Home / Rumah Tangga / Menjerat Hati Dokter Tampan / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Menjerat Hati Dokter Tampan: Chapter 171 - Chapter 180

212 Chapters

172. Akhir Liora Dan David

Liora menyodorkan beberapa berkas yang sudah dia tanda tangani ke atas meja. "Dan setelah ini, jangan berikan apapun pada Liora jika ayah ingin Liora baik-baik saja."David menatap putrinya dengan sorot bersalah. Mereka saat ini berada di ruang tengah rumah David, Liora datang ditemani sang suami. Sedangkan David saat ini hanya bersama Erika di rumah, tentu Diandra masih berada di kepolisian. Kejadian kemarin juga berhasil membuat David sangat terkejut. Dan membuatnya semakin merasa bersalah pada putri kandungnya itu. "Maaf Liora, ayah selalu membuatmu menderita." Liora tersenyum kosong. "Mungkin itu adalah tanda, jika ayah dan aku memang tidak boleh dekat.""Liora -""Ayah melakukan semua ini untuk membuat Liora senang kan?" tanya Liora memotong ucapan ayahnya. Dia melanjutkan, "ayah tak perlu lakukan apapun mulai hari ini. Liora sudah sangat bahagia hidup bersama Arka. Jadi tolong jangan usik kebahagian Liora, yah.
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

173. Ada Satu Hal Yang Harus Ditepati

Arka mulai memasuki mobil."Apa yang ayah katakan padamu?"Arka diam tak langsung menjawab. Dia menoleh, perempuan yang duduk di jok sampingnya itu tampak memasang wajah datar. Arka hanya menghela nafas pelan. "Ayah ingin aku menjagamu."Liora mengarahkan pandangannya pada sang suami. Dia tertegun mendengar jawaban Arka. "Sebenarnya ini bukan pertama kalinya ayah berkata seperti itu. Ayah sudah beberapa kali memintaku untuk menjagamu. Aku juga sudah berjanji pada ayahmu, jadi aku harap aku bisa menepatinya."Liora kembali meluruskan pandangannya, tanpa ada niat untuk menjawab ucapan sang suami. Itu bukannya memang tugas Arka sebagai suaminya untuk menjaga Liora?Arka mulai menyalakan mesin mobil, mengemudikannya meninggalkan halaman rumah David. Mereka kini saling diam, entah apa yang ada di pikiran Liora. Perempuan itu sama sekali tak mengajak Arka berbicara. Tentu hal itu membuat Arka penasaran, apakah Lior
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

174. Pilihan Seyla

Pintu utama terbuka, wanita paruh baya yang baru saja keluar dari rumah seketika kaget dengan kedatangan seorang perempuan yang tak asing baginya. "Seyla?"Perempuan itu tersenyum saat sang pemilik rumah menyebut namanya. "Tante Ana, apa Seyla mengganggu waktunya?"Ana menggeleng tanda tidak. Pandangannya kini mengarah pada laki-laki yang juga ada di sana, berdiri di samping Seyla. "Ervan?"Ervan tersenyum menyapa. "Ervan datang ke sini untuk mengantarkan Seyla, Seyla ingin berbicara hal penting dengan tante."Ana mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu ayo masuk."Seyla dan Ervan menurut, mereka mengikuti Ana dan duduk di kursi ruang tamu. "Kalian mau minum apa, biar Tante minta bibi membuatkan minuman ya?"Seyla menggeleng tanda tak mengijinkan. "Tidak perlu, Seyla hanya ingin bicara dengan Tante sebentar saja."Ana tak memaksa. Dia kini duduk di kursi samping Seyla, menatap perempuan itu den
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

