Home / Rumah Tangga / Menjerat Hati Dokter Tampan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Menjerat Hati Dokter Tampan: Chapter 151 - Chapter 160

212 Chapters

151. LUKA DI TUBUH ARKA

"Aakh -" teriak Arka tertahan saat Liora mulai mengompres memar di punggungnya dengan air es. Saat ini mereka berada di dalam kamar. Arka menengkurapkan tubuhnya di atas kasur, membiarkan sang istri mengobati luka memar di punggungnya.Liora ikut meringis menahan ngilu, melihat luka memar di tubuh sang suami yang cukup parah melebihi dugaan Liora."Ini pasti sangat sakit sekali. Kenapa kamu tidak mengatakan sejak tadi malam?""Itu hanya luka memar biasanya, nanti juga akan sembuh dengan sendirinya. Tadi malam aku juga langsung meminum obat pereda nyeri.""Bagaimana kamu bisa mengatakan ini hanya memar biasa? Lihatlah separah ini, kulitmu juga sedikit terkoyak!" Liora terus mengomel. Saat dirinya sakit Arka begitu mengkhawatirkannya, tapi laki-laki itu justru tak mempedulikan kondisi tubuhnya sendiri. "Jika kamu memiliki pasien yang mempunyai luka seperti ini, kamu juga pasti akan mengatakan ini bukan memar biasa kan?"
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

152. BERUBAH

Sore hari Liora dan Arka sudah bersiap, menunggu kedatangan Ervan menjemput mereka. Jujur Arka masih bingung saat istrinya tiba-tiba mengajaknya pergi entah kemana, setiap Arka bertanya Liora tak memberitahu tujuan mereka.Tak lama, jemputan yang mereka tunggu akhirnya datang. Liora dan Arka langsung menghampiri saat Ervan mulai keluar dari mobil."Kau sudah memberitahu Arka?" bisik Ervan penasaran. Liora hanya tersenyum dan menjawab, "aku akan mengatakan semuanya setelah sampai di tempat tujuan kita."Melihat istri dan sahabatnya saling berbisik-bisik tentu Arka jadi penasaran. Membuatnya jadi menerka, apakah Ervan tau apa yang telah dirahasiakan Liora darinya?"Sayang, ayo masuk!"Liora menarik tangan Arka, membawa laki-laki itu memasuki mobil dan duduk di jok belakang bersampingan. Sedangkan Ervan kembali duduk di jok pengemudi.Mobil itu kemudian mulai berjalan, meninggalkan halaman rumah Arka. S
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

153. Hadiah Dari Liora

Setelah sampai di tempat tujuan, mereka langsung keluar dari mobil. "Ini tempatnya?" tanya Liora pada Ervan untuk memastikan. Laki-laki itu kemudian mengangguk membenarkan. Liora menatap rumah sederhana di hadapannya kembali, untungnya Ervan mencarikan rumah yang terbilang cukup layak untuk perempuan itu. Jadi mungkin Arka tak akan berpikir jika dia jahat pada Liora. "Baiklah, tempatnya cukup bagus.""Sesuai perintahmu, aku harus mencarikan rumah yang bisa membuat Seyla nyaman dan aman."Liora mengukir senyum bangga. Walau Seyla adalah musuhnya, tapi dia kini terlihat begitu baik pada perempuan itu. Liora kemudian melangkah, diikuti Ervan menghampiri pintu utama.Sedangkan Arka masih memperhatikan sekitarnya. "Benarkah ini semua ide Liora?"Arka kemudian memutuskan menghampiri Liora dan Ervan yang baru saja sudah mengetuk pintu utama. Tak begitu lama seorang perempuan dari dalam rumah itu keluar, tampak kaget dengan kedatangan mereka ber
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

