Semua Bab Menjerat Hati Dokter Tampan: Bab 161 - Bab 170

212 Bab

161. Tetap Menjaga Liora

Hampir setengah jam, Arka masih duduk di atas kasur. Sebenarnya dia ingin keluar kamar tapi Liora mencegahnya, dan memintanya untuk tetap istirahat di kamar sampai makanan yang Liora pesan datang.Sedangkan saat ini Liora tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di depan cermin riasnya. Arka sejak tadi hanya diam memperhatikan sang istri dari belakang. Jujur perut Arka sudah keroncongan karena lapar. Dia tidak terbiasa menunda jam sarapannya seperti saat ini, tidak seperti Liora. "Apa makanannya masih lama datang?"Liora mematikan hairdryer miliknya. Membiarkan rambut panjangnya tergerai begitu saja. Dia lalu menoleh. "Tunggu sebentar sayang, mungkin masih dalam perjalanan. Memang jam-jam seperti ini jalanan sangat macet, jadi maklumi saja."Arka menghela nafas pelan. "Sebenarnya aku masih bisa memasak dengan kondisi yang seperti ini.""Jangan!" Liora berjalan menghampiri, menatap suaminya dengan sorot marah. "Kenapa kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-01
Baca selengkapnya

162. Kenapa Dengan Seyla?

Malam harinya, Arka kini berada di atas balkon kamar tidurnya. Memperhatikan suasana sekitar rumahnya dari atas sana. Tak lama, ponsel yang sejak tadi dia genggam mendadak berdering. Sebuah panggilan dari Ervan memenuhi monitor kecil tersebut. Tanpa pikir panjang Arka langsung menjawabnya. "Halo, Van." 'Ar, Seyla baru saja meneleponku.' "Seyla?" Arka membeo. Kemarin dia sempat memikirkan keadaan perempuan itu, tapi karena terlalu khawatir pada Liora, Arka lupa menanyakan hal itu pada Ervan. Untungnya Ervan lebih dulu mengingatkan. "Kenapa dia menelponmu? Apa ada terjadi sesuatu padanya? Apa benar dugaanku, Diandra juga menganggu Seyla?" 'Tidak Ar, Seyla tidak mengatakan apapun tentang Diandra. Sepertinya Diandra memang tak menemui Seyla kemarin. Dia meneleponku karena ingin bertanya, apakah dia boleh bertemu denganmu?' Arka diam sesaat. Kemarin mereka sudah bertemu, kenapa Seyla mengajaknya ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-01
Baca selengkapnya

163. Menyerahkan Liora Pada Ervan

Pagi harinya, Arka keluar dari rumah di temani sang istri. Laki-laki itu sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. "Ar," panggil seorang laki-laki yang sejak tadi sudah datang, menunggu sang pemilik rumah keluar. "Kau ingin berangkat kerja sekarang?" Arka mengangguk mengiyakan. Dia menatap sekitar rumahnya sesaat, masih seperti biasanya tak ada orang yang mencurigakan berlalu lalang di sekitar sana. "Kau temani Liora selama aku tidak ada di rumah ya. Jika ada apa-apa, segera kabari aku." Ervan mengangguk meyakinkan. "Kau tenang saja Ar, aku akan menjaga Liora selama kau bekerja. Lagi pula sepertinya anak buah Diandra tak akan berani masuk sampai halaman rumahmu." "Tapi walau seperti itu, tetap saja kita harus berjaga-jaga." Ervan menyetujui perkataan sang sahabat. Pandangan Arka kini mengarah pada sang istri. "Liora, selama aku tidak ada di rumah tolong jan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

