Home / Rumah Tangga / Menjerat Hati Dokter Tampan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Menjerat Hati Dokter Tampan: Chapter 181 - Chapter 190

212 Chapters

182. Pagi Hari

Pukul tiga dini hari, kelopak mata Arka terbuka. Dia berkedip beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang masuk pada pandangannya. Hari ini Arka harus kembali bekerja lagi, jadi dia bangun lebih pagi. Dia menoleh ke samping, Liora masih terlelap memunggunginya. Sedangkan tangan Arka sejak tadi malam terus memeluk perempuan itu.Arka kemudian mulai beringsut duduk, namun tertunda saat Liora secara tiba-tiba menarik tangannya untuk tetap terus memeluk tubuh perempuan itu.Mendapat perlakuan itu, seketika Arka tertegun. Dia menatap Liora dari belakang dengan sorot nyaris tak percaya. "Liora, apa kamu sudah bangun?" tanya Arka memastikan. Namun perempuan itu tak menjawab. Arka kemudian mendekat, menatap wajah sang istri. Mata perempuan itu masih terpejam, artinya Liora masih tidur. Tapi apakah hanya berpura-pura tidur?Dengan perlahan Arka kembali duduk, tanpa melepaskan satu tangannya yang masih digenggam Liora. Dia mendeka
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

183. Istri Pemalas

Arka mengangguk meyakinkan. "Banyak manfaat yang akan didapat jika kamu melakukan olahraga di pagi hari saat hamil.""Olahraga seperti apa?""Banyak yang bisa kamu lakukan, misalnya jalan-jalan pagi, setelah jalan-jalan kamu bisa berenang, atau mengikuti senam ibu hamil."Liora berpikir sejenak. Bahkan di pagi seperti ini sangat sulit baginya untuk meninggalkan kasur empuk itu. "Ah aku sangat malas sayang!"Liora kembali memiringkan tubuhnya ke arah Arka. Satu tangannya kini melingkar di pinggang sang suami, memeluknya dengan erat.Arka menghela nafas pelan. Sebenarnya sudah dia duga sejak awal, mana mungkin istrinya yang sangat malas itu mau berolahraga. "Baiklah kalau kamu tidak mau olahraga, biarkan aku bersiap-siap untuk berangkat kerja.""Ini masih terlalu pagi sayang, kamu tidak boleh berangkat kerja seperti ini!""Aku harus memasakkan makanan untukmu, lalu menyetrika baju, dan mandi. Jika tidak
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

184. Takdir

Setelah menyiapkan semuanya, Arka langsung bergegas mandi. Kini dia sudah rapi dengan kemeja yang dipilihkan sang istri. Laki-laki itu kemudian keluar dari kamar. Berniat berjalan menuju ruang makan, karena Arka pikir istrinya tengah menunggu di sana. Tapi ternyata salah, Liora menghampirinya dari arah pintu utama. Membuat Arka mengurungkan niat untuk ke ruang makan. "Kamu dari mana?""Di luar ada Ervan," jawab Liora jujur. Perempuan itu kemudian mengernyit bingung. "Aku sudah tidak mempunyai pekerjaan, apa kamu masih meminta Ervan untuk menjadi bodyguard untukku? Bahkan Diandra juga sudah dipenjara, aku pikir tak mungkin ada orang jahat lagi yang akan melukaiku."Arka mengangguk membenarkan. "Tapi aku tetap meminta Arka menjadi bodyguard untukmu. Aku tau, kamu mudah bosan. Kamu tidak mungkin akan bertahan di rumah seharian selama aku bekerja. Aku takut tiba-tiba kamu ingin pergi ke suatu tempat, jadi dengan adanya Ervan, dia bisa meng
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

