All Chapters of Legenda Dewa Cahaya: Chapter 461 - Chapter 470

517 Chapters

561.Dewa Pelindung Anoman

Pertarungan Pendekar Golok Iblis Bara Sena melawan Raja Kera Iblis Sun Wukong terhenti saat terjadi getaran hebat di wilayah pegunungan Tibet. Keduanya sama-sama tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan sama-sama mencurigai bahwa itu kekuatan salah satu dari mereka. Namun setelah Sun menanyakan tentang kekuatan tersebut, Bara menjadi penasaran, apa sebenarnya yang terjadi dengan tempat yang dipijaknya. Rasa penasaran mereka semakin mencuat saat salah satu gunung yang tingginya lebih dari seribu tombak itu amblas masuk kedalam bumi!Rasa penasaran sekaligus khawatir terlihat di wajah mereka berdua, namun tidak untuk Dewa berkepala gajah yang tidak lain adalah Ganesha yang juga berada di sana menyaksikan pertarungan mereka berdua. Ganesha justru malah tersenyum senang.Tanah terbelah hingga membuat guncangan dahsyat. Bara masih berada di tanah tersebut karena dia tak mungkin pergi dalam keadaan Tongkat Pilar Langit dan jurus Tangan Dewa Menghujam Bumi milik Sun Wukong masih menekan d
Read more

562.Kenalan Lama

Dewa Kera Putih Anoman melesat kearah Bara Sena dan Sun Wukong yang baru saja tertawa cekikikan. Kedatangan Anoman membuat mereka berdua hentikan tawa dan segera melompat mundur."Berpencar!" teriak Bara.Sun Wukong kearah kiri dan Bara kearah kanan. Anoman yang sempat bingung langsung saja melesat kearah Sun Wukong yang sebelumnya tertawa paling kencang. Melihat dirinya yang menjadi sasaran, Sun Wukong bersiul memanggil Tongkat Pilar Langit miliknya.Tongkat Emas yang menancap di tanah itu tercabut dengan sendirinya dan melayang di udara. Lalu secara aneh meluncur kearah Sun Wukong yang tengah dikejar oleh Anoman.Tepat disaat Anoman hampir meraih kaki Sun Wukong, Tongkat Pilar Langit datang dan menyerangnya. Dengan cepat Kera Putih tersebut menghalau tongkat tersebut dengan tangannya.Trak!Tongkat itu pun terpental dan menjauh. Sun Wukong yang merasakan kekuatan Anoman melemah akibat menggunakan Golok Iblis milik Bara menjadi merasa sedikit berani. Dia menoleh kearah Dewa Kera Puti
Read more

563.Kekesalan Ganesha

Bara Sena terkejut melihat Ganesha yang benar-benar berbeda. Bahkan waktu dulu dia bertarung melawannya, wajah dan tatapan Dewa itu tidak segarang saat ini."Ada apa dengan dirimu?" tanya Bara.Ganesha memalingkan wajah dan menghela napas dalam-dalam. "Bencana yang aku takutkan kini telah lahir. Dan bencana yang terlahir itu tercipta karena kesalahan yang aku perbuat. Itu alasannya aku harus membangunkan guru..." kata Ganesha dengan suara perlahan."Bukankah ada Paman Jaka Geni yang bisa mengatasi masalah ini?" tanya Bara heran."Jaka Geni terikat pada Perjanjian Darah yang dia lakukan saat dia mencari sekutu untuk menyerang kahyangan. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali dia mau menerima Hukuman Langit dan Bumi. Tapi siapa yang mampu menerima hukuman tersebut? Tak ada satu Dewa pun yang bisa menahan Hukuman Langit dan Bumi, tak terkecuali Batara Geni." kata Ganesha membuat Bara tertegun."Sebenarnya makhluk apa yang kau takutkan akan menjadi bencana itu?" tanya Bara masih belum men
Read more

