Home / Rumah Tangga / Menjerat Hati Dokter Tampan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Menjerat Hati Dokter Tampan: Chapter 201 - Chapter 210

212 Chapters

202. Hilang

Satu Minggu kemudian ..."Di mana Kala?"Hari ini adalah hari pertama anak itu libur dari sekolah. Masih pagi, namun saat Liora menghampiri ke kamar sang anak tidak ada siapa pun di sana. Biasanya saja Kala tidak akan bangun sebelum Liora yang membangunkannya.Arka yang sejak tadi masih sibuk memakai bajunya, kini menoleh menatap sang istri yang tampak panik memasuki kamar kembali. "Kenapa Liora?""Kala tidak ada di kamarnya, apa kamu melihat Kala? Ini masih pagi, biasanya Kala belum bangun jam segini.""Apa sudah kamu cek dikamar mandi, siapa tau dia sedang bung air."Liora menggeleng tak membenarkan. "Aku sudah ke kamar mandi, dan dapur, tidak ada siapa pun. Di mana Kala?"Arka kemudian melangkah keluar dari kamar, diikuti Liora di belakangnya."Kala!" Panggil Arka sambil mengedarkan pandangannya ke segala ruang, dia kemudian berjalan dengan langkah tergesa menuju kamar sang anak.
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

203. Berlibur Bersama

"Papamu terus menelpon om. Dia pasti sedang mencarimu."Ervan meletakkan ponselnya di atas meja makan. Monitor kecil itu terus menampilkan rentetan notifikasi panggilan tak terjawab dari Arka. Ervan tau, jika dia tak segera menjawab panggilan sang sahabat pasti Ervan akan marah besar padanya. Tapi ini semua dia lakukan atas permintaan anak kecil yang tengah duduk di sampingnya saat ini. Pagi-pagi sekali anak itu datang ke rumahnya berjalan kaki sendirian. Ervan nyaris tak percaya, untungnya Kala sampai rumahnya dengan selamat. Hanya saja anak itu terlihat sangat kelelahan, tentu karena jarak rumah Ervan dan Arka yang juga tak begitu dekat.Saat ini dia dan Kala berada di ruang makan rumahnya. Ervan baru saja membelikan sarapan untuk anak itu. Kala juga sempat bercerita pada Ervan alasannya datang kemari."Aku sedang marah dengan papa dan mama, jangan beritahu papa dan mama jika aku di sini om," ucap Kala memohon. Dia lalu menatap makanan miliknya
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

204. Jangan Tinggalkan

"Kemana Kala?" Liora tak sanggup lagi menahan isakannya, air mata keluar begitu saja menyusuri pipi. Hampir semua tempat yang berada di sekitar lingkungan rumahnya sudah dia telusuri, namun sang anak belum juga dia temukan. Kini dia kembali berada di rumah, Liora begitu tampak kacau dan frustasi. Kemana lagi dia harus mencari sang anak?Melihat sang istri duduk di sofa menangis sesegukan, Arka menghampiri dan duduk di sampingnya. Dia juga khawatir, tapi jika Arka terlihat panik, pasti Liora akan semakin takut."Tenanglah sebentar Liora."Liora menggeleng tak bisa menuruti permintaan sang suami. "Bagaimana aku bisa tenang di saat aku tidak tau dimana keberadaan anakku saat ini, di mana Kala? Dan sedang bersama siapa dia? Bagaimana jika hal buruk terjadi padanya?"Liora menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, saat pikiran buruk kembali menghantuinya. Dia menggeleng tak sanggup. "Bagaimana aku bisa tenang sedangkan
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

