Home / Rumah Tangga / Istri Sewaan CEO Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Sewaan CEO Arogan : Chapter 21 - Chapter 30

127 Chapters

Bab 13 Bagian 1

Bab 13Madiya telah selesai makan bersama dengan Richard, dia sudah merasa bahagia karena sudah melakukan kesepakatan dengan Richard. Madiya membersihkan piring-piring yang tadi bekas dia makan bersama dengan Richard. Melihat Madiya yang sedang mencuci piring sendiri, akhirnya Madiya memutuskan untuk menghampiri wanita itu. "Ada yang bisa aku bantu?" tanya Richard. Madiya melirik kearah belakang ketika melihat Richard, mereka mereka saling bertemu satu sama lain. Sebelum sedetik kemudian, Madiya menjauhkan dirinya dari Richard. "Tidak usah. Sudah hampir selesai kok."Madiya mengatakan itu karena dia sedikit gugup, apalagi dengan jarak Richard yang dekat dengan dirinya. Begitu pun dengan Richard sekarang ini. "Yasudah kalau begitu."Richard hendak akan pergi tapi, Madiya malah memanggil pria itu. "Masakan buatan aku tadi enak kan?" Madiya masih penasaran dengan pria itu karena memang pria itu belum memberikan komentar pada masakan yang sudah dia buat sekarang. "Iya, masakan buat
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 13 Bagian 2

Pagi hari yang begitu sangat cerah, Madiya terlihat sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Begitu pun dengan Richard yang memutuskan untuk makan roti yang dibuat oleh Madiya. Sampai dia teringat akan percakapan dirinya dengan Robi semalam. Dia akan memberitahu Richard yang sudah terjadi sebenarnya sekarang ini. "Aku sudah menyiapkan makan siang untuk kamu juga." Richad awalnya merasa heran dengan Madiya yang menghampiri dirinya. Tetapi matanya tertuju kepada rantang makanan yang sudah disiapkan oleh Madiya. Dia langsung membawanya sambil tersenyum manis. "Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyiapkan ini." Madiya hanya tersenyum ketika Richard yang mengucapakan terimakasih padanya. Baru pertama kali Richard mengucapakan terima kasih kepada dirinya. Sampai dia teringat akan sesuatu, hampir saja tadi dia melupakannya. "Nanti Robi yang akan mengantar kamu bertemu dengan ibumu," ujar Richard memberitahu istrinya. "Diantar oleh Robi? kenapa tidak dengan kamu saja?" tanya Madi
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 14 Bagian 1

Madiya sedang berada di dalam mobil bersama dengan Robi yang diperintahkan oleh Richard untuk mengantarnya ke Sumedang.Mereka sudah melewati tol dan Robi berusaha untuk mengingat alamatnya. Tadi Richard sudah mengirim alamatnya, Robi mencari letak rumahnya. "Berapa lama lagi kita akan sampai?" tanya Madiya yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan ibu kandungnya. "Kalau aku lihat di Google map sih sekitar dua puluh menitan lagi kita akan sampai." Madiya mengangguk paham karena artinya mereka sudah dekat, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan ibunya. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan ibunya. Madiya juga ingin menanyakan kebenaran tentang adiknya yang sudah tidak ada. Dia hanya ingin memastikan saja. Kalau memang benar adiknya sudah tidak ada, itu artinya orang yang mengirimkan pesan untuk Madiya adalah orang yang sama dengan pembunuhan adiknya. Robi melihat kearah Madiya yang sedang melamun seperti memikirkan sesuatu. "Apa yang sedang ada di dalam pikiran Bu Madi
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 14 Bagian 2