164. Kembali Menjadi Bodyguard

Melihat mobil sang suami sudah meninggalkan halaman rumah, Liora bergegas masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan Ervan. Ervan hanya menghela nafas kesal. Kegiatan yang sangat melelahkan akan kembali di mulai hari ini. Dia kemudian memutuskan ikut masuk ke dalam menyusul Liora tanpa meminta ijin lebih dulu pada perempuan itu. Sesampainya di dalam rumah. Ervan melihat Liora baru keluar dari kamar, memakai cardigan dan membawa tas kecil. Di tangan perempuan itu juga ada beberapa riasan wajah yang belum sempat dimasukkan ke dalam tas. Ervan mengernyit penasaran melihat hal tersebut. "Kau mau kemana?" "Antarkan aku ke perusahaan!" Ervan diam sesaat. Dia tak langsung bergegas keluar dan menyiapkan mobil untuk Liora. "Arka mengatakan kau sedang istirahat total. Artinya kau tidak lagi mengurus pekerjaanmu." Liora mengangguk membenarkan. "Aku sudah menyerahkannya pada sekretarisku. Ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

165. Pertemuan

"Kenapa tidak menunggu di dalam?" Arka baru saja sampai di depan sebuah kafe. Dia melihat perempuan berkulit pucat memakai dress putih berdiri di depan kafe tersebut, mengukur senyum tipis saat melihat kedatangannya. "Aku ingin menunggumu dan masuk bersama-sama."Arka mengangguk, berusaha tak mempermasalahkan hal itu. "Kalau begitu ayo masuk."Laki-laki itu berjalan lebih dulu memasuki kafe. Tidak seperti dulu, Seyla rasa kini Arka mulai cuek padanya. Apa benar karena sudah mencintai Liora?Tak mau menunggu lama, Seyla akhirnya mengikuti Arka memasuki kafe tersebut. Sebelum melangkah masuk dia sempat menoleh ke belakang sesaat, dua pria masih mengawasinya dari kejauhan. Seyla berusaha menenangkan dirinya, setidaknya mereka juga tidak akan ikut masuk ke dalam jadi tak bisa mendengar pembicaraannya dengan Arka. Arka dan Seyla kini duduk bersampingan di sebuah kursi pelanggan. "Kau ingin minum apa? Biar aku yang memesan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

167. Mengetahui Semuanya

Ponselnya mendadak berdering. Ervan kembali meraih benda pipih itu dari dalam saku jaketnya. Dia mengernyit penasaran saat sang sahabat tiba-tiba mengirimkannya pesan. Ervan kemudian membacanya sambil mengemudi mobil.Tak lama setelah mendapat info penting dari Arka, dia mengukir senyum jenaka. Lalu berucap, "ini lucu sekali."Liora yang sejak tadi masih duduk di jok belakang, kini mengarahkan pandangannya pada Ervan dengan sorot aneh. "Apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?""Mungkin sebentar lagi kau juga akan mendapat pesan yang sama denganku, dari suamimu."Liora mengernyit tak paham. Dia segera mengambil ponselnya di dalam tas, lalu menyalakan monitor kecil tersebut. "Tak ada -"Notifikasi pesan masuk. Mata Liora membulat, apa yang dikatakan Ervan benar. Tak menunggu lama, Liora bergegas membuka pesan yang suaminya kirim kepadanya. Dia mulai membacanya sesaat."Ternyata benar dugaan Arka kemarin, ibumu menemui
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

168. Mengikuti Rencana

"Jadi, kamu akan tetap di sini berpura-pura sudah tertidur karena obat tadi?"Arka mengangguk mengiyakan pertanyaan Seyla di sampingnya. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Arka, namun mobil itu masih tetap berada di parkiran kafe tadi."Kamu yang mengatakan, Diandra memintamu untuk membuatku tidur dan kamu akan menelpon Ervan lalu mengatakan aku ditangkap anak buah Diandra. Jadi, kita akan mengikuti apa yang telah direncakan Diandra."Seyla mengangguk paham."Ervan akan kemari, tunggulah di tepi jalan. Kita harus membuat Ervan seolah-olah tidak melihat keberadaan mobilku." "Baiklah kalau begitu, aku akan keluar."Seyla nyaris saja keluar mobil, namun Arka segera menahannya. Membuat Seyla terhenti, dan kembali menatap Arka dengan sorot tanya. "Kenapa Ar?""Jika kamu mengatakan pada mereka aku telah meminum obat itu, dan kamu akan pergi dengan Ervan. Apakah dua pria di luar itu akan pergi juga?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-03
Baca selengkapnya