205. Akhirnya Bertemu

Dengan tergesa, Liora dan Arka keluar dari mobil setelah sampai di sebuah tempat yang cukup ramai. Ini pertama kalinya mereka datang ke sana. Liora melihat banyak anak kecil bersama orang tuanya bersenang-senang di tempat itu. Di sana juga banyak wahana untuk anak kecil yang terlihat begitu menyenangkan. Liora yakin Ervan tak membohongi mereka saat ini, pasti benar Kala sangat menyukai tempat itu."Arka, Liora!"Perhatian Arka dan Liora langsung tertuju ke asal suara yang memanggilnya barusan. Ervan benar ada di sana, dan mulai menghampiri mereka.Namun Liora tetap tidak bisa tenang, tidak ada Kala di dekat Ervan. Lalu di mana anaknya? Bukankah Ervan saat di telpon tadi mengatakan sedang bersama Kala?"Ervan, mana Kala?" tanya Arka yang juga sama khawatirnya dengan Liora.Ervan menghela nafas pelan. Lalu menjelaskan semuanya. "Kala hanya ingin berlibur."Arka tau, Minggu ini anaknya libur sekolah. Bahkan Minggu lalu Kal
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

206. Bersama

Anak kecil yang sejak tadi duduk di kursi taman sambil menikmati es krim di tangannya tak sadar jika ada dua orang dewasa mendekatinya."Kala."Kala berhenti menikmati es krim tersebut, kini dia mendongak. Mata seketika berbinar senang melihat kedua orang tuanya akhirnya datang juga.Dia tidak akan marah lagi pada Liora ataupun Arka, karena sebelum Ervan meninggalkannya tadi dia sudah berjanji pada Ervan. Karena Ervan sudah membuat rasa sedih Kala hilang, maka dia harus memaafkan kedua orang tuanya, seperti yang Kala janjikan pada Ervan tadi."Mama, papa!"Liora dan Arka memutuskan untuk ikut duduk di samping anak itu. "Kala, maafin mama ya."Kala terdiam sesaat, dia tau apa maksud mamanya barusan. Dia kemudian menggeleng tak ingin menyalahkan sang mama. "Mama enggak salah, Kala yang harus minta maaf ke mama. Kala tau mama sibuk, tapi Kala selalu meminta mama untuk menemani Kala. Maafin Kala ya ma."Arka tersen
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

207. Sudah Lama

Terlalu semangat dan menikmati liburan hari ini, Kala kelelahan. Kini sudah menunjukan pukul 7 malam, mereka seharusnya sudah sampai ke rumah, tapi jalanan malam itu mendadak macet. Tak ada cara lain, Arka harus dengan sabar mengikuti antrian panjang di jalanan yang sudah mulai gelap itu. Jarak rumahnya dari tempat wahana bermain tadi juga sangat jauh, memerlukan waktu hampir dua jam untuk ke sana. Tapi Arka tak mengeluh, paling tidak hari ini dia bisa melihat putrinya tersenyum bahagia.Arka menoleh, sang anak kini sudah terlelap di pangkuan Liora. Liora dengan tulus sejak tadi terus mengusap punggung sang anak, berusaha membuat kenyamanan untuk tidur anak itu walau tidur dengan posisi yang mungkin tidak biasa."Apa kamu lelah?" tanya Arka memastikan keadaan sang istri. Liora menjawab dengan gelengan, lalu mengukir senyum. "Hari ini sangat menyenangkan, aku sama sekali tidak lelah. Mungkin aku lebih menyukai hari seperti ini
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

208. Pembicaraan

Arka meletakkan secangkir kopi susu di atas meja. Dia lalu duduk di samping sahabatnya yang sejak tadi sudah menunggunya di kursi teras rumah."Istri dan anakmu sudah tidur?" tanya Ervan memastikan. Arka menjawabnya dengan anggukan. Jika tidak mengingat ucapan Ervan di wahana bermain tadi, Arka juga tidak mau meminta Ervan untuk datang ke rumahnya. "Besok aku dan Liora akan mengajak Kala ke pantai, jadi mungkin hanya malam ini ada waktu untuk mengobrol bersamamu. Takutnya apa yang ingin kau bicarakan itu sangat penting, jadi aku tidak mau menundanya lama."Ervan mengangguk paham. Namun sebelum mengatakan inti pembicaraan mereka, Ervan justru tertawa pelan. "Apa kau tidak mau berterimakasih padaku? Jika bukan karena caraku untuk mengajak Kala ke wahana bermain tadi, mungkin Liora tidak akan bersikap seperti ini, mungkin istrimu masih belum sadar jika anaknya begitu sangat penting, jadi bukankah karena caraku ini Liora jadi sadar?"Arka m
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

