Semua Bab Istri Sewaan CEO Arogan : Bab 31 - Bab 40

127 Bab

Bab 19

Madiya jadi merasa tidak bebas karena para bodyguard itu terus mengikuti dirinya. Dia bahkan berpikir untuk kabur dari sini agar tidak diikuti oleh mereka. Tetapi rupanya mereka jago lari dan bisa menemukan kebenaran dirinya. "Kalian bisa pergi dari ini, aku risih jika diikuti seperti itu oleh kalian," ujar Madiya. "Maaf nyonya. Kami hanya menjalankan perintah dari tuan Richard saja.""Jika kami tidak melakukan ini maka, kami yang akan mendapatkan hukuman nantinya."Madiya menatap dua pria itu dengan sekilas. Benar juga yang mereka katakan, jika mereka lalai dalam mengerjakan tugasnya nanti. Richard pasti akan memberikan hukuman kepada dua orang tersebut. Dia tidak punya pilihan lain sekarang ini. "Yaudah kalau begitu, kita kenalan dulu karena aku belum tahu nama kalian.""Nama saya Ben, dan yang ini Ari," jelas pria yang diketahui namanya Ben itu pada Madiya. "Oh yah, aku sedang ingin bertemu dengan teman adikku. Namanya Shela, daerahnya ada di Kemang." Madiya memberikan sebuah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 20 Bagian 1

Pagi hari yang sangat indah. Madiya sudah meminta izin kepada Richard kalau dia akan datang ke rumah Shela. Tentu saja Madiya berbohong dengan mengatakan kalau dia ingin bertemu dengan temannya tanpa memberitahu Richad kalau dia akan bertemu Shela karena wanita itu mengetahui tentang kematian adiknya. Richard hanya memberikan syarat untuk dia menyiapkan makanan saja. Tentu saja dia melakukan hal tersebut. Sehingga sekarang dia sudah ada di tempat tujuannya yaitu rumah Shela. Madiya mengetuk pintu rumah milik Shela berharap dia akan bertemu dengan wanita itu. "Permisi."Madiya duduk di kursi depan setelah dia mengetuk pintunya. Apa orang itu ada di dalam?Hingga tak lama kemudian, pintu terbuka dan muncul seorang wanita yang melihat kearah Madiya. "Mbak, siapa?" tanya wanita itu menaikan sebelah alisnya. Madiya langsung berdiri dan mengulurkan tangannya pada wanita itu dan bermaksud untuk berkenalan."Aku Madiya, Kakaknya Sabira. Apa kamu temannya Sabira yang bernama Shela?" tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 20 Bagian 2

Madiya memegangi kepalanya yang terlihat pusing. Dia mencoba membuka matanya dan mencoba mengingat apa yang sudah terjadi padanya. "Bukannya aku tadi ada di rumah Shela?" gumam Madiya. Matanya melihat kearah kamar yang biasa dia tempati. Kenapa sekarang dia sudah ada di apartemen milik Richard? Apa yang sudah terjadi dengan dirinya. Hingga tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka dan Richard membawakan makan malam untuk Madiya. "Kamu sudah bangun Madiya?" tanya Richard ketika melihat Madiya sudah membuka matanya. Madiya menaikan sebelah alisnya, bukannya tadi dia sedang bersama dengan Shela. Lalu kenapa sekarang dia ada di sini? "Kenapa aku ada di sini?" tanya Madiya. "Aku yang membawa kamu dari rumah Shela. Sekarang kamu makan dulu."Richard menyodorkan makan malam berupa ikan dan juga sayur asem. Mungkin saja Richard memesannya karena pria itu sudah biasa memesan makanan. Madiya melihat makan itu dan dia mengambilnya. Dia belum puas dengan jawaban Richard. Dia yakin kalau a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 21

