Beranda / Rumah Tangga / Setelah Istriku Berkata Lelah. / Pelakor Yang Terus Menempel.

Share

Pelakor Yang Terus Menempel.

Penulis: Winarsih_wina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-05 12:08:41
"Bagus, kau di kelilingi oleh laki-laki hebat, pantas kau terus berpikir untuk pergi." Aku terkejut mendengar suara itu, membuat kue di tanganku jatuh ke lantai. Aku menatap tak berdaya melihat kue pesananku, berantakan tidak terselamatkan lagi.

"Untuk apa kau muncul tiba-tiba, sudah seperti setan?!" pekikku dengan kesal. Kue permintaan putri kecilku, harus berakhir di lantai. "Tutup mulutmu dan diam saja." Aku membungkam mulut Ikhram, agar tidak bicara lagi.

"Maaf Kak, kalau masih mau kue bentuk yang sama. Kami masih punya satu lagi yang serupa." Aku menarik napas lega mendengarnya. Rara menyukai kue ini, jadi sejak dua hari yang lalu aku pesankan. Siapa sangka Ikhram akan membuat kue itu rusak.

"Masukkan sekalian dalam tagihanku." Ikhram mengulurkan kartu debitnya. Aku tertawa lalu menyingkirkan kartu itu, aku tak mau dia membayari sesuatu untuk anakku.

"Tidak perlu, aku akan membayarnya sendiri. Hitung sekalian yang jatuh itu, Mbak. Sekalian tips karena membantu saya membersihkan
Winarsih_wina

Yuk baca juga cerita ini: 1. Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya. 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku. 3. Maaf, Aku Pantang Cerai 4. Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu. 5. Talak Di Hari Kematian anakku. Happy reading and bantu vote ya guys. terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Di Serang Pelakor.

    "Apa yang kau lakukan, Andin?!" Aku berteriak, karena tiba-tiba Andin menyiram kopi dingin ke kepalaku. Entah setan apa yang membuatnya berbuat segitu. "Kenapa, takut kotor? Bukankah kau memang wanita kotor? Setelah punya anak tanpa suami, sekarang kau mulai mencari calon ayah untuk anak-anakmu, tapi kenapa kau mengincar calon suamiku?" tanya Andin sinis.Mendengar ucapan Andin yang cukup keras. Akhirnya membuat orang di lobby perusahaan mulai berbisik liar, mereka bahkan menatapku dengan jijik. Aku tertawa saat melihat Ikhram berada di kejauhan, aku hanya berharap dia tidak mendengar apa yang Andin katakan sebelumnya."Calon suami, apa perlu kita tanyakan langsung padanya? Yakin dia kan menikahimu? Atau hanya menjadikanmu simpanan, atau mungkin hanya teman tidurnya?" tanyaku sambil tertawa sinis."Cukup, hentikan Nona Amara." Ikhram mendekat lalu berdiri di samping Andin. Gadis itu tersenyum dingin, mungkin melihat wajahku yang kesal. "Kenapa, kau merasa sudah cukup? Dia bahkan meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Ikhram bertemu anak-anaknya.

    "Boleh aku masuk," tanya Ikhram yang membuat jantungku hampir berhenti berdetak. Aku melirik bara yang kebiasaan tidak menutup pintu. "Bara bawa kurcaci kecil ini pulang, aku ada urusan dengan Tuan Ikhram." Aku mengedipkan mata pada Bara, agar dia membawa anak-anakku pergi. "Baiklah, panggil sekuriti bila membutuhkan bantuan." Bara berbisik sebelum membawa Rama dan Rara pergi. "Anda butuh apa, Tuan Ikhram?" tanyaku sinis. "Tetap di tempatmu, jangan mendekat padaku." Aku memperingatkan, saat melihatnya hendak mendekat."Apa masih sakit?" Dia bertanya sembari menunjuk ke wajahku. "Tidak, ada apa menemuiku?" Aku bertanya, sembari membereskan meja yang penuh dengan bekas camilan anak-anakku. "Siapa mereka, kau terlihat akrab dengan kedua anak itu?" Aku memalingkan muka saat Ikhram menatap wajahku. "Mereka anak-anakku," jawabku jujur, Ikhram tertawa seolah aku sedang bercanda. "Kau bahkan membuat anak kita meninggal, masih bisa kau menyayangi anak orang lain." Ikhram tersenyum sinis. Kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Bertemu Kartika lagi.