175. Membuat Hadiah

Malam harinya, Ervan dan Liora bertemu di sebuah taman yang tak begitu jauh dari rumah Liora. Tentu Ervan sudah meminta ijin pada sang sahabat untuk membawa Liora ke sana, Arka tidak ikut karena atas permintaan Ervan. Ervan meminta waktu untuk berbicara berdua pada Liora."Apa yang ingin kau katakan? Cepat katakan, cuaca di sini sangat dingin. Jika kenapa-kenapa dengan bayi dalam perutku, kau akan dibunuh Arka," ucap Liora kesal. Dia tak terlalu suka jika Ervan mengajaknya ke suatu tempat hanya untuk berbicara berdua. Kenapa Arka tak boleh ikut bersama mereka?"Ini tentang Seyla, jadi aku tidak bisa mengijinkan Arka ikut bersama kita ke sini."Seyla tertegun. Kini sorotnya menatap Ervan, meminta penjelasan lebih panjang. "Apa maksudmu? Memangnya kenapa dengan Seyla? Bukannya semuanya sudah baik-baik saja?""Mungkin," jawab Ervan membuat Liora semakin tak paham. Dia kemudian kembali menjelaskan, "aku mengajakmu ke sini untuk menagih janjimu. Kemari
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

176. Seyla Pemiliknya

Pintu kamar terbuka, Liora yang sejak tadi duduk di sisi kasur kini mengarahkan pandangannya pada sang suami yang baru saja memasuki kamar. "Kamu sudah selesai berbicara dengan Ervan?" tanya Liora memastikan. Setelah berbicara dengannya di taman tadi, Ervan kemudian mengantarkannya pulang dan meminta waktu untuk berbicara berdua dengan Arka. Liora juga meminta Ervan untuk mengatakan pada Arka jika besok Seyla akan pergi ke luar negeri.Arka mengangguk mengiyakan. Dia kemudian berjalan menghampiri Liora, dan duduk di samping perempuan itu. "Besok kita temui Seyla bersama-sama ya?"Arka tak mengiyakan. Dia justru bertanya, "kamu tidak kenapa-kenapa jika aku juga ikut menemui Seyla?"Liora meluruskan pandangannya. Jika ditanya seperti itu, rasanya dia ingin menjawab tidak. Tentu saja hatinya tak akan terima melihat Arka bertemu Seyla lagi, padahal besok adalah perpisahan mereka. "Jika aku melarang kalian bertemu, bukank
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

177. Perpisahan

"Sey."Seyla berbalik. Seorang laki-laki menghampirinya. "Arka dan Liora sebentar lagi akan datang."Saat ini Seyla masih dalam perjalanan menuju bandara. Ervan yang mengantarkannya, tapi laki-laki itu menghentikan mobil mereka sebelum sampai bandara. Mengajak Seyla singgah di sebuah tempat."Sebenarnya tidak masalah juga bagiku, jika Arka tak akan menemuiku sebelum aku berangkat."Ervan menggeleng tak membenarkan. "Liora yang ingin kau bertemu dengan Arka sebentar, sebelum kau berangkat."Tak lama sebuah mobil hitam yang baru datang, berhenti di dekat mereka. Sepasang suami istri keluar dari mobil tersebut, membuat Seyla tiba-tiba merasa tidak nyaman. Sepasang suami istri itu mulai menghampiri Ervan dan Seyla. Ervan menatap Liora sesaat, memberikan isyarat untuk langsung berbicara.Liora yang langsung paham, kini mengarahkan pandangannya pada Seyla. "Aku mendengar kabar dari Ervan jika hari ini kamu
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

178. Terakhir Kalinya

Liora memejamkan matanya sesaat, kalimat Seyla barusan berhasil membuat hatinya semakin teriris perih."Aku yakin, jika ada orang baru yang datang untuk mengisi hatimu, kamu tidak akan lagi mencintaiku." Arka tersenyum meyakinkan. Dia kemudian menoleh sesaat ke arah sang istri. Di sana Liora tengah menahan sakit, Arka bisa merasakan bagaimana perasaan istrinya saat ini. Dia kemudian kembali menatap Seyla. "Aku juga sulit berhenti mencintaimu, tapi karena kenyamanan yang Liora berikan, itu membuatku perlahan bisa berhenti mencintaimu. Aku harap kamu juga akan mendapatkan orang baru setelah ini."Seyla mengangguk paham. Seharusnya dia tak perlu bertanya seperti itu. Pasti pertanyaan barusan telah membuat Liora sakit hati. "Terimakasih Arka, karena telah datang di kehidupanku. Seperti permintaanmu, aku janji tidak akan melupakan kebaikanmu dan Liora. Jika ada pertemuan selanjutnya di antara kita semua, aku harap kita akan menjadi teman yang baik."A
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