169. Tertangkap

Sorot laki-laki itu menatap tajam. Diandra meneguk ludahnya sesaat, jantungnya mulai berdebar takut. "Kau? Bukannya Seyla -""Memberikan obat tidur untukku?" Arka tersenyum puas setelah berhasil membuat Diandra kebingungan. "Sayang sekali sepertinya obat itu tidak bereaksi padaku."Diandra menggeleng tak percaya. Tidak mungkin obat itu tidak mempan pada Arka. "Sekarang kau mencari Liora kan?"Diandra hanya diam. Menahan rasa takut dan kebingungannya tentang apa yang telah terjadi saat ini. "Jujur, sejak awal walau Liora membencimu aku tetap berusaha bersikap sopan padamu. Karena bagaimanapun kau adalah ibu mertuaku. Tapi, melihatmu semakin bersikap seperti ini pada istriku, itu membuatku semakin tidak menyukaimu."Diandra mengukir senyum bengis. Dia suka laki-laki tampan itu mulai mengeluarkan sifat aslinya."Sebenarnya aku tidak akan melakukan semua ini pada Liora, jika dia mau mengikuti keinginanku."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-03
Baca selengkapnya

170. Tidak Bisa Tenang

"Jangan khawatir ya Liora."Liora mengangguk pelan. Bagaimana dia tak khawatir, sedangkan saat ini nyawa janinnya sedang diincar oleh Diandra.Tapi setidaknya, sekarang dia bisa sedikit merasa lebih aman setelah Ervan mengantarkannya ke rumah Raditiya. Saat ini Liora dan Ana duduk di ruang tengah. Sedikitpun Ana tak ingin melepas pelukannya pada sang menantu. Dia terus mengusap lembut punggung Liora, dan membiarkan perempuan itu bersandar di bahunya. Ana terus berusaha memberikan rasa nyaman pada Liora, agar menantunya itu bisa lebih tenang.Tak lama, Raditiya datang dari arah pintu utama mulai menghampiri mereka. "Bagaimana pa, tidak ada tanda-tanda jika mereka akan ke sini kan?" tanya Ana yang juga ikut merasa waspada. "Tenang ma, papa sudah memperketat keamanan di sekitar rumah kita. Jangan khawatir, anak buah David atau Diandra pasti akan kalah dengan anak buah kita."Ana sedikit merasa lebih lega. "Syukurlah. Juj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-03
Baca selengkapnya

171. Membuatmu Tenang

Liora terdiam mendengar permintaan Arka. Seharusnya dia bisa melepas perusahaan itu jika sudah melihat Diandra menderita di penjara seperti ini."Benar Liora, ini juga demi kebaikan kamu. Kamu sudah menjadi istri Arka, ayahmu sudah tidak wajib lagi memberikan semuanya padamu. Tapi suamimu yang berhak memberikan semuanya padamu," ucap Ana meyakinkan sang menantu. Arka menatap perempuan itu dengan sorot serius. "Demi anak kita juga."Tujuan utamanya menikah dengan Arka karena ingin mendapat perusahaan itu. Tapi, jika pada akhirnya perusahaan itu tak akan menjadi miliknya lagi Liora pikir mungkin itu adalah jalan Tuhan mempertemukannya pada Arka hingga jatuh cinta seperti saat ini.Liora akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan menuruti perintahmu sayang."Perlahan kedua sudut bibir Arka terangkat, mengukur senyum senang. Arka kembali menarik Liora ke dalam pelukannya, sesekali dia memberikan kecupan singkat ke pucuk kepala perempuan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status