Pagi hari yang indah, Madiya sudah bangun terlebih dahulu karena dia akan menyiapkan semua keperluan dari pria itu. Apalagi sesuai perjanjian dirinya dengan Richard. "Richard," panggil Madiya.Madiya melihat Richard yang sedang serapan, lalu Madiya membawa dasi untuk Richard, tentu saja dia akan memakaikan dasi tersebut untuk Richard."Ada apa Madiya?""Sepertinya kamu melupakan ini," ujar Madiya sambil menampilkan dari milik Richard. "Astaga, kamu benar. Untung diingatkan," ujar Richard yang lupa belum memakai dasi sekarang. "Nih dasinya," ujar Madiya sambil memberikan dasi kepada Richard sekarang. Dia tersenyum penuh arti ketika melihat ini. Ada rasa yang membuat dia sedikit bahagia. Richard tersenyum jahil ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Madiya barusan. "Akan lebih baik jika kamu yang memakaikannya.""Manja sekali! Kamu juga bisa kali," sergah Madiya menatap tidak suka pada Richard. Pria itu pasti sengaja ingin mengerjai dirinya saja. "Yasudah kalau kamu gak mau!"Ri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 22

Malam hari yang begitu sangat dingin, Richard sampai di apartemen miliknya. Dia masuk ke dalam dan mencari keberadaan istrinya. Tetapi yang dia temukan di maja makan hanya beberapa bungkus makanan. Tentu saja dia kesal karena artinya Madiya tidak memasak untuk dirinya."Madiya." Richard sedikit berteriak ketika melihat makanan yang ada di meja makannya. Kenapa Madiya hari ini tidak masak? Apa wanita itu sibuk sekali sehingga tidak ada waktu untuk dirinya. "MADIYA!" Richard sedikit berteriak memanggil nama itu, dia hanya berharap kalau orang tersebut akan segara muncul. Tentu saja karena dia sudah kesal sebenernya. Sampai sosok yang dia tunggu akhinya muncul juga. Madiya menatap kearah Richard dengan sekilas. "Gak usah teriak-teriak juga kali, aku habis mandi tadi." Madiya keluar dengan handuk yang memang masih melingkar di kepalanya. Dia barusan mandi dan Richard malah berteriak memanggil namanya. "Kamu gak masak?" tanya Richard. Memangnya kenapa kalau dirinya tidak masak hari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 23 Bagian 1

Madiya benar-benar tidak bisa melakukan apalagi setelah Shela juga mengatakan kalau dia tidak tahu tentang kekasih Sabira. "Kenapa?" tanya Richard yang sejujurnya tau apa yang sudah terjadi. Artinya memang Robi sudah bernegosiasi dengan Shela karena semuanya sudah berhasil. "Shela tidak memberitahuku, dia lupa tentang kekasihnya adikku," kata Madiya yang menceritakan semuanya pada Richard. "Yaudah jangan banyak dipikirkan. Lebih baik kamu tidur sekarang."Richard sengaja mengatakan itu agar Madiya tidak banyak bertanya lagi. Akan lebih baik jika istrinya tidak akan pernah tahu fakta tentang ini. Madiya membaringkan tubuhnya, dia masih memikirkan sesuatu yang membuat hatinya belum merasa tenang saat ini. Begitu pun dengan Richard yang kini melakukan hal yang sama. Dia ikut berbaring disamping sang istri. "Apa kamu merindukan keluargamu?" tanya Richard ketika melihat ekspresi wajah Madiya yang terlihat kecewa. Madiya menoleh kearah suaminya, di tengah ranjang yang sama, mereka sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 23 Bagian 2

Sementara itu di kediaman rumah Irsyad. Disebuah kamar yang begitu sangat mewah. Susan terlihat gelisah lalu dia menghampiri suaminya. Terlebih pikirannya tidak bisa tenang setelah Vindi tahu. "Papah terlihat sangat gelisah sekali, apa ada sesuatu yang dipikirkan?" tanya Susan berpikir melakukan sesuatu sekarang. "Ini tentang Richard. Dia tidak mau menikahi anak kita dan malah bilang mencintai anak kandungku. Apa maksudnya?" tanya Irsyad yang begitu gelisah. Susan menggelapkan tangannya ketika mendengar hal tersebut. Dia tau orang yang dimaksud oleh suaminya itu. Padahal dia sudah menyingkirkan Sabira dulu, sekarang malah saudaranya yang bikin susah. "Ada satu fakta yang belum kamu ketahui Irsyad," ujar Susan yang akhirnya memutuskan untuk memberitahu suaminya. "Apa yang tidak aku ketahui?" tanya Irsyad dengan heran. "Richard sudah menikah...""Menikah? Kenapa tidak ada undangan datang kepadaku?" heran Irsyad. Susan menggunakan kesempatan ini untuk memanas-manasi suaminya. Den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 24