154. Sudah Saling Memaafkan

"Liora berhenti bicara seperti itu," ucap Arka tampak tak terima mendengar kalimat sang istri barusan. Liora hanya tersenyum kosong. Dia sadar dirinya begitu kejam bagi Seyla, semua orang pun sepertinya menyadari hal itu. Tapi kali ini Arka justru marah mendengar kenyataan yang dia ucapkan barusan. Liora sedikit merasa senang dengan cara Arka membelanya. "Benar kata Arka, kamu tidak boleh bicara seperti itu." Seyla berkedip beberapa kali, berusaha menghilangkan air matanya yang sudah menggenang di kelopak mata. Dia kemudian mengukir senyum, menyembunyikan rasa sakit di hatinya. "Apapun yang telah terjadi, jangan dibahas lagi. Kita sudah saling memaafkan. Dan terimakasih sudah memberikan semua ini padaku.""Kamu sangat baik. Semoga orang baik sepertimu akan mendapatkan banyak kebaikan kedepannya."Seyla tersenyum. "Terimakasih, semoga kamu juga."Liora kemudian menoleh, menatap suaminya yang masih berdiri di sampingnya. "Aku rasa urusank
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

155. Tenang Sesaat

"Kenapa kamu membiarkan Arka berbicara berdua dengan Seyla?" tanya Ervan penasaran.Saat ini Liora dan Ervan hanya bisa menyaksikan Arka dan Seyla berbicara dari dalam mobil. Entah apa yang telah dibincangkan, mereka tidak bisa mendengar. Liora hanya bisa berharap, semoga saja Arka benar-benar sudah mencintainya dan tidak akan bisa kembali jatuh cinta pada Seyla. "Kau tidak perlu khawatir, saat ini hanya ada aku di hati Arka."Ervan mengernyit. Tak habis pikir dengan Liora yang bisa sangat percaya diri mengatakan hal itu. Cukup lama mereka menunggu, akhirnya Arka menyusul memasuki mobil."Sudah selesai?" tanya Liora memastikan. Dia menatap wajah Arka sesaat. Mata laki-laki itu sedikit memerah, mungkin karena baru saja menahan air mata. Liora bisa menduga, berbicara dengan mantan tunangan pasti masih terasa menyakitkan. Apalagi mereka berpisah karena terpaksa. Arka mengangguk mengiyakan. "Kita bisa pulang sekarang."Er
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

156. Salah Paham

Arka terdiam setelah Liora membentaknya. Ervan yang mendengarkan sepasang suami istri itu mulai berdebat, hanya bisa menghela nafas pelan. Ervan menggeleng tak habis pikir pada sahabatnya, bisa-bisanya lebih mementingkan orang lain padahal istrinya juga dalam bahaya. "Maaf Liora," ucap Arka lirih.Liora kembali meluruskan pandangannya dengan sorot terluka. Hatinya kembali sakit, padahal baru beberapa menit lalu dia sangat percaya diri jika Arka sudah mencintai dirinya. Tapi kenapa sekarang Arka begitu sangat mengkhawatirkan Seyla dibandingkan nyawa janin dalam kandungannya?"Liora, Ervan, apa aku boleh menambah laju mobilnya agar mobil yang mengikuti kita tertinggal?" tanya Ervan meminta ijin.Liora mengangguk pelan. Mungkin sekarang hanya Ervan yang bisa dia percaya untuk menjaganya. Karena suaminya saat ini tengah sibuk memikirkan keadaan perempuan lain. "Aku serahkan semuanya padamu Ervan," ucap Liora memberi ijin."Jangan E
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

157. Sebuah Tawaran

Pintu utama terbuka, seorang perempuan dari dalam rumah keluar. Kini dia melihat wanita paruh baya berdiri di hadapannya, sambil mengukir senyum menyapa. Seyla mengernyit bingung, ini pertama kalinya dia melihat wanita itu."Ada yang bisa saya bantu?" tanya Seyla ramah pada wanita di hadapannya."Aku ingin bertanya sesuatu padamu," jawab wanita itu jujur. "Aku tadi melihat kau berbicara dengan Arka, Liora, dan bodyguard mereka. Sepertinya kalian sangat akrab."Seyla semakin tak paham. Wanita di hadapannya tersebut mengenal Arka dan Liora?"Ah, sepertinya aku harus memperkenalkan diri padamu lebih dulu," imbuh wanita itu saat menyadari jika Seyla terlihat kebingungan dengan keberadaannya. "Aku adalah Diandra, istri ayah Liora.""Itu artinya kamu ibunya Liora?"Diandra tak mengiyakan. Dia hanya kembali tersenyum lalu berucap, "sebenarnya aku ingin mengatakan Liora adalah anakku, tapi itu terdengar sangat menyakitkan untukku."
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

