Beranda / Pernikahan / Setelah Istriku Berkata Lelah. / Keahlian Amara Memang Tiada Lawan.

Share

Keahlian Amara Memang Tiada Lawan.

Penulis: Winarsih_wina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Kau dengarkan saja pembelaan asistenmu ini, aku tidak membutuhkannya, jadi aku tidak peduli lagi." Aku beranjak hendak pergi, tapi Ikhram mencekal lenganku dengan keras.

"Bagaimana dia akan membela diri, jika kau tidak mendengarkan alasannya. Bukankah kau marah karena mama tidak mendengar penjelasanmu, begitu juga dengan Denis. Jika dia terbukti bersalah aku sendiri yang akan mengusirnya." Ikhram menatapku lalu menganggukkan kepalanya, aku tau dia memintaku untuk mendengarkan Denis.

"Terima kasih karena Tuan Ikhram dan Nyonya Amara, mau mendengarkan pembelaan saya. Namun saya masih tidak mengerti, mengapa Nyonya menuduh saya sedemikian rupa?" tanya Denis dengan wajah bingung. Menatap wajahnya membuatku mual, sungguh pandai sekali dia bersandiwara.

"Kau sama persis seperti Kartika, sok polos tapi munafik. Sampai sekarang kau masih tidak mau jujur, tentang persekutuanmu dengan Kartika," ketusku sinis.

"Anda terus saja menghina dan menyalahkan saya, tapi tak satu pun anda mengatakan, a
Winarsih_wina

Yuk baca juga cerita ini: 1. Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya. 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku. 3. Maaf, Aku Pantang Cerai 4. Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu. 5. Talak Di Hari Kematian anakku. Happy reading and bantu vote ya guys. terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Pembelaan Denis dan Tamparan Amara.

    "Sudah selesai mandi?" Ikhram bertanya sembari mendekat. Aku tidak menjawab karena melihat, selain dirinya ada Denis dan seorang wanita. Aku mengingat wanita ini karena dia asisten pribadi Kartika. "Ada masalah apa?" Aku bertanya karena tidak mengerti, dengan kedatangan orang terdekat Kartika. "Kalau mau bicara masalah Kartika, sebaik tidak perlu. Aku tidak berniat berebut pria, kalau dia mau silakan ambil sendiri." Aku melepas pelukan Ikhram lalu mendorongnya ke arah asisten Kartika. "Apa kau harus melakukan ini padaku, sampai kapan kau menganggapku barang?" Ikhram bertanya dengan nada pelan, namun terdengar sangat mengerikan. "Bukan aku yang mengganggapmu barang, tapi kau sendiri yang bertindak seperti barang. Bisa pindah dari satu wanita ke wanita lain." Aku menjawab tanpa menatap, wajah Ikhram yang terlihat tidak sedap di pandang. "Bukankah anda yang seperti barang bekas? Lari dari suami sah. Kemudian kabur ke pelukan pria lain yang baru anda temui." Aku terkejut lalu menatap k

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Selamat Tinggal, Sayang.

    "Mau pergi kemana?" Aku memutar tubuhku pelan, setelah mendengar pertanyaan Ikhram. Hari ini aku akan bertemu seseorang, yang membawa berkas dan surat-surat rumah bapak. Aku memutuskan tidak menjual rumah dan tanah itu. Terlalu lama di sini, aku takut tidak bisa kembali pada kedua anakku. Perasaan cinta dan kasih sayang itu masih ada, namun kebencian banyak orang juga tidak bisa aku abaikan. "Bertemu seseorang yang akan menyerahkan, berkas dan surat-surat rumah bapak. Aku tidak berniat menjualnya lagi." Aku menjawab dengan wajah datar. "Memang kau tau cara keluar dari apartemenku, hingga kau tak bicara padaku terlebih dahulu?" tanya Ikhram sinis.Denis yang akan membawaku keluar dari tempat ini. Setelah itu kau akan tau betapa hebat, wanita yang pernah kau nikahi ini." Aku berkata dengan sombong. "Aku menantikan kehebatanmu, untuk melarikan diri dariku." Ikhram memelukku dari belakang, kemudian memberikan ciuman di leher dan bahuku. "Mandilah, bersihkan tubuh dan wajahmu. Aku tak ma

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Tidak Lagi Mengejar.

