Semua Bab Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Bab 471 - Bab 480

2104 Bab

Bab 471

Setelah selesai memberi penghormatan pada Lyann, Alana dan Riko berjalan menghampiri Reina.Mobil Morgan sangat besar, masih banyak tempat duduk kosong meski mereka berempat ada dalam satu mobil.Alana juga sering mengendarai mobil mewah, belakangan ini lebih sering lagi karena ada Riko yang selalu difasilitasi kemewahan. Namun ini pertama kalinya Alana melihat mobil yang dilengkapi dengan berbagai peralatan medis dan dokter.Jika terjadi sesuatu, pasti bisa langsung melakukan tindakan medis di dalam mobil.Morgan mengantarkan mereka semua sampai ke depan pintu rumah Reina, berpamitan dan meminta sopir menyetir pulang.Alana berdiri di samping Reina dan bertanya, "Mana Maxime?""Aku yang suruh dia dan Riki pulang duluan.""Oh." Alana melihat beberapa bagian pakaian Reina basah, dia hanya bisa menghela napas, "Dia pulang gitu aja? Nggak romantis, masa nggak pegangin payung atau jagain kamu."Sebagai sahabat, Alana tentu berharap Reina bisa menemukan pria yang memperlakukannya dengan bai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 472

Dulu waktu Maxime masih baik-baik saja, Reina pergi diam-diam.Sekarang saat Maxime buta, Reina dengan terus terang mengatakan bahwa dia akan pergi? Apa Reina pikir karena Maxime buta, dia jadi tidak punya kemampuan dan tidak berdaya melawannya?Reina tidak menyadari ada yang aneh pada Maxime karena Reina sedang menunduk, "Bukannya kita sudah sepakat? Kamu juga udah setuju akan bercerai, aku nggak mau tinggal sama kamu."Maxime mempererat genggaman tangannya.Reina tersentak kesakitan, "Sakit."Maxime meregangkan tangannya sedikit, "Aku nggak setuju.""Aku pasti kasih kamu kompensasi, aku akan bantu kamu bayar utang, anggap aja aku ganti rugi untuk kecelakaan kita sebelumnya."Saat terjadi kecelakaan, Maxime-lah yang berdiri di depannya dan melindungi Reina agar tidak terluka.Untuk pertama kalinya, Maxime mengerti bagaimana rasanya ditusuk tepat di jantungnya."Aku nggak butuh ganti rugi!" Suara Maxime menjadi lebih keras dan hampir kehilangan kendali atas amarahnya."Terus kamu mau a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 473

Di Kota Simaliki.Insiden pembunuhan yang dilakukan Treya menimbulkan kekacauan di kota. Uang sebanyak apa pun tidak bisa meredam berita ini.Inilah pertama kalinya Treya merasa takut.Setelah Reina kembali, dia menemui Treya di penjara.Kewibawaan Treya sudah hilang dan wajahnya menjadi pucat."Reina, mana pembantu itu!" Treya langsung bertanya ketika dia melihat Reina.Meski Lyann sudah bilang Treya ini dijebak, Reina sangat membencinya."Mati, kamu yang membunuhnya."Reina sekarang tidak menatap Treya sebagai ibunya.Susah payah Lyann menjebloskan Treya ke penjara, tentu Reina tidak akan membiarkan Treya keluar."Dia menjebakku, aku nggak bunuh dia!"Reina terlihat tidak peduli. "Mana ada manusia yang akan mempertaruhkan nyawanya untuk menjebakmu?"Melihat Reina tidak memercayainya, Treya mengepalkan tangannya dengan marah."Mana aku tahu ternyata dia segila itu, bisa-bisanya nggak takut mati dan malah mencelakaiku!"Reina merasa getir mendengarnya.Seseorang tidak takut mati tentu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 474