185. Berujung berdebat

Tiga bulan kemudian ..."Liora, sudah saja berenangnya!"Seorang perempuan dengan perut buncitnya masih saja terus berendam di kolam renang. Dia tak menghiraukan teriakan laki-laki yang menghampirinya, membawakan bathrobe untuknya. "Liora," panggil Arka sekali lagi. Namun perempuan itu sedikitpun tak berniat untuk berenang ke tepi kolam menghampiri laki-laki itu."Bukannya kamu pernah mengatakan padaku. Aku harus lebih sering berolahraga, apalagi sekarang usia kandunganku yang semakin tua. Jadi aku akan sering-sering berenang, agar saat proses persalinan nanti lancar."Arka menghela nafas pelan. "Tapi tidak baik juga terlalu lama berendam di kolam. Kenapa kamu tidak mencoba olahraga lain selain berenang?""Tidak mau. Hobiku adalah berenang."Arka pasrah. Dia kemudian berjongkok di tepi kolam, tetap menunggu sang istri menghampirinya. "Kenapa kamu tidak ikut berenang sekalian?" tanya Liora pada sang suami. Laki
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

186. Bermesraan di Kolam Renang

Arka mengangguk mengiyakan. "Tentu saja. Mana mungkin aku membiarkan orang lain melihatku tidak pakai baju." Liora kini kembali mengukir senyum senang, dia lalu menghela nafas lega. "Syukurlah kalau begitu." Perempuan itu nyaris membuka bathrobe yang sudah membalut tubuhnya, berniat untuk kembali menceburkan dirinya ke kolam renang. Namun dengan segera Arka kembali menahannya. "Apa kamu ingin berenang lagi?" "Tentu saja. Aku masih sangat menikmatinya," jawab Liora tanpa pikir panjang. Namun Arka tak melepaskan cekalannya dari lengan perempuan itu. "Sudahlah Liora, kamu boleh kembali berenang besok." Liora mengerutkan bibirnya kesal. "Terlalu lama berada di kolam akan membuatmu kedinginan nantinya. Sekarang pergilah ke kamar, dan pakai baju lalu keringkan rambutmu. Aku akan membuatkan minuman hangat untukmu." Liora masih duduk di sana, sedikitpun tak berniat untu
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

187. Untuk Persiapan Nanti

Liora meletakkan hairdryer miliknya ke atas meja, baru saja dia selesai mengeringkan rambutnya. Suara pintu terbuka mendadak menyita perhatian Liora. Sang suami baru saja keluar dari kamar mandi, dan sudah selesai membersihkan diri. Arka kini berjalan ke arah pintu keluar kamar. "Kamu mau kemana?""Aku akan menyiapkan minuman hangat untukmu."Liora membuang nafas dengan kasar. "Sayang, ini siang hari. Cuaca di luar sangat panas, kenapa aku harus meminum minuman hangat?""Kamu terlalu lama berada di kolam tadi, jadi kamu harus meminum air hangat untuk menjaga kesehatanmu.""Nanti saja, sekarang duduklah di sini."Liora berdiri, lalu meminta sang suami untuk duduk di kursi yang baru saja dia duduki."Rambutmu masih basah, sini aku keringkan."Liora kembali mengambil hairdryer yang baru saja dia letakkan di meja. Berniat untuk mengeringkan rambut sang suami. "Rambutku cepat kering, jadi biarkan
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

188. Rencana Ulang Tahun

Pintu utama terbuka setelah seorang laki-laki mengetuknya. Arka keluar dari rumah, ternyata sahabatnya sudah datang padahal baru beberapa menit lalu dia menelpon."Arka kenapa -"Arka langsung membungkam mulut Ervan. Dia menarik Ervan sedikit menjauh dari pintu utama. Lalu melepaskan bungkamannya. "Arka kenapa kau menutup mulutku?" protes Ervan kesal. Dia mengusap mulutnya dengan kasar setelah sang sahabat membungkamnya."Pelankan suaramu, aku tidak mau Liora mendengar pembicaraan kita!" Sesekali Arka menatap pintu utama, memastikan jika sang istri tak akan keluar dari rumah dan melihatnya dengan Ervan."Memangnya apa yang ingin kau bicarakan padaku? Kenapa kau memintaku datang ke sini, padahal saat ini kau kan Libur. Apa aku harus tetap menjaga Liora walau kau ada di rumah?"Arka menggeleng tak membenarkan. "Aku ingin meminta bantuanmu. Sebentar lagi adalah hari ulang tahun Liora, aku ingin merayakan. Kamu bisa kan membantuku?"
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