    "Mereka baik-baik saja, Nona. Saya lihat mereka baru keluar dari rumah sakit, memeriksakan luka di kepala si asisten itu." Aku menerima laporan dari anak buah Aska, yang aku tugaskan mengawasi Ikhram dan Denis. "Apa mereka bergerak untuk mengejar atau mencariku?" tanyaku untuk memastikan. Anak buah Aska terdengar gugup, aku bisa merasakan ada yang aneh. "Mereka tidak melakukan apa-apa, sepertinya mereka juga tidak berniat mengejar anda." Pria itu kembali melaporkan keadaan di sana.Aku menatap ponsel yang baru aku letakkan ke meja, entah kenapa aku merasa ada perasaan sakit. Ketika mendengar Ikhram tidak lagi mengejar atau mencariku. Aku tertawa ketika menyadari kebodohan dalam diriku. "Bukankah ini sudah benar, dengan begini Ikhram akan melupakanku?" Aku menghibur diriku sendiri."Peri cantik!" Aku tersenyum, melihat dua anak itu berlari dengan kaki kecilnya. Dalam hati aku bersyukur, ini adalah yang terbaik untuk aku dan Ikhram. "Sudah kembali?" tanya Bara sambil merentangkan tangan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Ungkapan Cinta Aska.

    Aku menatap dua orang pria yang tengah berdebat di meja makan. Mereka tidak ada yang mau mengalah, untuk duduk di antara Rama dan Rara. Kedua anak kecil itu saling pandang, lalu bergegas pindah duduk di sebelahku."Nanti kalau Abang sudah besar, Abang akan mengalah padamu." Rama berkata sembari memeluk Rara. Suaranya kecil tapi membuat Aska dan Bara terdiam, mereka menunduk seolah malu. "Om Gio, duduk di sini." Rara menarik tangan Gio, membuat pria itu menatap Aska. Dengan tidak rela Aska menganggukkan kepala. Bara hendak berdiri tapi di cekal Aska, sekarang aku duduk di antara Rama dan Rara, sedangkan Gio duduk di samping Rara. Kemudian kami makan tanpa kata, walau masih ada sedikit drama antara Bara dan Aska."Om Aska, nanti kita pergi ke taman yuk. Om Bara mau kembali ke kantor, jadi Kita bisa pergi dengan om Gio." Rama mengajak Aska setelah dia mencuci tangannya, akhirnya kami bisa menyelesaikan makan tanpa keributan."Masih mau ke perusahaan, kakek sudah menunggu sejak tadi pagi?

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Tentang Bara.

    "Selamat siang Pak Asgar." Aku menyapa setelah masuk ke ruangan, ayah kandung Andin itu. Entah untuk apa dia memanggilku, di saat masih jam kerja. "Masuk." Dia memintaku masuk, tanpa menjawab salamku."Aku dengar kau berkerja sebagai asisten, sekaligus sekretaris pribadi Bara. Apa itu benar?" tanyanya yang membuatku heran. Kami bekerja di perusahan yang sama, jika dia tidak mengenalku, setidaknya putrinya memberitahukan siapa aku dan bekerja sebagai apa.Lagipula kami sering ketemu langsung ketika rapat. Bara juga selalu membawaku di saat-saat penting, jadi mustahil dia tidak mengenalku. "Benar saya memang bekerja, sebagai asisten sekaligus sekretaris Bara." Aku menjawab karena tidak mau bertele-tele."Bagus, kalau begitu jangan ikut campur, dengan proyek yang aku tawarkan pada Bara." Aku mengerutkan kening, mendengar permintaan ayah Andin. "Apa ada masalah dengan proyek itu, kenapa anda seperti menyembunyikan sesuatu? Sehingga memperingatkan saya untuk tidak ikut campur." Aku bertany

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Dia Masih Suamiku.