    "Aku mau bicara denganmu sebentar." Aku sedang makan siang, ketika Andin tiba-tiba datang dan duduk di depanku. Dia bahkan membawa teman-temannya. "Kau mau bicara atau mau menyerang orang?" tanyaku sarkas. Wajah teman-temannya tidak ada yang ramah, tersenyum tapi sinis. Mereka bahkan memutar bola mata seolah malas melihatku. "Lebih baik kau minta mereka semua pergi, aku mual melihat wajah Meraka. Sudah tidak cantik tapi sibuk membuang muka," omelku tanpa bekas kasihan. "Jangan keterlaluan, Ayu. Mereka anak-anak orang terpandang. Aku tau kau berbeda jauh dengan kami, tapi bukan berarti kau bisa asal bicara." Andin terlihat marah namun aku tidak perduli."Aku rasa kau benar, karena kita berbeda lebih baik minta mereka pergi. Itupun kalau kau masih mau bicara denganku." Aku kembali menunduk, untuk menikmati makan siangku. Meski melihat Andin tapi selera makanku tetap bagus."Aku minta ceraikan, Ikhram. Dia sudah tersiksa terlalu lama, kau bahkan sudah lama meninggalkannya. Entah apa saj

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Kedatangan Tamu Yang Tak Diharapkan.

    "Mereka siapa?" tanyaku saat melihat dua orang wanita, dari penampilannya dan alat yang melingkar di lehernya, jelas dia seorang dokter. "Dokter Anisa dan asistennya," jawab Ikhram pelan. "Siapa yang sakit?" tanyaku lagi."Mereka akan memeriksamu," jawab Ikhram datar. "Aku tidak sakit, buat apa di periksa? Mana tas dan ponselku?" Aku kembali bertanya sambil mencari benda milikku itu. "Periksa dulu, baru aku berikan tas dan ponselmu." Aku mendengus kesal, orang ini tuli atau bagaimana sih. Sudah aku bilang sehat masih ngotot mau memeriksa. "Ada apa menatapku begitu?" Aku menepuk jidatku dengan keras, orang ini Benar-benar tidak tau diri sekali."Aku hanya sedang berpikir, kau sebenarnya tuli atau bagaimana. Aku sehat buat apa di periksa, kalau kau merasa tak sehat, kenapa tak di periksa sekalian." Aku berkata dengan ketus lalu meninggalkannya, untuk mencari tas dan ponselku. "Berbaring dulu." Ikhram mengangkat tubuhku, lalu membaringkan ke sofa di ruang tamu. Aku kesal karena malu, ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Kemarahan Ikhram.

    Sepertinya aku memang harus mandi bunga, untuk buang sial lah kononnya. Bagaimana bisa ketakutanku terjadi sekarang, orang yang tidak aku inginkan ketemu. Justru muncul begitu saja di depanku.Dia bahkan datang bersama dengan Andin dan ayahnya. Aku memijit keningku yang terasa sakit, sekali lagi Ikhram membawaku pada situasi yang tak mengenakkan. "Pelacur ini juga ada di sini, kau belum puas juga menidurinya." Racun mematikan keluar dari mulut mama Ikhram. Yah, wanita itu adalah Tante Rida."Cukup Tante, jangan keterlaluan kalau bicara. Aku juga tidak mau berada di sini, tapi putramu yang memaksa. Semakin lama, mulut Tante semakin lancang, sekarang minta putra tersayang Tante ini untuk mengembalikan tas dan ponselku!" Aku sudah tidak bisa lagi bertahan, mulut Tante Rida semakin pedas. Aku bisa menghormati siapapun, termasuk yang lebih muda dariku. Tapi aku juga tidak bisa menghormati orang yang lebih tua, jika dia tidak bisa menghormatiku juga. "Kau dengar ucapan mamamu, Ikhram. Dia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Masuk Rumah Sakit.