209. Kembali ke Pantai

Pukul delapan pagi, mobil yang Arka kemudikan akhirnya sampai juga di tempat tujuan mereka. Baru keluar dari pantai saja Kala begitu tampak antusias melihat pemandangan yang indah. Ini pertama kalinya dia diajak ke sana. Kala jadi tak sabar untuk bermain pasir dan air di pinggir pantai itu. Dia juga melihat banyak anak kecil seumurannya bermain di sana. "Mama papa ayo!"Arka mengambil beberapa peralatan di bagasi mobil, seperti kursi lipat, tripod, kamera, makanan ringan dan minuman. Tentu Arka tak mau momen spesial ini tak diabadikan begitu saja. "Ayo," ajak Liora. Dia mengulurkan tangannya untuk menyuntik sang anak. Sedangkan Arka yang sibuk membawa barang-barang, mulai mengikuti langkah mereka dari belakang. Sampai di tepi pantai, Arka langsung mencari tempat yang pas untuk menyusun tempat duduk yang akan menjadi tempat istirahat mereka nantinya saat lelah bermain. Kala yang begitu antusias mulai melepas alas ka
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

210. Cinta itu Nyata

Cukup lama Liora dan Arka berjalan di tepi pantai bergandengan berdua saja. Mereka benar-benar menikmati waktu berdua, mengingatkan mereka kembali dengan masa-masa di mana Liora masih mengejar cinta Arka.Tapi sekarang, Liora sudah tak mengejarnya lagi. Dia sudah berhasil memiliki Arka. "Liora."Liora ikut menghentikan langkahnya saat Arka berhenti. Laki-laki itu kini menatapnya dengan sorot serius, entah kenapa tatapan itu justru membuat Liora gugup. Sudah sangat lama dia tak merasa seperti ini.Arka meraih satu tangan istrinya lagi, menggenggamnya erat. "Terimakasih telah menghadirkan kebahagiaan ini."Liora tersenyum. "Seharusnya aku yang harus mengatakan itu. Terimakasih sayang.""Dan ada satu hal yang ingin kembali ku katakan padamu."Liora tak menjawab, dia masih menunggu dengan perasaan yang begitu penasaran. Apa yang ingin dikatakan Arka?"Aku sungguh mencintaimu."Liora tertegun. Kalimat itu .
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

211. Suasana Senja

Cukup lama setelah Arka dan Liora menemani Kala bermain membuat istana pasir, menikmati makan siang bersama, bercerita, bercanda, berfoto dan banyak hal yang mereka lalui hingga akhirnya matahari mulai tenggelam di ufuk barat.Liora dan Arka berdiri membelakangi kamera yang masih menyala, mereka menikmati senja di pantai itu sambil bergandengan tangan. Sesekali menertawakan Kala yang tengah berlari bersama anak lainnya mengejar burung camar yang terbang di langit-langit senja. "Kala itu ... mirip denganmu ya."Liora menoleh, menatap sang suami dengan sorot tak setuju. "Tapi cara berpikirnya mirip denganmu, lihat saja jika dia memutuskan sesuatu ... sangat sama sepertimu."Arka terkekeh pelan. Mungkin yang dikatakan Liora memang benar. "Tapi dia cantik, sepertiku kan?" Liora tersenyum bangga. Dia melepaskan genggamannya lalu melipat tangannya ke depan dada. "Jika kamu tidak menikah denganku, anakmu mungkin tidak akan secantik Kala."
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status