Semua Bab Istri Sewaan CEO Arogan : Bab 101 - Bab 110

127 Bab

Bab 77

Richard padahal tadi hanya menggoda istrinya, dia sengaja melakukan itu agar bisa mengambil ponsel Madiya dan melihat sendiri apa yang disembunyikan oleh istrinya. "Yes berhasil." Richard tertawa dengan bahagia setelah melihat semuanya dengan baik. "Richard, kembalikan ponselku!" Madiya benar-benar dibuat malu sekarang, bahkan Richard sudah berhasil mengambil ponselnya sekarang. Dia tidak bisa melakukan apapun lagi setelah ini. "Jangan harap aku akan mengembalikan ponselmu, sebelum aku melihat apa isinya."Madiya mencebikan bibirnya, Richard terlalu kepo sekali melebihi perempuan. Semoga saja Richard tidak akan ngeh dengan apa yang barusan dia lakukan. Richard membuka ponselnya dengan sekilas, memangnya apa yang disembunyikan oleh Madiya sehingga dia tidak boleh melihatnya sama sekali. Jangan-jangan Madiya selingkuh dibelakang dirinya selama ini? Tetapi rasanya tidak mungkin jika Madiya mau melakukan hal tersebut. "Gak ada yang aneh kan?" seru Madiya ketika Richard yang membuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 78

Madiya sekarang tengah berada di sebuah restoran mewah yang kebetulan khusus menjual Sushi. Dia datang ke tempat ini ditemani oleh Richard. Baru masuk, semua pelayan yang ada di tempat ini sudah menyambut dirinya dengan ramah bersama dengan Richard. Dia tidak menyangka kalau akan disambut seperti ini. "Selamat datang Pak Richard," sapa orang tersebut kepada Richard dengan sopan. Madiya yang mendengar itu pun menaikan sebelah alisnya heran. Tidak menyangka kalau pelayan tersebut kenal dengan Richard, pantas saja dia disambut dengan mewah tadi. "Terimakasih banyak Pak Marcel." Richard tersenyum hangat dengan orang yang ada di hadapannya itu. Madiya malah terkejut ketika melihat interaksi antara Richard dengan pemilik restoran ini. "Kalian saling kenal?" tanya Madiya yang memang tidak menyangka. Richard hanya mengangguk sebagai jawabannya. Lalu dia melihat kearah orang yang kini ada dihadapannya. Mungkin dia akan memperkenalkan Madiya pada orang yang kini ada hadapannya itu. "Oh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 79

Madiya merasa senang setelah dia makan di sebuah restoran Sushi yang begitu sangat enak menurut dirinya. Dia masuk ke dalam mobil untuk pulang bersama dengan Richard. Andai saja tadi tidak ada ayahnya, mungkin nafsu makannya bertambah. "Aku tahu kalau kamu tidak nyaman setelah datang Pak Irsyad," ucap Richard yang kini mengendarai mobilnya kembali. "Aku juga tidak tau. Mungkin dia ingin meminta kita untuk membebaskan istri dan juga anaknya," jawab Madiya yang memang bisa masuk akal. "Ya, aku tidak akan membebaskan mereka karena aku tau nanti yang ada malah kamu yang ikut celaka gara-gara mereka." Richard sudah bertekad untuk tidak akan membebaskan orang-orang tersebut, enak saja membiarkan orang itu bebas begitu saja. Tentu saja dia tidak akan membiarkan dia begitu saja. "Aku setuju, biarkan mereka mendapatkan karmanya sendiri," kata Madiya dengan jujur. Dia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padanya. "Kamu benar Madiya. Akan lebih baik mereka berada di penjara dan menyada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 80

