Semua Bab Menjerat Hati Dokter Tampan: Bab 191 - Bab 200

212 Bab

192. Beruntung

Malam hari itu, Liora duduk di atas kasur. Sesekali dia teringat acara ulang tahunnya yang telah dibuat Arka tadi siang. Tentu saja Liora tak akan melupakan hadiah termanis itu dalam hidupnya. Dia kemudian mengelus perut buncitnya dengan lembut. Lalu mengukir senyum bahagia. "Semua ini karena bayi ini. Arka menjadi manis sekali padaku, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa untuk memujinya."Pandangan Liora kini mengarah pada kakinya yang dia luruskan ke atas kasur. Dia kini beralih mengusap kedua kakinya yang terasa pegal. "Aku menyukai acaranya, tapi kakiku sekarang jadi terasa sangat pegal."Liora kemudian menguap lebar. Tidak seperti biasanya, baru pukul delapan malam kantuknya sudah datang. Mungkin karena dia terlalu lelah hari ini."Semakin tua usia kandunganku aku justru semakin mudah lelah." Liora menghela nafas pelan. "Menjadi ibu ternyata tidak mudah, tapi akan aku lakukan. Karena jika tidak ada anak ini mungkin hubunganku dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

193. Karena Anak Kita

Tepat pukul dua malam, Liora kembali membuka matanya. Mendadak dia jadi ingin buang air kecil. Dia menoleh ke samping, Arka sudah tertidur pulas. Membuatnya jadi berdecak kesal. Biasanya jika bangun tengah malam seperti ini dia nantinya akan sulit tidur.Liora menyingkirkan tangan Arka yang memeluk tubuhnya, lalu mulai beringsut duduk. "Ah, kenapa akhir-akhir ini aku jadi lebih sering buang air kecil?"Perempuan itu mulai turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi yang terhubung langsung dengan kamar tidur mereka. Tak lama Liora kembali. Dia mendudukkan tubuhnya di atas kasur, tak berniat untuk segera kembali tidur. Karena kantuknya juga sudah hilang. Liora mengelus perutnya pelan. Sesekali dia merasa perutnya itu kencang, yang membuat Liora sangat tidak nyaman. "Seperti inikah rasanya orang hamil?"Kini dia menyandarkan tubuhnya ke headboard kasur. Sesekali menghela nafas perlahan, berusaha membuat k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

194. Sibuk

Tujuh tahun kemudian ...Seorang laki-laki memakai setelah jas hitam mulai memasuki sebuah rumah sakit, dia menggendong anak kecil yang masih memakai seragam sekolahnya. Dengan langkah mantap, laki-laki itu menuju sebuah ruang pribadi salah satu dokter di sana. Dia menyelonong masuk begitu saja setelah sampai, tanpa ada yang berani memarahinya. Sadar dengan kedatangan laki-laki itu, Arka yang sejak tadi sibuk dengan dokumen rumah sakit di atas meja kerjanya pun memalingkan pandangannya."Papa!" Ervan menurunkan anak kecil perempuan yang sejak tadi berada di gendongannya.Arka tersenyum menyambut anak kecil dengan rambut dikuncir dua itu berlari riang ke arahnya. Dia lalu melompat ke pangkuan Arka. "Sudah pulang?""Iya pa, papa lagi apa? Papa sibuk ya?"Tak langsung menjawab rentetan pertanyaan dari sang anak. Pandangan Arka kini beralih menatap sang sahabat yang juga masih berada di hadapannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