564.Dikepung

Bara Sena yang masih duduk di atas tanah bisa merasakan kehadiran ribuan prajurit berkuda yang tengah bergerak cepat menuju kearahnya. Tapi karena dia tengah memulihkan kekuatan dan mengobati luka dalamnya, dia tidak menghiraukan kedatangan para prajurit Madangkara yang dia anggap sebagai semut."Kepung dia!" teriak Panglima Kerajaan memberi perintah.Seorang pemandu pasukan di garis depan mengibarkan bendera hijau. Lalu dengan cepat ratusan kuda dengan pasukan berbaju lengkap serta bersenjatakan panah membentuk lingkaran mengepung Bara Sena dengan jarak sepuluh tombak.Pemandu pasukan tersebut mengibaskan kembali benderanya. Kali ini dia menggunakan bendera warna merah. Ratusan pasukan dengan tameng dan tombak bergerak maju mengepung semua sisi. Bruk!Ratusan tameng itu secara serentak menghujam tanah. Semua orang bersiaga menunggu perintah. Mata mereka menatap pemuda yang masih duduk bersila dengan tenang di atas tanah. Pakaian pemuda itu nampak compang camping seperti gelandangan.
Read more

565.Salah Sasaran!

Tombak Besi Biru meleleh seperti cairan dan menetes di atas tanah dalam keadaan masih terbakar. Bara menatap tajam kearah Latayu yang terlihat pucat pasi."Kau ini berani atau nekat karena bodoh?" tanya Bara sambil menggosok telapak tangannya yang baru saja membakar tombak Besi biru.Latayu tak menjawab. Dia menelan ludahnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya."Aku...Aku tak sengaja melemparkan Tombak itu kearahmu..." kata Latayu dengan suara bergetar.Bara Sena menatap tajam kearahnya. Meski ada ratusan pasukan yang menjadi pemisah antara mereka berdua, Latayu merasa saat ini dia merasa seperti sendirian. Mata Pendekar Golok Iblis itu seolah-olah hanya mengincar dirinya.Di saat keadaan mulai membuat dirinya hampir gila, Panglima Perang Kerajaan Madangkara berteriak dari barisan paling bekakang."TANGKAP PENDEKAR ITU SEKARANG JUGA!"Mendengar Panglima yang berteriak secara langsung, para prajurit yang sudah mengepung Bara Sena pun sontak saja tersadar dan langsung menyerang Bara Sen
Read more

566.Tak Ada Ampun!

Teriakan Bara Sena begitu keras menggema di langit pegunungan Tibet. Tanah berguncang diiringi suara gemuruh badai dari atas langit. Kedua mata pemuda itu menyala putih terang. Di telinganya muncul dua Anting perak pemberian Dewa Angin Hong Li. Ribuan prajurit yang ada di sana menutup telinga mereka agar tidak mendengar teriakan mengerikan tersebut. Namun hal itu percuma saja. Teriakan Bara bukan teriakan biasa karena mengandung kekuatan Dewa Angin. Suaranya berdenging hingga membuat telinga ribuan orang itu mengucur kan darah. Latayu dan Marhasra berhasil bertahan dari serangan suara tersebut berkat kekuatan sekaligus harta yang melindungi tubuh mereka dari serangan tenaga dalam. Meski begitu, mereka masih merasakan tekanan dari suara tersebut. Hingga tiba-tiba suara itu berhenti. Keadaan menjadi lengang. Para prajurit yang merasakan kupingnya sakit hanya mengaduh sambil pegang telinganya yang berdarah tersebut. Mereka sama-sama melihat kearah Bara yang saat itu telah berubah me
Read more

567.Kidung Kematian

Dua sosok yang baru datang itu tertegun melihat ribuan mayat yang bergelimpangan di atas tanah yang dibanjiri oleh darah. Bau anyir menerpa hidung mereka berdua. Dari tampangnya, mereka jelas bukan orang sembarangan."Kita terlambat Arjun..." ucap pria dengan dua senjata Cakra emas menggantung di punggungnya. Pria muda yang dipanggil dengan nama Arjun itu menghela napas dalam-dalam."Mau bagaimana lagi Ananta, kita sudah memperingatkan Panglima Marhasra. Tapi kau tahu sendiri perangai dia..." sahutnya.Rupanya dua orang itu adalah para pendekar Madangkara yang sebelumnya pernah bertemu Bara di sebuah desa yang waktu itu diserang oleh pasukan Anubis.Mereka sama-sama menatap kearah Bara Sena yang tengah memeluk tubuh Shi Yun. Ada perasaan tak tega melihat pemandangan tersebut. Apalagi Arjun pernah menyukai gadis itu. Mereka pun turun dan datang menghampiri Bara Sena. Saat melangkah, mereka menatap Golok Iblis yang tertancap di tanah."Entah kenapa, Golok besar itu seperti mengawasi kit
Read more