    Hah.Aku terduduk di depan rumah, belum sempat masuk tapi tubuhku sudah lemas. Kenapa hidupku jadi sulit begini, semua karena Ikhram. Aku mendengus kesal ketika mengingat pria ini. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Bara setelah memarkirkan motornya. Aku tidak menjawab, hanya mengelengkan kepala. Perutku terasa mual dan kepalaku mulai pusing. "Aku rasa ada yang aneh." Aku meraih tangan Bara, karena pandanganku mulai berputar. "Amara!" Aku hanya mendengar teriakan beberapa pria, setelah itu aku jatuh pingsan.Aku membuka mata dan menyadari telah berada di rumah sakit. Ada Bara dan Aska duduk di sofa, sepertinya menungguku bangun. "Kalian sedang apa?" tanyaku sambil berusaha duduk. "Huh, gayamu saja sok kuat, kena masalah sedikit langsung jatuh sakit." Bara mencemooh, aku tak menjawab hanya pandanganku yang membuat Bara tertawa panik."Maaf, habisnya kau membuatku panik. Untung Aska datang tepat waktu, dan juga bapakmu tidak terbangun oleh suara motorku. Kalau tidak mungkin semua akan tamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Menghabiskan Malam Panas Di Rumah Sakit.

    Aku terbangun dengan wajah bingung, karena merasa berada dalam pelukan yang hangat. Dengan lengan yang kuat, juga napas yang lembut meniup rambutku.Aku mengangkat kepala, lalu menemukan wajah rupawan sedang tertidur pulas. Mataku mengerjab berkali-kali berharap salah melihat, namun aku tersentak karena wajah itu memang berada di depanku. Tanpa sadar tanganku terulur, hendak menyentuh wajah itu. Namun aku menghentikan niatku, karena merasa lebih baik hanya menatap wajahnya saja. Sayangnya aku salah mengambil keputusan, karena tiba-tiba terdengar suara rendah seorang pria. ""Apa wajahku masih tampan, seperti lima tahun yang lalu, Sayang?" tanya Ikhram dengan pandangan mengoda. Bukannya menjawab aku hanya menarik napas, lalu menyingkirkan lengannya dari perutku. "Jawab dulu," rengeknya seperti anak kecil. "Aku rasa tak penting menjawab pertanyaanmu itu, aku hanya berharap kau akan menjadi pria culun, udik dan penakut itu. Daripada berubah menjadi tampan dan rupawan, dulu meski kau bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Cinta Pertama Yang Kandas.

    Aku mencintainya sejak pertama kali dia menindasku, caranya menyakitiku terasa bukan untuk menyiksaku, tapi sebaliknya untuk menguatkanku. Mungkin dia muak karena berkali-kali melihatku, di kerjai teman-teman sekelas kami. Hingga akhirnya gadis yang acuh tak acuh itu bergerak, bukan untuk membelaku tapi justru ikut menindasku. "Dia mangsaku hanya milikku, tidak ada yang boleh menindasnya selain aku!" teriaknya keras membuat semua terkejut. Aku tidak tau kenapa, tapi sejak itu semua orang mematuhinya, padahal setahuku dia tidak banyak bicara. Padahal selama satu Minggu ini, hanya sekali atau dua kali saja dia bicara. Itupun saat menjawab pertanyaan guru, tapi kenapa sekarang dia bisa membuat semua orang takut hanya dengan ucapannya. "Kau terlalu lugu, polos sekaligus bodoh. Kau harus kuat, jangan tunjukkan rasa takutmu. Perkuat aura dirimu menjadi penindas jangan sebaliknya, kau sudah jelek jangan jadi penakut pula. Apa lagi gunamu, jika terus-terusan menjadi pecundang." Bibirnya bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12

Bab terbaru

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Berani Menyentuh Keluargaku Rasakan Akibatnya..