158. Selamatkan Arka

Arka mengetuk pintu mobil di hadapannya dengan cukup kasar. Tak lama, pintu itu terbuka. Tanpa memberi aba-aba, Arka langsung menarik kerah baju salah satu pria dalam mobil tersebut untuk dibawa keluar. "Kau ingin membunuh istriku?" Pria itu hanya tersenyum bengis mendengar pertanyaan Arka. Tanpa menunggu jawaban, Arka langsung melayangkan pukulannya ke arah pria itu. Dan membuat pria itu seketika lemas, tersungkur ke tanah. Melihat temannya dihakimi oleh Arka, tiga pria lainnya ikut keluar dari dalam mobil.Pandangan Arka kini mengarah ke dalam mobil, dia tak mendapati keberadaan Diandra di sana. "Dimana orang yang menyuruh kalian?""Siapa yang kau maksud?" tanya salah satu pria itu terlihat marah. "Siapa lagi. Kalian pasti disuruh Diandra untuk mengikuti Liora bukan?"Pria itu hanya terkekeh pelan. Salah satu dari mereka berbicara, "sepertinya kita telah ketahuan."Benar dugaan Arka. Dia ingin be
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

159. Siapa Yang Disalahkan?

Pintu mobil terbuka. Arka yang sudah tampak sangat lemas langsung menjatuhkan tubuhnya ke jok samping Liora. Sedangkan Ervan langsung duduk kembali ke jok kemudi."Mereka tidak mati, jadi ayo jalankan mobilnya sebelum mereka mengikuti kita lagi!" titah Arka yang langsung disetujui Ervan. Sesekali dia menatap ke arah belakang saat mobil mereka mulai kembali berjalan, di sana empat pria yang menyerangnya tadi kini pingsan di sisi jalan. Arka dan Ervan berhasil mengalahkan anak buah Diandra. Walau dua laki-laki itu kembali dengan luka yang cukup parah juga. Bahkan sebagian wajah Arka kini tampak memar, begitu pun juga dengan Ervan. "Sayang, lukamu banyak sekali." Tangan Liora terulur, sorotnya menatap beberapa lebam di sebagian wajah sang suami dengan khawatir. "Luka kemarin di tubuhmu saja belum sembuh, sekarang mereka memberikan luka baru lagi padamu.""Sudahlah Liora, ini bisa diobati."Liora tetap tak terima. Tentu saja dia sangat mara
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

160. Tubuhnya Terluka

Ke esok harinya, Arka bangun jam tujuh pagi. Tidak seperti biasanya, hari ini dia bangun siang. Laki-laki itu mulai menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku. "Akh, tubuhku rasanya sakit sekali. Padahal tadi malam aku sudah meminum obat pereda nyeri."Suara pintu kamar mandi yang terhubung langsung dengan kamar itu terbuka. Seorang perempuan masih menggunakan bathrobe berwarna putih dan lilitan handuk di kepalanya, keluar dari kamar mandi tersebut. Liora baru menyadari ternyata sang suami sudah bangun dari tidurnya."Sayang, sudah bangun?"Arka mengangguk pelan. Dia mulai beringsut duduk, sambil menahan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Melihat raut sang suami yang tampak sedang menahan sakit, Liora jadi khawatir. Dia memutuskan untuk menghampiri. "Kenapa sayang?""Tubuhku rasanya sakit sekali. Ini mungkin bekas pukulan anak buah Diandra kemarin.""Sayang, boleh buka bajumu sebentar?"Arka menurut. Dia me
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
22
DMCA.com Protection Status