Pagi hari yang begitu menyilaukan mata, Madiya terbangun dari tidurnya dan dia sedikit terkejut ketika melihat seseorang yang ada disampingnya. Siapa lagi kalau bukan Richard. "Astaga, Richard." Madiya terkejut dan dia mencoba untuk membangunkan Richard yang kini masih saja tertidur lelap di atas kasur empuknya. Madiya bahkan sulit untuk bergerak karena Richard yang memeluk tubuhnya. Pria itu malah semakin mendekapnya seperti ini. Membuat dia yang kini malah sedikit agak gugup. Dia sendiri tidak mengerti kenapa semuanya malah jadi begini. "Hm..." Suara serak dan maskulin dari bibir manis milik Richard membuat Madiya malah berpikir aneh. "Richard, ayolah bangun. Apa kamu tidak akan pergi ke kantor?" "Hari ini weekend. Aku ingin bermalas-malasan seperti ini."Richard terus saja mengeratkan pelakunya dan dia merasa nyaman. Dekat dengan wanita itu membuat dia ingin terus berada dalam dekapannya. "Apa kamu tidak mau sarapan Richard?" tanya Madiyaz. "Aku memang lapar, tapi aku ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 25 Bagian 1

Madiya merasa bersalah pada Richard karena sudah membuat keadaan pria itu terluka. Apalagi karena sudah membantu menolong dirinya tadi yang hampir saja tertabrak oleh sebuah mobil. "Semua ini gara-gara aku. Kamu tidak akan terluka kalau tidak menolongku," ujar Madiya. "Kamu tidak usah merasa bersalah begitu. Lebih baik ambilkan obat merah."Madiya tidak banyak membatah dan dia mengambilkan kotak P3K. Dia juga mengambil air dalam baskom kecil untuk membersihkan tangan Richard yang sudah jelas pasti terluka. "Biar aku bersihkan dulu lukanya."Madiya mengambil kain dan dia mengambil air yang sudah dia masukan anti septik. Dia mengusapkan pada luka darah Richard dengan telaten. "Aww..." Richard meringis ketika Madiya yang kini menyentuh area yang memang berdarah itu. "Tahan yah. Aku akan pelan-pelan."Madiya hanya mengatakan itu saja dan sekarang dia sedang berusaha untuk mengusapkan itu dengan pelan. Rasanya tidak tega ketika melihat luka dari Richard. Dia benar-benar merasa bersala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 25 Bagian 2

Madiya baru saja selesai membuat nasi goreng untuk Richard. Dia memberikan toping sosis dan bakso yang pasti disukai oleh pria itu. Madiya sudah tahu apa yang memang disukai oleh Richard. "Ini nasi goreng spesial untuk kamu," ujar Madiya sambil memberikan nasi goreng itu pada Richad. Berharap kalau suaminya itu akan menyukainya. "Terimakasih banyak. Tapi, aku tidak bisa memakannya." Richard mengatakan itu dengan santai. "Lah kenapa?" tanya Madiya yang sebenarnya merasa heran. Padahal dia sudah susah-susah membuatkan ini untuk Richard. Apa sekarang pria itu sengaja mengerjai dirinya? Richard melirik tangannya yang memang terluka dan Madiya paham apa yang membuat Richard tidak mau memakannya. "Kamu lihat tanganku." Madiya menghela napas nya, kali ini dia memilih untuk mengalah dan pada akhirnya dia sendiri yang harus menyuapi Richard. Dia kira pria itu tidak mau makan, rupanya memang tidak bisa makan sendiri karena tangannya masih sakit. "Aku paham, ini biar aku suapi."Melihat M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status