Apalagi sekarang ada Richard yang menjadi penopang dirinya. Jelas pria itu pasti akan membantu dirinya untuk menjebloskan kekasih dari adiknya. Madiya tidak akan bisa membiarkan orang itu hidup tenang. Madiya sekarang malah merasa curiga, jangan-jangan orang yang sudah meneror dirinya juga adalah kekasih Madiya. "Namanya adalah Ri..."Belum sempat Ratih mengatakan semuanya, Robi sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah itu. Dia mendengar semua pembicaraan tadi dan seketika langsung panik. Jelas sekali dia tidak ingin rahasianya terbongkar. "Ada apa Robi?" tanya Madiya ketika Robi tiba-tiba masuk ke dalam ruangan ini. Ratih yang akan menyebutkan nama Richard pun akhirnya tidak jadi. Dia melihat kearah orang yang datang ke dalam rumahnya. "Ini ada telepon dari suamimu," ujar Robi. Madiya menaikan sebelah alisnya dengan heran, tidak biasanya Richad mau menghubunginya ketika dalam jam kantor seperti ini. Lalu dia menerimanya saja karena memang penasaran. "Kamu sudah punya suami?" tan
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 15 Bagian 1

Madiya masih merasa penasaran dengan orang yang sudah membuat adiknya meninggal. Dia harus mencari pelakunya mulai sekarang. Jangan sampai pelakunya itu bebas. "Pokonya bunda tenang saja, aku pasti akan menemukan orang yang sudah membuat adikku meninggal.""Terimakasih banyak Madiya. Tetapi kamu ingat untuk selalu berhati-hati karena dia orang kaya. Tahu sendiri bukan jika berhadapan dengan orang yang punya power itu bagaimana," ujar Ratih menasehati anaknya. Madiya hanya mengangguk saja, dia tahu cara menghadapi orang yang seperti itu. Dia sudah belajar menjadi yang terbaik nantinya. "Bunda tidak usah khawatir, kebetulan suamiku juga orang yang punya power, aku yakin dia nanti bisa membantu," ujar Madiya dengan percaya diri kepada ibunya. Ratih teringat dengan sesuatu, "Harusnya kamu bawa suami kamu ke sini. biar bunda berkenalan dengan dia.""Lain kali yah bunda. Aku pasti akan memperkenalkan dengan bunda.""Baiklah kalau begitu." Madiya meminta nomor bundanya agar mereka bisa
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 15 Bagian 2

"Kenapa? Apa kamu kaget menyusul kamu ke sini?" Richad tersenyum dengan penuh arti. Sebenarnya dia sudah sedari tadi sampai di tempat ini. Hanya saja dia tidak berani untuk datang ke rumah ibunya Madiya. Makanya dia hanya menunggu tidak jauh dari sini. "Kalau tahu kamu akan datang ke sini juga, aku bisa mengenalkan kamu pada bundaku.""Aku sudah kenal," ceplos Richad yang membuat Madiya terkejut. Memangnya sejak kapan Richard kenal dengan ibunya. Apa mereka sudah pernah bertemu sebelumnya. "Kamu sudah kenal?" tanya Madiya hanya untuk memastikan. Sadar dengan tatapan dari Madiya barusan. Richad menetralkan matanya agar terlihat biasa saja. Bisa bahaya kalau Madiya tau semua yang sudah direncanakan oleh dirinya. "Iya kan aku sudah pernah melihat foto bundaku waktu itu di kamarmu," ujar Richard. Madiya sedikit kecewa dengan ucapan Richard barusan. Dia kira Richad benaran kenal dengan bundanya. Tapi mana mungkin juga juga mereka saling kenal."Beda lagi kalau itu."Richad hanya ters
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 16

Bab 16 Pagi hari yang cerah untuk seorang Madiya sekarang, dia sudah melihat Richard yang berangkat ke kantor setelah sarapan bersama. Tidak lupa juga Madiya yang selalu menyiapkan bekal untuk Richad. Sebenarnya Richard sendiri yang meminta dia untuk disiapkan makan siang. Bahkan Richard sendiri meminta dirinya untuk datang ke kantor. Tetapi Madiya malah merasa tidak enak kalau sampai datang ke kantor pria itu. Sampai ditengah dia mengerjakan tugas rumah, tiba-tiba terdengar suara bell dari pintu apartemennya. Dia jadi penasaran dengan orang tersebut. Baru juga dia membuka pintunya, dia sudah dikejutkan oleh seseorang. "Dasar wanita tidak tahu diri!" maki seseorang datang ke tempat ini. Wanita yang datang ke apartemennya itu menatap dia dengan pandangan sinisnya. Terlihat dari raut mukanya kalau dia tidak suka sekali. "Wah siapa ini yang datang? Rupanya ada tamu istimewa," ujar Madiya dengan sinis. Apalagi setelah dia melihat kalau orang yang datang ke sini adalah Nita dan tent
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 17