195. Keinginan Kala

Mobil hitam milik Ervan kini berhenti setelah sampai halaman sebuah rumah mewah. Setelah mendapat telepon dari Liora, Ervan akhirnya membawa anak kecil perempuan itu pulang ke rumah. "Mama sudah ada di rumah ya om?"Ervan mengangguk mengiyakan pertanyaan Kala. "Jika menunggu papamu selesai bekerja itu akan sangat lama, Kala sudah bosan kan? Untung saja mamamu menelpon om, dan memberitahu om jika mamamu sudah selesai bekerja."Kala membulatkan bibirnya, lalu mengangguk paham.Setelah selesai menjelaskan pada Kala, Ervan kemudian bergegas keluar dari mobil. Dia kemudian membukakan pintu mobil untuk Kala.Anak kecil itu berjalan lebih dulu, memasuki rumahnya. Pintu rumah tidak dikunci, membuatnya bisa langsung masuk begitu saja di ikuti Ervan di belakangnya."Kala sayang!"Pandangan Kala langsung tertuju pada seorang perempuan yang masih rapi dengan pakaian kerjanya. Perempuan itu tersenyum hangat menyambut kedat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

196. Yang Terbaik Untuk Kala

Pintu kamar Kala terbuka. Liora memalingkan perhatiannya, seorang laki-laki yang baru saja pulang kerja langsung menghampirinya. "Kala sudah tidur?" Liora mengangguk mengiyakan, dia baru saja selesai menidurkan sang anak. Kini dia beringsut duduk, turun dari ranjang sang anak dengan berhati-hati agar tidur Kala tak terusik."Aku ingin berbicara denganmu sebentar," ucap Liora serius.Perempuan itu kemudian melangkah mendahului Arka keluar dari kamar. Setelah memastikan sang anak benar-benar terlelap, Arka memutuskan untuk menyusul sang istri.Di ruang tengah, Liora melipat kedua tangannya di depan dada. Tanpa basa-basi dia lalu berucap, "aku ingin mencari baby sister untuk Kala."Arka mengernyit tak setuju. "Kenapa tiba-tiba kamu menginginkan baby sister? Kita tidak pernah merencanakan ini sebelumnya."Liora mengangguk membenarkan. Sejak dulu dia juga tidak berpikir akan mencari seorang baby sister untuk merawat Kala. B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

197. Kesal

Pagi itu, di ruang makan Arka bersama anak dan istrinya sedang melakukan sarapan bersama. Namun, tidak ada pembicaraan yang membuat suasana di rumah itu jadi ramai. Liora sejak tadi menikmati sarapannya sambil mengotak-atik ponselnya, entah apa yang dikerjakan, belakangan ini Arka melihat istrinya begitu sangat sibuk."Apa papa dan mama sudah memiliki rencana kita akan pergi liburan di mana Minggu depan? Kala ingin sekali liburan bersama papa dan mama," ucap Kala dipertengahan makan. Dia tiba-tiba teringat dengan tugas dari gurunya untuk membuat cerita bersama keluarga selama liburan. Dia menghela nafas pelan. "Aku tidak bisa mengarang cerita, saat ibu guru memintaku untuk bercerita nanti setelah selesai liburan, tidak mungkin aku mengatakan bahwa mama dan papa sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk liburan bersamaku."Liora meletakkan ponselnya. Dia lalu menoleh setelah mendengar kalimat sang anak. "Kala, siapa ibu gurumu? Kenapa memberikan tugas se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

198. Berubah

"Mirip denganku?" protes Liora tidak terima. "Hanya cantiknya saja yang sama denganku, sifatnya apalagi jika dia marah itu lebih mirip denganmu!"Arka menghela nafas sabar. Dia kemudian memutuskan untuk kembali ke topik permasalahan di awal. "Lalu bagaimana? Kamu dengar sendiri jika Kala tidak suka dengan keberadaan baby sister.""Kalau begitu tidak ada pilihan lain. Aku juga tidak mau membuat anakku tidak nyaman hanya karena keberadaan baby sister. Bagaimana jika kamu saja yang membawanya berlibur, aku tau kamu pasti bisa meninggalkan pekerjaan sebentar untuk Kala.""Bagaimana denganmu?" tanya Arka yang berfirasat tidak enak.Perempuan itu justru tersenyum dan tanpa bersalah menjawab, "aku akan bekerja. Pekerjaan tidak bisa aku tinggalkan."Raut Arka kembali datar. Sorotnya kini menatap lurus, tentu dia tak suka dengan keputusan Liora. "Aku menyesal dulu pernah memanjakanmu dan memberikan semuanya."Liora mengernyit, ucapan laki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