Beberapa hari sudah berlalu sejak kejadian tempo hari. Madiya sudah kembali sibuk di kantornya bersama dengan suaminya. Dia juga yang kini menjadi sekertaris dari suaminya dan mengikuti suaminya ke mana pun dia berada sekarang. Termasuk bertemu dengan para klien dari suaminya. Dia sudah tahu kalau hal ini akan terjadi dengan dirinya. Terlebih semuanya sudah dia atur dengan baik sekarang. "Perkenalkan nama saya Madiya," ucap Madiya yang memperkenalkan diri pada klien suaminya. Richard juga tidak segan memperkenalkan Madiya sebagai istrinya pada para kliennya itu. Apalagi dia sudah mengatur semuanya dengan baik. "Kebetulan sekali dia adalah istri saya," ucap Richard memperkenalkan Madiya. "Senang bertemu dengan istri anda." Mereka melakukan meeting di sebuah restoran yang mewah. Madiya tidak merasa risih sama sekali karena sebelumnya dia sudah mempelajari semuanya. Madiya bukan tanpa alasan melakukan ini semuanya. Dia hanya ingin Robi yang kini akan mempersiapkan pernikahan denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 81

Part 81Pulang dari kantor, Madiya hanya mengikuti Richard yang datang ke sebuah mal ternama. Dia melihat suaminya yang kini tengah memilih sekali banyak baju haram. "Apa tidak terlalu banyak?" tanya Madiya ketika melihat paper bag yang dibawa oleh Richard. "Ini sudah cukup," jawab Richard yang langsung membayar bajunya dengan cepat. Madiya membantu Richard membawa belanjaan dirinya. Lalu mereka berdua berjalan menuju kearah mobil. Madiya menaruh baju tersebut ke jok belakang. Ada rasa yang membuat dia merasa bahagia, bahkan dia tidak yakin kalau semuanya akan jadi seperti ini. "Bagaimana?" tanya Madiya."Kita pulang sekarang."Richard mengatakan itu, dia lalu melanjutkan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Madiya hanya tersenyum sambil sekali membuka ponselnya. Dia membuka akun sosial media milik dirinya. Diam-diam dia melihat akun milik Richard. Memang tidak aneh dari foto tersebut, hanya beberapa foto pemandangan saja di sana. Richard jarang sekali berfoto seperti kebanyakan o
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-24
Baca selengkapnya

Bab 82

Madiya masih membayangkan kegiatan panasnya dengan Richard. Sungguh dia tidak menyangka sama sekali kalau semuanya sudah akan menjadi manis. "Terimakasih banyak." Rasanya Madiya tidak mau bangun sekarang, badannya terlalu lelah setelah adegan panas dirinya dengan Richard. "Jangan banyak gerak." Richard masih mengatur deru napasnya setelah mereka berdua melalukan hal yang indah itu. "Sekarang kamu boleh tidur dan beristirahat."Madiya melihat kearah jam, dia ingat kalau harus pergi ke kantor besok. Apalagi sekarang sudah jam empat pagi. "Mungkin aku tidak akan tidur," ucap Madiya yang ada di samping Richard. "Kenapa? Bukannya itu bagus?" tanya Richard sambil melirik kearah istrinya dengan pandangan menggoda. "Kamu lupa kalau kita besok harus ke kantor! Aku sekarang sekretaris mu." ingat Madiya dengan dirinya saat ini. "Ku rasa tidak masalah jika kita bolos satu hari saja."Richard mengatakan itu dengan senyuman menggoda. Dia tidak masalah jika harus libur satu hari. Lagian dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-25
Baca selengkapnya

Bab 83

Haris yang sudah ada di rumahnya bersama dengan istrinya yang kini tengah menyiapkan beberapa makanan yang memang sudah ditata dengan rapih. "Ayahmu akan datang ke sini Sabira. Kenapa kamu malah mengatakan ingin bertemu dengan Madiya?" tanya Haris dengan pandangan curiga. Dia yakin kalau istrinya kini tengah merencanakan sesuatu. Apalagi dengan niatnya yang ingin menyatukan Pak Irsyad dan Bu Ratih. Ini sama sekali tidak mungkin, Pak Irsyad saja sudah mengkhianati ibunya Sabira. Haris tidak akan membiarkan semuanya terjadi dengan begitu saja. "Aku akan bertemu dengan Kak Madiya. lagian aku sudah janji dengannya. Dia akan datang ke sini, ayah akan datang ke sini juga, jadi apa salahnya." "Lalu bagaimana dengan ayahmu yang akan datang ke sini. Aku tidak mau kalau dia nanti malah akan membuat kekacauan di sini.""Kamu tenang saja. Ayah akan menunggu kok. Aku akan bertemu dengan Kak Madiya. Semoga saja dia mau bertemu dengan ayah juga," ucap Sabira. Haris tidak yakin, tapi dia tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-26
Baca selengkapnya