Hari ini Richard benar-benar merasa bahagia, apalagi setelah dia menyuruh Madiya untuk menyiapkan air hangat untuk dirinya. Tentu saja dia merasa kalau hal ini memang harus terjadi. Satu hal yang saat ini Richad inginkan, yaitu tidur bersama dengan Madiya. Rasanya memang sudah tidak sabar melihat wanita itu tertidur lelap. Perlahan namun pasti, kehadiran Madiya disisi dirinya sekarang membuat dia bisa melupakan kenangan tentang Sabira."Madiya," panggil Richard dengan nada yang sedikit kencang. Dia baru selesai mandi dan melilitkan handuknya sebatas pinggang. Dia menunggu Madiya karena dia akan menyuruh wanita itu menyiapkan baju tidur untuknya. Tentu saja Richard sudah memikirkan ini sedari awal, dia menikah dengan Madiya dan menganggap pernikahan dengan wanita itu dengan baik. Dia tidak akan melakukan kesalahan yang membuat dirinya tersisih. "Sebentar," teriak Madiya yang akhirnya buru-buru berjalan menuju kearah Richard. Richad tersenyum ketika mendengar suara Madiya yang ada
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 18 Bagian 1

Sang mentari menyapa bumi dengan kehangatan sinarnya.Kicau-kicauan burung tak mau kalah menyambut datangnya hari baru.Terdengar suara mesin motor yang berlomba memecah keheningan subuh.Semua makhluk menatap indah hari yang penuh makna.Madiya mengusap matanya dan dia tersadar kalau sekarang dia sudah berada dalam pelukan suaminya. Rasanya nyaman dan tidak mau untuk bangun. Madiya melirik kearah Richard dan dia menghela napas karena baju mereka berdua masih utuh. Artinya memang mereka hanya tidur satu ranjang saja tanpa melakukan hubungan apapun yang lebih jauh dari ini. "Jam berapa?"Terdengar suara serak dari Richard yang baru saja membuka matanya. Mungkin karena tidurnya sudah tidak nyenyak lagi karena Madiya yang sudah bangun. Madiya melirik kearah jam yang ada disampingnya. "Setengah tujuh." Richard langsung panik, biasanya dia tidak bangun siang seperti ini. Apa mungkin karena disebelahnya ada Madiya makanya dia jadi terlelap tidur seperti ini. "Aku bisa telat ke kantor," pa
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Bab 18 Bagian 2

Madiya mencoba untuk menepis dugaannya karena nama Richard memang banyak di sini. Tidak mungkin kalau hanya dia saja. Madiya mencoba untuk berpikir lebih logis lagi untuk saat ini. "Kenapa kamu terdengar terkejut Madiya? Apa kamu mengenalnya?" tanya Ratih yang merasa curiga dengan anaknya. "Eh tidak Bun, kalau boleh tau ciri-cirinya seperti apa? Apa bunda punya fotonya?" pinta Madiya agar lebih mudah menemukan orang tersebut. Madiya sudah bertekad kalau dia akan menuntut pria itu karena gara-gara pria itu, adiknya sampai meninggal dunia. Bahkan di saat dia yang belum pernah melihat wajah adiknya sama sekali. Hanya lewat foto yang ada di dalam rumah bunda waktu itu."Bunda tidak punya fotonya. Tapi bunda masih ingat ciri-cirinya. Mungkin nanti kamu bisa mencari lewat sosial media," jelas Ratih memberitahu anaknya. "Seperti apa Bun, ciri-cirinya?" tanya Madiya yang penasaran. Benar kata ibunya kalau dia mungkin saja nanti bisa menemukan orang tersebut setelah menemukan ciri-cirinya.
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status