    "Double date?" tanyaku dengan rasa tak percaya, karena ajakan itu keluar dari mulut Andin. Sedangkan dia juga tau apa yang terjadi padaku, juga dengan statusku yang dua anak. "Hanya menemaniku saja, Ayu. Tidak enak rasanya, ketemu pria yang baru aku temui sekali. Apalagi ada asistennya yang selalu ada di sampingnya." Andin menjelaskan lagi, seolah tidak mau mengerti keadaanku."Maaf tapi aku tidak bisa, ada pekerjaan yang harus aku lakukan." Aku menolak mentah-mentah ajakan Andin. Jelas aku tak mau membuat masalah yang akan membuatku pusing."Kau menolakku," tanyanya seolah tidak percaya. "iya, aku tidak mau," jawabku dengan lebih tegas lagi. "Jangan terlalu arogan, Ayu. Belum tentu juga kau akan bersama dengan Bara atau Aska, mereka terlalu tinggi untuk wanita sepertimu, selain miskin kau juga janda yang tak jelas. Siapa tau kalau memang pernah menikah, bisa jadi kedua anak itu hanya anak haram." Aku kembali menatap Andin. Tak percaya dengan wajah lain wanita ini. Ternyata mulutnya

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Alasan Ikhram Datang.

    "Lebih baik kita cari tempat duduk lain, tidak enak menganggu kencan orang lain. Mereka juga punya privasi, untuk membicarakan masa depannya." Aku kembali teringat ucapan Ikhram tadi. Sebenarnya apa yang terjadi, apa kali ini dia akan melepaskan aku. 'Apa ini alasan Aska menolak, kerjasama yang di bawa Andin. Dia tau kerjasama itu berasal dari perusahan Ikhram, tapi darimana Ikhram tau keberadaan perusahaan ini, karena yang aku tau perusahaan ini tidak terhubung dengan pak Abraham dan Aska. "Kau lanjutkan makanmu, aku akan pergi ke toilet sebentar." Tanpa menunggu Bara membuka mulut. Aku meraih ponsel lalu berjalan keluar, dari ruang pribadi yang akhirnya aku dan Bara pilih. Aku tidak pergi ke toilet karena tak mau terganggu. Lebih memilih tempat yang sepi di belakang restoran, tangan sudah bersiap menghubungi Aska, namun sebuah tangan memeluk pinggangku, lalu menyudutkan tubuhku ke dinding. Bibirnya mulai menciumi leher dan bahuku. Ingin berteriak tapi aku mengenali aroma tubuh pr

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Pelakor Yang Terus Menempel.

    "Bagus, kau di kelilingi oleh laki-laki hebat, pantas kau terus berpikir untuk pergi." Aku terkejut mendengar suara itu, membuat kue di tanganku jatuh ke lantai. Aku menatap tak berdaya melihat kue pesananku, berantakan tidak terselamatkan lagi."Untuk apa kau muncul tiba-tiba, sudah seperti setan?!" pekikku dengan kesal. Kue permintaan putri kecilku, harus berakhir di lantai. "Tutup mulutmu dan diam saja." Aku membungkam mulut Ikhram, agar tidak bicara lagi."Maaf Kak, kalau masih mau kue bentuk yang sama. Kami masih punya satu lagi yang serupa." Aku menarik napas lega mendengarnya. Rara menyukai kue ini, jadi sejak dua hari yang lalu aku pesankan. Siapa sangka Ikhram akan membuat kue itu rusak. "Masukkan sekalian dalam tagihanku." Ikhram mengulurkan kartu debitnya. Aku tertawa lalu menyingkirkan kartu itu, aku tak mau dia membayari sesuatu untuk anakku. "Tidak perlu, aku akan membayarnya sendiri. Hitung sekalian yang jatuh itu, Mbak. Sekalian tips karena membantu saya membersihkan

Bab terbaru

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Berani Menyentuh Keluargaku Rasakan Akibatnya..

