"Sayang, ayo kita pulang?" ajak Ikhram. Aku tertawa mendengarnya, sungguh aku muak melihat wajah tak berdosa pria ini. "Pulang, kemana?" tanyaku pula. "Pulang ke rumah kita," jawabnya pelan. "Rumah? Rumah yang mana? Rumah yang martabatnya diinjak-injak oleh wanita lain," ujarku sinis. "Rumah seperti itu aku tidak menginginkannya, sejak kau membawa wanita itu pulang, sejak itu pula aku tak ingin tinggal lebih lama lagi di sana," ujarku lagi. "Pulanglah, mereka menunggumu. Tinggalkan aku sendiri jangan pedulikan aku seperti biasanya." Aku menunjuk ke arah mama Rida dan Kartika. Mereka menunggu seolah takut aku membawa pria ini pergi, kecewa dan sakit hati membuatku membenci Ikhram."Baiklah, kalau begitu kita menginap di hotel untuk sementara, sampai Denis menemukan rumah yang cocok, mari kita mulai lagi hidup kita dari awal." Ikhram mendekat, lalu mendekap tubuhku dari belakang."Mulai dari awal, yakin bisa memulai dari awal lagi denganku? Sedangkan kau saja tidak bisa melupakan masa
Read more