179. Menenangkan

Mobil yang mereka tumpangi berhenti. Liora dan Arka keluar. "Kenapa kamu mengajakku ke sini?"Arka berjalan menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangannya. "Apa kamu ingat kapan terakhir kamu ke sini?"Arka mulai melangkah, Liora mengikutinya. Sambil menatap pemandangan sekelilingnya. Tentu saja Liora tidak lupa dengan tempat itu. "Aku ke sini bersama Erika, saat aku hampir menggugurkan kandunganku setelah kamu mengatakan ingin melaporkanku ke polisi karena telah berencana membunuh Seyla."Arka tersenyum setelah mendengar jawaban Liora. Langkahnya dan Liora kini terhenti saat mereka nyaris sampai di tepi pantai. "Aku tidak tau kenapa saat itu kamu ke sini. Tapi sepertinya, melihat laut bebas itu bisa membuatmu lebih baik kan?"Liora menarik nafas dalam. Karena mereka datang ke sana di siang hari, tentu cuacanya sangat panas. Namun Liora masih bisa menikmati udara segar di pantai tersebut.Mereka
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

180. Basah

Arka langsung menghampiri, kini tubuh istrinya sudah basah kuyup. "Liora kamu tidak kenapa-kenapa?" tanya Arka khawatir. Dia sudah memperingatkan Liora agar berhati-hati dan jangan sampai terjatuh, tapi justru sebaliknya yang terjadi pada sang istri. "Awh, siapa yang melemparkan bola itu tadi?" Liora menoleh ke sekitarnya, ada segerombolan anak kecil sedang mengejar bola karet yang terseret ombak. Bola itu baru saja mengenai kepalanya. Liora mendengus kesal. "Kenapa harus bermain bola di pantai? Mereka bahkan tidak meminta maaf padaku?"Arka menatap ke arah segerombolan anak kecil itu sesaat. Dia lalu mengulurkan tangannya, membantu Liora untuk berdiri kembali. "Sudah Liora, biarkan saja. Mereka hanya anak kecil. Yang terpenting kamu tidak kenapa-kenapa kan? Perutmu tidak sakit kan?"Liora menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya baik-baik saja. Dia lalu mengerutkan bibirnya, tanda moodnya kini berubah buruk. "Sudahlah aku tidak suka
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

181. Anak Kita Nanti

Liora dan Arka sudah menerima kelapa muda pesanan mereka.Kini mereka mulai menikmatinya, sesekali sambil berbincang."Lain kali jika ingin mengajakku ke sini lagi katakan sejak awal, jadi aku bisa membawa baju ganti."Arka mengangguk mengiyakan. Dia tadi juga tak berpikir akan membawa Liora ke sini. Tempat ini muncul dalam pikirannya saat melihat Liora sedih. "Aku janji akan mengajakmu ke sini lagi.""Benarkah?" tanya Liora memastikan. Arka mengangguk meyakinkan, membuat Liora kembali mengukir senyum senang. "Bagaimana jika kita datang ke sini setalah aku melahirkan?"Arka menatap istrinya dengan sorot bingung. "Kenapa harus setelah melahirkan?""Agar aku bisa berenang sampai tengah laut, dan kamu tidak perlu mengkhawatirkanku."Arka menghela nafas pelan. "Aku tetap akan mengkhawatirkanmu jika kamu berenang sampai tengah laut, sekalipun kamu tidak sedang hamil.""Tapi jika setelah aku melahirkan kita
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status