    Bagi orang tua hidup sudah lebih dari cukup asal ada anak dan cucu. Setelah memastikan aku dan Ikhram akan membawa anak-anak mengunjungi mereka saat liburan, kakek Ikhram membujuk mama Ikhram agar setuju pergi ke perkebunan teh kami. Meski terlihat tak ikhlas, tapi mama Ikhram akhirnya setuju. Aku dan Ikhram membawa anak-anak mengantar mereka langsung ke perkebunan, awalnya mau menaiki pesawat tapi anak-anak malah mau naik mobil. Alhasil kami membutuhkan tiga hari perjalanan untuk sampai ke perkebunan. Kemudian kami menghabiskan waktu yang tersisa hingga weekend baru kami kembali. Kali ini kami kembali menaiki pesawat, meski tak tega tapi aku menguatkan hati saat meninggalkan kakek dan mama Ikhram. "Mama masih belum menyerah, beberapa hari ini dia mencoba membuatmu merasa bersalah. Untungnya istriku sudah lebih cerdas jadi tidak tertipu lagi, kalau tidak aku akan pusing memikirkan cara menyadarkan mama." Ikhram memelukku, sembari berjalan ke dalam ruang tunggu. Sedangkan di depan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   pembalasan Ikhram.

    Melihat istri dan anak hampir celaka, di depan mata dan tanpa bisa berbuat apa-apa membuat Ikhram trauma. Setiap kali memejamkan mata dia akan bermimpi buruk, hal itu sudah terjadi selama dua hari ini.Merasa tertekan dan tidak beristirahat dengan tenang, semakin membuatnya frustasi. Hasilnya dalam jangka waktu singkat Ibu kota gempar, dua perusahaan besar dan dua keluarga kelas atas jatuh dalam sekejap. ARTAMA grup mengeksekusi perusahaan Sam dan kakek Ikhram. Tentu saja hal itu menambah masalah baru, namun itu justru membuat Ikhram merasa puas. Aku hanya bisa melihat kepuasannya, karena aku tau rasa sakit yang dia rasakan selama ini."Apa kau yakin akan bertarung dengan kakek dan juga ... Mama?" tanyaku lagi saat menemaninya istirahat, di kamar yang ada dalam ruang kerjanya."Jangan lupa ada Sam juga, kalau merasa iba kau bisa mengatakannya sekarang." Ikhram menyentuh daguku, lalu memberi kecupan di bibir dengan lembut. Mendengar nama Sam di sebut membuatku bingung, "Ada hubungan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Hampir Celaka.

    Waktu bersantai bagi seorang wanita yang sudah menikah dan punya anak adalah hal yang paling mewah. Satu atau dua jam untuk menenangkan diri, itu sudah lebih dari cukup bagi mental yang kadang sedikit tertekan. Setelah menyingkirkan Ikhram, akhirnya aku bisa memuaskan diriku dengan belanja dan makan enak. Setelah dua jam menjelajahi jalanan, akhirnya aku pergi ke perusahaan Ikhram dengan membawa satu cup besar boba dan satu kotak besar aneka kue potong. Aneka kue dengan bermacam-macam cream. Ada cream coklat, stroberi dan juga moka, aku tertarik melihatnya jadi membelinya. Siapa sangka ternyata jumlahnya cukup banyak, sebelum Ikhram melihatnya aku akan menyimpannya di pantry saja. Sore baru aku bawa pulang, tentu saja tanpa sepengetahuan suamiku itu. Setelah sampai depan lobby aku celingak-celinguk untuk melihat situasi, jangan sampai kepergok Ikhram yang kadang muncul macam jelangkung itu. Dia kadang bisa muncul kapan saja dan dimana saja, tanpa bau dan tanpa suara pas kan

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Dijadikan Pion melawan Ikhram.