Riki sudah menyelesaikan perawatannya di rumah sakit dan ketika sedang beristirahat dia merasakan seseorang di luar diam-diam mengawasinya.Dia melihat ke luar jendela tapi tidak melihat siapa pun di sana."Aneh."Riki tidak pernah punya masalah dengan intuisinya. Dia berpura-pura tertidur dan menutup matanya.Setelah menunggu beberapa saat, dia membuka mata lagi dan melihat seorang pria sedang berjongkok di rerumputan dengan kamera di luar jendela.Riki menyipitkan matanya sedikit, terlihat sangat mirip dengan Maxime ketika sedang berpikir."Sial, diam-diam merekamku, aku bahkan nggak berpose yang bagus."Meski di mulut Riki berkata seperti ini, dalam hati dia membatin siapa orang itu.Di tengah kebingungannya, Reina mengetuk pintu."Sayang, sudah selesai? Ayo pulang."Riki mengangguk berulang kali, "Oke."Dia bangkit dari ranjang rumah sakit, ganti baju, lalu ikut Reina keluar dari rumah sakit."Ma, apa wanita jahat itu sudah ditangkap dan nggak bisa keluar lagi?"Wanita jahat yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 475

Di lantai paling atas Hotel Fourse, seorang wanita intelektual dan anggun berdiri di lantai paling atas, memandang ke seluruh Kota Simaliki.Dia menyalakan sebatang rokok di tangannya dan asapnya mengepul.Sorot mata tajam wanita terlihat sedang memikirkan sesuatu."Tok, tok, tok!"Pintu diketuk.Wanita itu mematikan rokok di tangannya, "Masuk."Syena dengan hati-hati membuka pintu dan masuk."Bu."Liane balik badan, matanya yang tajam melembut, "Kemarilah."Syena melangkah menghampiri.Liane merapikan pakaiannya dan berkata, "Gimana kabarmu?"Selama ini dia terlalu sibuk dan menghabiskan sebagian besar waktunya mengerjakan proyek di luar negeri. Ketika mendengar Treya membunuh seseorang, dia datang untuk melihat keadaan Syena.Di depannya, Syena bertingkah seperti kelinci kecil yang polos."Bu, hidupku sangat buruk, sangat buruk."Tatapan Liane berubah, "Siapa yang berani melukai putriku? Morgan?"Dia mengepalkan tangannya.Keluarga Sunandar berengsek! Mereka pikir karena punya kuasa,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 476

Mobil berhenti tepat satu sentimeter dari Reina.Mata Reina menyipit, tapi dia berusaha tetap tenang.Dengan sistem penjagaan di sini, Reina yakin Liane tidak akan berani melakukan sesuatu padanya secara terang-terangan.Liane memandang wanita cantik dan acuh tak acuh di depannya. Jika bukan karena putrinya, dia akan merasa sedikit kasihan padanya."Kamu benar-benar akan melawan putriku?"Reina berkata dengan jujur, "Aku nggak ada hubungannya dengan Morgan, sekarang atau nanti."Dia sudah memutuskan untuk bersama Maxime, mana mungkin dia bisa menerima Morgan?Meski pada akhirnya tidak jadi bersama Maxime pun, Reina tidak akan memilih Morgan. Bagaimanapun, dia sudah punya anak."Sebaiknya begitu."Liane memerintahkan bawahannya dan sopirnya pergi.Dalam perjalanan, Liane melihat ke arah Reina lewat kaca spion lalu menyalakan rokok.Tidak jelas apakah Reina benar-benar baik hati atau hanya pura-pura.Liane menelepon Joanna, entah apa yang mereka obrolkan.Malam itu, Joanna mengundang Sye
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 477

"Kamu dengar apa?"Joanna sangat prihatin dengan semua urusan putranya.Syena sengaja membuatnya penasaran, "Ah, nggak apa-apa. Pasti itu bohong, Morgan bukan orang seperti itu."Joanna jadi makin penasaran."Ada apa sih? Cepat kasih tahu Bibi."Syena kemudian perlahan berkata, "Kudengar dulu kakak ipar menyukai Morgan dan bahkan jatuh cinta padanya."Kata-kata ini bagaikan petir di telinga Joanna.Joanna yang awalnya tidak menyukai Reina, sekarang jadi sangat marah ketika mendengar Reina punya perasaan pada putra bungsunya."Dasar wanita gatal!" kata Joanna dingin.Syena memegang tangannya, "Bibi, jangan marah.""Sebenarnya aku nggak percaya kalau Morgan jatuh cinta padanya. Aku cuma khawatir ....""Khawatir tentang apa?""Aku khawatir ... kakak iparku nggak puas." Mata Syena penuh dengan kekhawatiran, "Awalnya aku nggak mau ngomong, tapi karena kita sudah bahas ini, sepertinya aku harus cerita.""Terakhir kali, aku melihat kakak ipar meminta Morgan menemuinya sendirian. Aku nggak tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 478