    Bagi orang tua hidup sudah lebih dari cukup asal ada anak dan cucu. Setelah memastikan aku dan Ikhram akan membawa anak-anak mengunjungi mereka saat liburan, kakek Ikhram membujuk mama Ikhram agar setuju pergi ke perkebunan teh kami. Meski terlihat tak ikhlas, tapi mama Ikhram akhirnya setuju. Aku dan Ikhram membawa anak-anak mengantar mereka langsung ke perkebunan, awalnya mau menaiki pesawat tapi anak-anak malah mau naik mobil. Alhasil kami membutuhkan tiga hari perjalanan untuk sampai ke perkebunan. Kemudian kami menghabiskan waktu yang tersisa hingga weekend baru kami kembali. Kali ini kami kembali menaiki pesawat, meski tak tega tapi aku menguatkan hati saat meninggalkan kakek dan mama Ikhram. "Mama masih belum menyerah, beberapa hari ini dia mencoba membuatmu merasa bersalah. Untungnya istriku sudah lebih cerdas jadi tidak tertipu lagi, kalau tidak aku akan pusing memikirkan cara menyadarkan mama." Ikhram memelukku, sembari berjalan ke dalam ruang tunggu. Sedangkan di depan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   pembalasan Ikhram.

    Melihat istri dan anak hampir celaka, di depan mata dan tanpa bisa berbuat apa-apa membuat Ikhram trauma. Setiap kali memejamkan mata dia akan bermimpi buruk, hal itu sudah terjadi selama dua hari ini.Merasa tertekan dan tidak beristirahat dengan tenang, semakin membuatnya frustasi. Hasilnya dalam jangka waktu singkat Ibu kota gempar, dua perusahaan besar dan dua keluarga kelas atas jatuh dalam sekejap. ARTAMA grup mengeksekusi perusahaan Sam dan kakek Ikhram. Tentu saja hal itu menambah masalah baru, namun itu justru membuat Ikhram merasa puas. Aku hanya bisa melihat kepuasannya, karena aku tau rasa sakit yang dia rasakan selama ini."Apa kau yakin akan bertarung dengan kakek dan juga ... Mama?" tanyaku lagi saat menemaninya istirahat, di kamar yang ada dalam ruang kerjanya."Jangan lupa ada Sam juga, kalau merasa iba kau bisa mengatakannya sekarang." Ikhram menyentuh daguku, lalu memberi kecupan di bibir dengan lembut. Mendengar nama Sam di sebut membuatku bingung, "Ada hubungan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Hampir Celaka.

    Waktu bersantai bagi seorang wanita yang sudah menikah dan punya anak adalah hal yang paling mewah. Satu atau dua jam untuk menenangkan diri, itu sudah lebih dari cukup bagi mental yang kadang sedikit tertekan. Setelah menyingkirkan Ikhram, akhirnya aku bisa memuaskan diriku dengan belanja dan makan enak. Setelah dua jam menjelajahi jalanan, akhirnya aku pergi ke perusahaan Ikhram dengan membawa satu cup besar boba dan satu kotak besar aneka kue potong. Aneka kue dengan bermacam-macam cream. Ada cream coklat, stroberi dan juga moka, aku tertarik melihatnya jadi membelinya. Siapa sangka ternyata jumlahnya cukup banyak, sebelum Ikhram melihatnya aku akan menyimpannya di pantry saja. Sore baru aku bawa pulang, tentu saja tanpa sepengetahuan suamiku itu. Setelah sampai depan lobby aku celingak-celinguk untuk melihat situasi, jangan sampai kepergok Ikhram yang kadang muncul macam jelangkung itu. Dia kadang bisa muncul kapan saja dan dimana saja, tanpa bau dan tanpa suara pas kan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Dijadikan Pion melawan Ikhram.