189. Bersiap

Seminggu kemudian ...Arka yang sejak tadi sudah siap dengan pakaiannya yang rapi akhirnya memutuskan kembali memasuki kamar, Liora yang sejak tadi dia tunggu tak kunjung keluar. "Liora, apakah masih lama?"Perempuan itu bahkan belum siap, masih menggunakan bathrobe dan berdiri di depan lemari pakaian. Liora belum bisa menemukan baju yang cocok untuk dia pakai hari ini. Apalagi Arka tadi sempat mengatakan jika mereka akan pergi ke acara spesial.Entah acara apa, Liora tidak tau. Setiap Liora bertanya, laki-laki itu tetap tak memberitahu acara apa yang akan mereka datangi. "Sayang, aku bingung harus memakai baju mana?""Pilihlah salah satu, aku tidak pernah melihat baju yang kamu pakai itu tidak bagus. Bahkan hanya dengan melihat saja aku tau semua bajumu itu mahal."Liora tak membantah, memang apa yang dikatakan Arka benar."Tapi, bukan itu masalahnya. Baju yang kumiliki memang bagus-bagus, hanya saja saat ini
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

190. Untukmu

Arka membukakan pintu mobil untuk Liora. Mereka baru saja sampai di depan sebuah hotel, yang terlihat begitu sunyi. "Sayang, apa acara yang mengundangmu itu dirayakan di hotel ini?" tanya Liora memastikan. Dia menoleh ke sekitarnya, bahkan Liora tak mendapati ada mobil selain mobil mereka yang terparkir di sana. Bukankah itu artinya tidak ada yang datang di hotel tersebut selain mereka? "Sayang, di sini terlihat masih sepi. Apa kamu yakin di sini acaranya?"Arka mengangguk mengiyakan. Dia kemudian meraih tangan Liora, menggandengnya. "Jika kamu tidak percaya, ayo kita pastikan ke dalam."Laki-laki itu mulai melangkah, walau masih ragu Liora akhirnya menurut mengikuti sang suami. Jika pada acara-acara formal biasanya pasti akan ada yang menyambut tamu datang, namun kali ini tidak. Arka menyelonong masuk begitu saja. "Dimana pegawainya?" tanya Liora yang semakin dibuat bingung. Bahkan Arka sama sekali tak mempedulikan pertanyaannya. "Say
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

191. Hadiah Terindah

Arka tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan ucapan sang istri.Liora semakin tak kuasa menahan air mata bahagianya. Setelah cukup lama, akhirnya dia merasakan kembali hari kelahirannya dirayakan."Sayang terimakasih, aku sangat menyukainya."Arka tersenyum senang. Dia kemudian mengarahkan pandangannya ke arah lain, menganggukkan kepalanya satu kali untuk memberikan isyarat.Para pegawai di hotel tersebut mulai memasuki ruangan. Tangis haru Liora terhenti, melihat kedatangan mereka.Seorang laki-laki yang sangat Liora kenal juga ikut bergabung di sana, itu adalah Ervan. Dia menghampiri Liora dan Arka. Memberikan sebuah berkas kepada sahabatnya."Liora," panggil Arka membuat pandangan Liora kini kembali mengarah padanya. "Mungkin apa yang kuberikan padamu tidak seberapa. Kamu terpaksa meninggalkan perusahaanmu karena permintaanku. Aku tau itu sangat sulit, jadi aku ingin memberikan sesuatu yang bisa membuatmu lupa dengan p
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status