199. Sulit Ditebak

Tepat pukul sebelas siang, Liora dan Ervan kini berada di kantin hotel untuk mengisi perut. "Idemu di tolak Arka," ucap Liora sambil menyuap makanan ke mulutnya dengan tak nafsu. Dia lalu menghela nafas pelan. "Ervan berapa umurmu?"Ervan mengernyit, awalnya membahas Arka kenapa kini menanyakan umurnya? "Aku memang sudah tua, Arka sudah memiliki anak sedangkan aku sama sekali belum memiliki rencana untuk menikah. Padahal kami seumuran." "Itu sebabnya aku menanyakan umurmu. Tapi, tidak masalah. Aku mendukungmu. Jangan terburu-buru untuk menikah, lihatlah aku jadi tidak bebas setelah memiliki anak."Ervan kini menatap Liora dengan sorot curiga. "Kau menyesal telah melahirkan Kala?"Liora hanya kembali menghela nafas kasar. Dia tak bisa mengiyakan pertanyaan Ervan, paling tidak karena keberadaan Kala juga dia bisa bertahan menjadi keluarga Diantara. "Liora, hotel ini membawa nama keluarga Diantara. Sebelum kau yang mengelolanya h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

200. Pemikiran Anak Kecil

"Om!" Panggil Kala dengan riang saat mengetahui mobil jemputannya sudah datang. Ervan langsung keluar dari mobil dan menghampiri anak kecil yang sejak tadi sudah menunggunya. "Sudah lama ya menunggu?"Wajah anak itu kembali cemberut, dia lalu mengangguk mengiyakan. Tapi setidaknya saat ini dia sudah tidak kesal lagi karena Ervan sudah datang."Maafin om ya? Sekarang ayo masuk ke mobil."Ervan menuntun Kala memasuki mobil. Setelahnya, dia langsung kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan halaman sekolah.Selama perjalanan Kala masih diam. Pikirannya sejak tadi tidak bisa tenang dengan rencananya untuk pergi berlibur. Walau papanya sudah berjanji akan mengajaknya berlibur Minggu depan, tapi Kala belum mendengar mamanya mengatakan setuju langsung padanya. Apa sang papa berbohong padanya?Kala menoleh, menatap Ervan yang sejak tadi juga fokus mengemudikan mobil."Om."Ervan menoleh sesaat, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

201. Bertengkar

Pukul delapan malam, Liora belum juga pulang dari tempat kerjanya. Saat ini Arka sedang menemani sang anak untuk belajar di kamar. Dia menatap Kala dengan sorot kasihan, terlebih setelah Ervan menceritakan padanya apa yang Kala ucapkan tadi setelah pulang sekolah. Arka benar-benar tak tega, mungkin Kala memang tengah menyimpan kesedihan saat ini karena orang tuanya yang tak terlalu mempunyai banyak waktu untuk Kala. Lebih parahnya Liora. Anak itu, menginginkan kasih sayang lebih. "Kala, papa sudah menyusun jadwal agar Minggu depan bisa cuti. Jadi Papa bisa menemani Kala untuk pergi berlibur." Kala yang tadinya sibuk mengisi soal di bukunya, kini mendongak menatap Arka dengan sorot senang. "Terimakasih papa." Namun senyum anak itu tidak seceria biasanya. Arka tau, Kala juga menginginkan kalimat yang baru dikatakannya juga diucapkan oleh Liora. Terdengar suara pintu terbuka berasal dari depan rumah. Arka yakin pasti itu adalah Liora yang baru pulang. "Sepertinya mama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status