Reina terbangun di pelukan Maxime.Dia melihat sekeliling dan bingung saat mendapati Riki tidak ada di sampingnya.Gerakan kecil Reina membuat Maxime terbangun dan dia menarik Reina ke dalam pelukannya lagi."Sudah bangun?""Di mana Riki?""Kemarin kupikir tempatnya terlalu kecil, jadi aku tidurin dia di kamar tamu." Maxime berkata tanpa mengubah ekspresinya.Reina melihat ke tempat tidur besar yang lebarnya lebih dari dua meter.Reina bersiap-siap bangkit berdiri.Lengan kuat Maxime yang melingkar di pinggangnya menjadi semakin erat, Maxime menelan ludah dan berkata, "Ayo bobo lagi."Reina mengenakan piyama tipis, keduanya sangat dekat sehingga mereka bisa merasakan suhu tubuh satu sama lain."Nggak, aku udah nggak ngantuk."Dia berusaha menyingkirkan tangan Maxime.Maxime membungkus tangan kecil Reina dengan punggung tangannya."Nurut."Dia mendekat ke telinga Reina dan berbisik.Suara mendesah dan napas panas pria itu terdengar di telinganya, membuat Reina gemetar.Reina mengangkat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 479

Riki menerima jawaban itu, pantas saja ibunya tidak segampang itu punya bayi.Walaupun sebenarnya tidak tahu banyak tentang hal ini.Selagi Riki memikirkannya, Reina sudah mengenakan pakaiannya dan keluar dengan wajah memerah."Ekki, kok kamu ke sini?"Ekki berbohong dan berkata, "Ada hal yang harus kutanyakan sama Pak Maxime."Reina mengangguk dan membawa Riki ke bawah dengan malu-malu.Maxime dan Ekki mengobrol sebentar, lalu keduanya pergi keluar rumah.Reina tidak menanyakan apa yang akan mereka lakukan.Di luar rumah, Ekki melaporkan kemajuan proyek yang mereka rebut dalam beberapa bulan terakhir.Setelah mendengarkan semuanya, Maxime berkata, "Kamu sudah bekerja keras untukku akhir-akhir ini. Besok malam Tahun Baru, hari ini istirahatlah."Ekki terkejut ketika mendengar ini.Karena baru pertama kali ini dia mendengar atasannya mengucapkan terima kasih atas kerja kerasnya.Apakah dunia benar-benar berubah?"Ah nggak, memang sudah kerjaanku." Ekki tersanjung dan kehilangan kewibawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 480

Alana hanya mengernyit saat mendengarkan orang-orang di dalam menertawakannya, "Jovan, Kakek memintamu pulang makan malam."Suasana seketika jadi hening.Semua orang menatap Alana dengan bingung lalu mencerna kata-katanya.Pulang makan?Mereka semua tersadar dan tertawa terbahak-bahak.Tuan muda Keluarga Tambolo dipanggil pulang untuk makan oleh seorang wanita?Ekspresi Jovan semakin berubah dan ingin berpura-pura tidak mengenalnya.Alana terlalu malas untuk mengulang kata-katanya, dia pun melirik pada Riko di sebelahnya.Riko terpaksa bicara, "Kata Kakek besok adalah malam Tahun Baru. Kalau terlambat pulang, selamanya nggak usah pulang."Setelah itu Riko menoleh pada Alana dan berkata, "Ma, kita sudah menyampaikan pesan Kakek, ayo pulang."Alana mengangguk.Tapi sebelum pergi, Alana memelototi teman-teman Jovan yang hadir dan berseru dengan mantap."Keluarga Crisie memang keluarga biasa, tapi kami nggak pernah ingin naik pangkat dengan mendekati Keluarga Tambolo. Keluarga Tambolo-lah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
211
DMCA.com Protection Status