Bab 84

Madiya senang karena adiknya benar-benar datang. Dia sudah menyambut kehadiran adiknya sambil menyiapkan cemilan. Banyak hal yang dibicarakan oleh Madiya kepada dirinya. Kebetulan Richard belum muncul karena masih madi, jadi Madiya mengobrol saja dengan mereka saja. "Maaf aku habis mandi dulu. Pasti kalian lama menunggu," kata Richard meminta maaf kepada orang-orang yang ada di sini. "Santai saja, tidak usah dipikirkan." "Kamu pasti datang ke sini bukan tanpa alasan bukan?" tebak Richard yang sudah bisa melihat ekspresi wajah dari Sabira. Sabira tidak bisa mengelak lagi, Richard sudah mengenal dirinya sejak lama. Jadi setidaknya dia tahu apa yang tengah dia dipikirkan sekarang ini. "Apa benar itu Sabira?" tanya Madiya. Sabira hanya mengangguk, "Sebenernya aku ke sini hanya ingin Kak Madiya bersikap baik kembali kepada ayah. Aku ingin Kak Madiya memaafkan apa yang sudah ayah lakukan kepada kita," kata Sabira. Madiya menggelengkan kepalanya, dia menolak permintaan dari Sabira te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-28
Baca selengkapnya

Bab 85 Bagian 1

Ratih berada di dalam rumah sendirian. Dia malah merasa gelisah sendiri setelah anaknya pergi dari tempat ini dan mengatakan kalau mantan suaminya akan datang ke sini. Terlebih Ratih tahu kalau hubungan dirinya dengan mantan suaminya tidaklah baik. "Apa yang harus aku lakukan?" ujar Ratih pada dirinya sendiri. Dia tidak tahu harus berbuat apalagi setelah ini. Dia sendirian di rumah dan Sabira malah pergi bersama dengan Haris. Ratih handak akan menelepon anaknya tapi, ponsel miliknya malah mati. Kenapa anaknya mengajak mantan suaminya untuk datang ke sini. "Akhirnya setelah sekian lama, kita bisa bertemu lagi."Ratih menoleh kebelakang dan melihat siapa orang yang datang menghampiri dirinya saat ini. Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang barusan dia lihat itu. Ratih yang tadinya akan menelepon pun akhirnya tidak jadi dan dia menoleh kearah orang tersebut. "Irsyad, untuk apa kamu datang ke sini?" tanya Ratih dengan nada yang sedikit ketakutan. Dia tahu sifat dari Irsyad y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-28
Baca selengkapnya

Bab 85 Bagian 2

Di tempat lain. Madiya merasa khawatir dengan keadaan ibunya saat ini. Dia tidak tau harus mengatakan apalagi. Richard berusaha menenangkan Madiya ketika menyadari kalau wanita itu sedang hamil. "Kamu tenang yah.""Bagaimana bisa aku tenang? Bunda minta tolong seperti itu!" kesal Madiya. Sedangkan Sabira malah diam seribu bahasa. Dia merasa bersalah karena dia terlalu percaya dengan ayahnya. Dia mengira kalau ayahnya sudah berubah dan menjadi lebih baik. Tetapi dia sekarang merasa salah karena perkataan dirinya. "Kamu terlalu percaya dengan ayahmu Sabira." Haris mengatakan itu membuat Sabira semakin menundukkan kepalanya. Dia menyadari kalau semua ini memang salah dirinya. Tapi, mungkin saja ibunya itu hanya minta tolong bisa."Kita belum datang ke rumah. Bisa saja tidak terjadi sesuatu pada bunda," ucap Sabira yang sebisa mungkin kini sedang berusaha tenang agar semuanya baik-baik saja. "Sudah kalian jangan banyak debat begitu. Sebentar lagi kita akan sampai."Richard yang kini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status