"Kau dengarkan saja pembelaan asistenmu ini, aku tidak membutuhkannya, jadi aku tidak peduli lagi." Aku beranjak hendak pergi, tapi Ikhram mencekal lenganku dengan keras."Bagaimana dia akan membela diri, jika kau tidak mendengarkan alasannya. Bukankah kau marah karena mama tidak mendengar penjelasanmu, begitu juga dengan Denis. Jika dia terbukti bersalah aku sendiri yang akan mengusirnya." Ikhram menatapku lalu menganggukkan kepalanya, aku tau dia memintaku untuk mendengarkan Denis."Terima kasih karena Tuan Ikhram dan Nyonya Amara, mau mendengarkan pembelaan saya. Namun saya masih tidak mengerti, mengapa Nyonya menuduh saya sedemikian rupa?" tanya Denis dengan wajah bingung. Menatap wajahnya membuatku mual, sungguh pandai sekali dia bersandiwara. "Kau sama persis seperti Kartika, sok polos tapi munafik. Sampai sekarang kau masih tidak mau jujur, tentang persekutuanmu dengan Kartika," ketusku sinis. "Anda terus saja menghina dan menyalahkan saya, tapi tak satu pun anda mengatakan, a
Baca selengkapnya