    Melihat orang gila di rumah sakit jiwa lebih baik, daripada melihat mertua yang mengila, karena tidak bisa melawan menantunya. Aku hanya diam saat melihat mertuaku menangis seperti anak kecil, melihatnya seperti itu membuatku berpikir, apa aku benar-benar tertipu oleh penampilannya ketika pertama kali bertemu. Saat itu mertuaku itu terlihat begitu menderita, dengan wajah pucat yang seperti kurang darah, namun sekarang penampilannya terlihat berubah drastis. Ibarat Kucing telah berubah menjadi Singa, tatapannya juga lebih tajam dan juga kejam. "Aku mamamu, wanita yang melahirkanmu. Apa pantas kau perlakukan seperti ini, hanya demi wanita yang baru kau nikahi?" tanya mama Ikhram dengan sinis. "Aku sudah lama menikahinya, Ma. Dia juga orang yang berdiri di sampingku saat terpuruk dulu, andai tak ada dia aku tak akan berdiri tegak seperti ini di depan mama saat ini." Ikhram memegang tanganku dengan erat. Aku menepuk punggung tangannya agar dia tenang, saat ini kami benar-benar d

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Tidak Belajar Dari Pengalaman.

    Ujian pernikahan setiap orang berbeda, ada yang diuji dengan anak, suami bahkan dari sang istri. Sedangkan aku, ujian pernikahanku masih sama, baik pernikahan pertama ataupun yang kedua, aku diuji dengan mertua dan wanita kedua. Ujian itu kembali datang, mungkin karena di pernikahan pertama aku gagal mengatasinya. Sedangkan di pernikahan kedua ini, aku bertekad untuk melawan ujian itu, tentu saja dengan dukungan suamiku Ikhram. Sedangkan di pernikahan pertamaku dulu, Bram tidak hanya membantuku mengatasi ujian tersebut, tapi dia justru membuatku putus asa. Sehingga aku menyerah dan memilih bercerai. "Berjuanglah jika memang sudah memilih untuk bertahan, bapak juga setuju jika kau melawan orang yang ingin menghancurkan pernikahanmu. Begitu juga ketika Ikhram tidak lagi mendukungmu, kami bersedia menerimamu kembali pulang," ujar bapak dengan mantap. Ikhram memeluk pinggangku dan berjanji pada bapak dan ibu, bahwa dia tidak akan membiarkan aku berjuang sendiri. Dia bahkan berani

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Ikhram Melihat Kebusukan Ibunya.

    Ketenangan, sepertinya menjadi sebuah hal yang paling berharga, sehingga begitu sulit untuk aku dapatkan. Hanya dalam waktu seminggu akhirnya wanita itu datang tanpa diundang. Dengan wajah angkuhnya dia menatap, rumah yang aku tempati sekarang. Senyum sinis juga terukir di bibirnya, lalu mulutnya pun mulai berkicau dengan nada penuh penghinaan. "Pantas kau begitu percaya diri, saat meninggalkan rumah putraku. Ternyata kau memiliki cadangan, untuk hidup senang dengan menumpang pada seorang pria. Sudah berapa lama kau bersamanya, jangan-jangan kalian sudah bersama ketika masih bersama dengan Ikhram?" tanyanya sinis. "Aku rasa Kau tidak perlu tahu sejak kapan aku bersamanya, sama seperti ketika kau pergi dan melupakan putramu. Waktu yang kau perlukan untuk pergi cukup banyak, tapi mengapa baru sekarang kau kembali. Apa mungkin tiada paksaan saat itu, jangan marah karena kenyataannya hanya kau yang tahu apa yang terjadi saat itu," ujarku tak mau kalah. "Kau benar-benar wanita kura

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Keluar Dari Rumah Lagi.