    Melihat orang gila di rumah sakit jiwa lebih baik, daripada melihat mertua yang mengila, karena tidak bisa melawan menantunya. Aku hanya diam saat melihat mertuaku menangis seperti anak kecil, melihatnya seperti itu membuatku berpikir, apa aku benar-benar tertipu oleh penampilannya ketika pertama kali bertemu. Saat itu mertuaku itu terlihat begitu menderita, dengan wajah pucat yang seperti kurang darah, namun sekarang penampilannya terlihat berubah drastis. Ibarat Kucing telah berubah menjadi Singa, tatapannya juga lebih tajam dan juga kejam. "Aku mamamu, wanita yang melahirkanmu. Apa pantas kau perlakukan seperti ini, hanya demi wanita yang baru kau nikahi?" tanya mama Ikhram dengan sinis. "Aku sudah lama menikahinya, Ma. Dia juga orang yang berdiri di sampingku saat terpuruk dulu, andai tak ada dia aku tak akan berdiri tegak seperti ini di depan mama saat ini." Ikhram memegang tanganku dengan erat. Aku menepuk punggung tangannya agar dia tenang, saat ini kami benar-benar d

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Tidak Belajar Dari Pengalaman.

    Ujian pernikahan setiap orang berbeda, ada yang diuji dengan anak, suami bahkan dari sang istri. Sedangkan aku, ujian pernikahanku masih sama, baik pernikahan pertama ataupun yang kedua, aku diuji dengan mertua dan wanita kedua. Ujian itu kembali datang, mungkin karena di pernikahan pertama aku gagal mengatasinya. Sedangkan di pernikahan kedua ini, aku bertekad untuk melawan ujian itu, tentu saja dengan dukungan suamiku Ikhram. Sedangkan di pernikahan pertamaku dulu, Bram tidak hanya membantuku mengatasi ujian tersebut, tapi dia justru membuatku putus asa. Sehingga aku menyerah dan memilih bercerai. "Berjuanglah jika memang sudah memilih untuk bertahan, bapak juga setuju jika kau melawan orang yang ingin menghancurkan pernikahanmu. Begitu juga ketika Ikhram tidak lagi mendukungmu, kami bersedia menerimamu kembali pulang," ujar bapak dengan mantap. Ikhram memeluk pinggangku dan berjanji pada bapak dan ibu, bahwa dia tidak akan membiarkan aku berjuang sendiri. Dia bahkan berani

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Ikhram Melihat Kebusukan Ibunya.

    Ketenangan, sepertinya menjadi sebuah hal yang paling berharga, sehingga begitu sulit untuk aku dapatkan. Hanya dalam waktu seminggu akhirnya wanita itu datang tanpa diundang. Dengan wajah angkuhnya dia menatap, rumah yang aku tempati sekarang. Senyum sinis juga terukir di bibirnya, lalu mulutnya pun mulai berkicau dengan nada penuh penghinaan. "Pantas kau begitu percaya diri, saat meninggalkan rumah putraku. Ternyata kau memiliki cadangan, untuk hidup senang dengan menumpang pada seorang pria. Sudah berapa lama kau bersamanya, jangan-jangan kalian sudah bersama ketika masih bersama dengan Ikhram?" tanyanya sinis. "Aku rasa Kau tidak perlu tahu sejak kapan aku bersamanya, sama seperti ketika kau pergi dan melupakan putramu. Waktu yang kau perlukan untuk pergi cukup banyak, tapi mengapa baru sekarang kau kembali. Apa mungkin tiada paksaan saat itu, jangan marah karena kenyataannya hanya kau yang tahu apa yang terjadi saat itu," ujarku tak mau kalah. "Kau benar-benar wanita kura

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Keluar Dari Rumah Lagi.

