yang lebih tertutup? Kostum abad pertengahan tampaknya lebih cocok,” bantah Evanna.”Memangnya kamu mau pakai kostum Valak? Atau mau berdandan seperti Anne Boleyn dengan menenteng kepalanya yang terpenggal? Bukannya terpesona, Calix malah bisa kabur ketakutan saat melihatmu,” sahut Shana yang tidak menghiraukan protes Evanna.Kostum yang dikenakan Evanna sangat minim. Bustier hitam dengan kancing di bagian depan dan rok tutu hitam di atas lutut membuatnya tak nyaman. Apalagi dengan tanduk kecil di atas kepalanya membuatnya merasa seperti iblis kecil yang siap menggoda manusia.Shana juga memakai kostum hitam yang mirip dengan Evanna. Bedanya gaun Shana sepanjang betis dengan belahan tinggi sampai di pahanya. Rambut hitamnya ditutup topi penyihir yang runcing.Evanna menghela napas panjang. Shana a
Read more

CHAPTER 29 – Kelicikan Calix

Di toilet, Evanna baru bisa menarik napas lega. Tangannya terasa sedikit gemetar akibat baru saja melakukan tindakan kriminal. Meskipun ini demi memberi pelajaran pada Calix, tetap saja membuat batinnya bergejolak.”Tenanglah Evanna, ini semua demi kebaikan,” bisiknya pada diri sendiri.Ia membasuh tangannya yang gemetar dengan air dingin untuk menenangkan pikirannya.Setelah beberapa saat, Evanna merasa lebih tenang. Ia kemudian keluar dari toilet dan kembali bergabung dengan Shana dan yang lainnya. Tampaknya Calix masih belum menyentuh minumannya.Evanna melempar pandangan pada Shana, mencoba memberi kode tanpa kata-kata. Shana mengangguk samar, mengisyaratkan agar mereka tetap tenang dan menunggu Calix meminum minuman itu.Jantung Evanna kembali berdegup kencang menanti waktu yang tepat untuk melanjutkan rencana selanjutnya. Semoga semuanya berjalan lancar seperti yang diharapkan.”Kenapa dia belum minum?” bisik Evanna tegang.”Sabarlah, kita harus sabar jangan terburu nafsu,” ucap
Read more

CHAPTER 30 – Malam yang Panas

Khandra merasa perjalanan ke apartemennya sangat jauh malam itu. Hujan deras yang mengguyur menghalangi pandangannya. Ditambah lagi Evanna yang terus mendesah dan melenguh membuat Khandra merasa semakin frustrasi.Khandra membunyikan klaksonnya kuat-kuat untuk melampiaskan rasa frustrasinya. Ingin sekali ia berbalik ke club dan menghajar Calix sampai puas.”Tunggu sebentar lagi!” teriaknya saat mendengar Evanna kembali menggerung.Pakaian Evanna sudah kusut masai, rambutnya acak-acakan, dan duduknya sudah tak beraturan.”Oh, ayolah, aku sudah tak tahan,” keluh Evanna yang membuat Khandra menelan salivanya pahit.Khandra mengumpat dan mengutuk Calix sepuas hatinya. Untung saja ia mengawasi Evanna malam ini. Kalau tidak, entah apa yang terjadi. Mungkin Evanna sudah menggelepar dan menjadi mangsa laki-laki brengsek di club.Suara ban mobil Khandra berdecit keras saat mobilnya memasuki basement tempat parkir apartemen. Khandra melompat turun setelah memarkir mobilnya dekat pintu lift. Ia
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status