    Kakiku gemetar saat menuruni tangga, di bawah mertuaku itu berdiri dengan angkuhnya. Aku tertawa melihatnya, karena begitu profesional sekali dia menutupi sifat aslinya. Hingga membuatku tertipu dengan kelakuannya. Aku menyerahkan koperku dan memintanya untuk memeriksa, aku tidak mau ada yang mengatakan aku mencuri. Ikhram mengengam tanganku dengan erat, sesuai dengan kesepakatan aku akan pergi untuk menenangkan diri untuk sementara. "Kau bisa meninggalkan segalanya, tapi tidak dengan cincin pernikahan kita. Ingat kau tidak boleh pergi diam-diam, setelah aku menyelidiki masalah ini aku akan menjemputmu kembali." Ikhram mengambil koperku, lalu kembali mengengam tanganku. Dia membawaku menuju ke mobil Aska yang menunggu di luar. Kali ini dia mau berkompromi setelah aku ancam akan mengajukan gugatan cerai, tanpa menunggu melahirkan. "Pak, saya minta maaf. Saya berjanji akan menyelidiki masalah ini, saya juga berjanji tidak akan menceraikan Amara." Ikhram mengambil tangan bapak

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Penghinaan Lagi.

    Anak adalah buah hati orang tua, tapi ketika sudah memiliki cucu maka julukan itu sudah tidak berlaku lagi. Seperti saat ini Ikhram memijit keningnya karena diabaikan oleh ibunya. Padahal di dalam hatinya masih ada sesuatu yang belum selesai bergejolak, sama seperti yang aku rasakan. Kami saling pandang, lalu kembali menatap kedua anak kecil itu yang terhalang oleh mama dan kakek Ikhram. "Mami, Papi," rengek Rara karena dia merasa tidak nyaman, bersama mama dan kakek Ikhram. Alasan karena ini pertama kalinya mereka bertemu. "Sayang, ini nenek dan buyut kalian. Ini ibunya papi dan itu kakeknya papi, salim dulu biar kenal dan akrab." Melihatku berjongkok di depan mereka, dengan senang mereka mencium tangan mama dan kakek Ikhram. Aku tersenyum melihat mereka mulai mendekat, pada kedua orang yang baru mereka kenal itu. Bahkan mereka sudah mau duduk di sebelah mama dan kakek Ikhram dan menerima makanan yang di suap-kan ke mulut mereka. "Mami kenapa kita baru ketemu nenek dan mana k

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Cerita Masa Lalu Yang Terungkap.

    Sebuah kejahatan besar dan dilakukan oleh seorang wanita, hebatnya lagi bisa menyembunyikannya selama bertahun-tahun. Aku merinding saat menatap Tante Rida, dia benar-benar wanita kejam yang tak boleh di sentuh, sayangnya dia telah menyingung Ikhram. Namun aku lebih merasa takjub ketika melihat perlakuan Papa Ikhram, dia bahkan memeluk Tante Rida dengan erat, meski telah mengetahui kejahatan wanita itu pada anak dan istri sahnya. Mau tak mau aku harus menahan mual di dalam perutku, andai bisa, ingin rasanya mencabik-cabik wajahnya itu. "Tidak nyaman berada di sini? Bawa mama keluar dulu dan melihat-lihat perusahaan kita." Ikhram membelai wajahku di depan banyak orang. Aku segera menolak meski perutku terasa tidak nyaman, begitu juga dengan mama Ikhram. Kami harus tau keputusan apa yang akan mereka ambil, untuk memberikan pelajaran pada Tante Rida. "Aku tidak menyangka sama sekali, kau memiliki nyali yang sangat besar. Mengirim putriku ke neraka hanya karena ucapan wanita jalan

DMCA.com Protection Status