    Kakiku gemetar saat menuruni tangga, di bawah mertuaku itu berdiri dengan angkuhnya. Aku tertawa melihatnya, karena begitu profesional sekali dia menutupi sifat aslinya. Hingga membuatku tertipu dengan kelakuannya. Aku menyerahkan koperku dan memintanya untuk memeriksa, aku tidak mau ada yang mengatakan aku mencuri. Ikhram mengengam tanganku dengan erat, sesuai dengan kesepakatan aku akan pergi untuk menenangkan diri untuk sementara. "Kau bisa meninggalkan segalanya, tapi tidak dengan cincin pernikahan kita. Ingat kau tidak boleh pergi diam-diam, setelah aku menyelidiki masalah ini aku akan menjemputmu kembali." Ikhram mengambil koperku, lalu kembali mengengam tanganku. Dia membawaku menuju ke mobil Aska yang menunggu di luar. Kali ini dia mau berkompromi setelah aku ancam akan mengajukan gugatan cerai, tanpa menunggu melahirkan. "Pak, saya minta maaf. Saya berjanji akan menyelidiki masalah ini, saya juga berjanji tidak akan menceraikan Amara." Ikhram mengambil tangan bapak

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Penghinaan Lagi.

    Anak adalah buah hati orang tua, tapi ketika sudah memiliki cucu maka julukan itu sudah tidak berlaku lagi. Seperti saat ini Ikhram memijit keningnya karena diabaikan oleh ibunya. Padahal di dalam hatinya masih ada sesuatu yang belum selesai bergejolak, sama seperti yang aku rasakan. Kami saling pandang, lalu kembali menatap kedua anak kecil itu yang terhalang oleh mama dan kakek Ikhram. "Mami, Papi," rengek Rara karena dia merasa tidak nyaman, bersama mama dan kakek Ikhram. Alasan karena ini pertama kalinya mereka bertemu. "Sayang, ini nenek dan buyut kalian. Ini ibunya papi dan itu kakeknya papi, salim dulu biar kenal dan akrab." Melihatku berjongkok di depan mereka, dengan senang mereka mencium tangan mama dan kakek Ikhram. Aku tersenyum melihat mereka mulai mendekat, pada kedua orang yang baru mereka kenal itu. Bahkan mereka sudah mau duduk di sebelah mama dan kakek Ikhram dan menerima makanan yang di suap-kan ke mulut mereka. "Mami kenapa kita baru ketemu nenek dan mana k

  • Setelah Istriku Berkata Lelah.   Cerita Masa Lalu Yang Terungkap.

    Sebuah kejahatan besar dan dilakukan oleh seorang wanita, hebatnya lagi bisa menyembunyikannya selama bertahun-tahun. Aku merinding saat menatap Tante Rida, dia benar-benar wanita kejam yang tak boleh di sentuh, sayangnya dia telah menyingung Ikhram. Namun aku lebih merasa takjub ketika melihat perlakuan Papa Ikhram, dia bahkan memeluk Tante Rida dengan erat, meski telah mengetahui kejahatan wanita itu pada anak dan istri sahnya. Mau tak mau aku harus menahan mual di dalam perutku, andai bisa, ingin rasanya mencabik-cabik wajahnya itu. "Tidak nyaman berada di sini? Bawa mama keluar dulu dan melihat-lihat perusahaan kita." Ikhram membelai wajahku di depan banyak orang. Aku segera menolak meski perutku terasa tidak nyaman, begitu juga dengan mama Ikhram. Kami harus tau keputusan apa yang akan mereka ambil, untuk memberikan pelajaran pada Tante Rida. "Aku tidak menyangka sama sekali, kau memiliki nyali yang sangat besar. Mengirim putriku ke neraka hanya karena ucapan wanita jalan

DMCA.com Protection Status