568.Raja Swargapati

Antasena mengitari Golok Iblis sambil terus menatapnya tanpa henti. Jung Seo yang melihat Golok itu terpaku di tempat. "Golok Luo Tian Long yang melegenda...!" serunya dalam hati.Antasena yang penasaran mencoba meraih gagang Golok tersebut dan mencabutnya dari dalam tanah. Tapi anehnya Golok itu tak bergeming sedikit pun. Bahkan bergeser pun tidak."Golok ini...Sangat berat!" batin Antasena.Dia menoleh kearah ayahnya yang sibuk menanyai Ananta tentang Raja Madangkara. Dia tak percaya ayahnya itu memiliki senjata yang dia sendiri tak bisa mengangkatnya."Antasena! Lebih baik kau jangan menyentuh Golok itu!" seru Jung Seo."Kenapa?" tanya bocah kecil yang terlihat seusia dengan anak umur 10 tahunnan tersebut. Padahal dia masih belum lama lahir."Itu adalah Golok Luo Tian Long. Golok Legenda dari Langit Utara milik Dewa Perang Luo Bao. Kau tidak mengerti mengenai dunia dewa. Lebih baik kau tanyakan sendiri pada
Read more

569.Rahasia Raja Surga

Arjun dan Ananta terkejut setengah mati bertemu dengan sosok manusia tambun dalam keadaan hancur yang mereka berdua kenali. Sosok yang tidak lain adalah Panglima Perang Kerajaan Madangkara, Marhasra. Panglima Perang itu dalam keadaan yang sangat mengenaskan dengan seluruh bagian tubuh hancur.Bahkan kedua Pendekar itu hampir tidak bisa mengenalinya seandainya jubah perang Panglima itu tidak terlihat. Namun bukan itu yang membuat mereka berdua terkejut setengah mati. Dalam keadaan tubuh hancur, kedua tangan dan kaki yang tidak utuh serta leher patah dan kepala pecah, sosok Marhasra masih memperdengarkan suara hembusan napas yang tersendat. Itu artinya, sosok Panglima tersebut masih bernyawa!"Apa yang harus kita lakukan dengan Panglima ini Arjun?" tanya Ananta.Arjun yang sejak tadi hanya diam dan menatap ngeri kearah Marhasra tak langsung menyahut. Otaknya berputar memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini setelah mengetahui Pangli
Read more

570.Rahasia Raja Surga(2)

Luo Zhen menghela napas dalam-dalam."Luo Yixi memiliki bakat aneh sejak lahir yang membuat dia dijauhi dan di kucilkan di Keluarga Luo. Itu adalah karena dia yang seharusnya memiliki kemampuan Darah yang menjadi kekuatan utama kami keluarga Luo, tapi dia malah justru memiliki kekuatan aneh yang dianggap sebagai 'kelainan'. Kemampuan itu adalah mengeluarkan binatang menjijikkan dari dalam tubuhnya." kata pria tua tersebut sambil mengelus jenggotnya."Binatang apa yang kau maksud?" tanya Bara penasaran."Cacing Kehancuran. Itu adalah makhluk yang lebih mengerikan dari binatang Iblis mana pun. Dia bisa memakan apa saja tergantung Yixi menginginkannya atau tidak. Karena itulah, dia dijauhi dan dianggap monster oleh semua orang." kata Luo Zhen."Cacing Kehancuran? Bisakah kau jelaskan kekuatan apa itu?" tanya Bara dengan kening bekerut."Cacing itu bisa menelan Apa saja dan menjadikan itu sebagai kekuatan. Dewa Indra saat ini ada di tubu
Read more
PREV
1
...
4546474849
...
52
DMCA.com Protection Status