Beranda / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / Bab 471 - Bab 480

Semua Bab Legenda Dewa Cahaya: Bab 471 - Bab 480

574 Bab

571.Cacing Kehancuran

Tian Zu Ning memejamkan matanya saat tangan penuh otot itu meremas tubuhnya dengan sedikit kasar. Ini adalah kali pertama dia membiarkan seorang pria menyentuh dan bahkan meremas tubuhnya.Sambil meremas dan merasakan kepadatan tubuh sang Dewi Naga, Bara Sena terus melumat bibir wanita cantik tersebut. Tian Zu tak bisa berbuat banyak kecuali mencengkram punggung dan kepala pemuda itu."Berhenti...Kakang..." pinta wanita itu setelah melepaskan pagutan sang Pendekar Golok Iblis.Kedua mata Bara menatap wajah cantik Tian Zu."Ada apa? Apakah kau merasa aneh?" tanyanya."Apa yang kau lakukan dengan tubuhku? Kau meremasnya dengan kasar membuatku tidak nyaman sama sekali!" kata Tian Zu dengan napas tersengal.Bara Sena tersenyum. Dia menarik napas untuk menenangkan pikiran dan menahan napsu nya yang sudah meledak-ledak."Maafkan aku kekasihku, tapi...Entah kenapa, setelah melihat dirimu, semua luka yang baru aku alam
Baca selengkapnya

572.Kemunculan Sang Raja

Bara menciptakan perisai es untuk melindungi tubuhnya dari ribuan es yang cacing raksasa itu semburkan. "Dia menelan pedang Es raksasa lalu menggunakannya untuk menyerang balik! Benar-benar tidak masuk akal!" batin Song Yue yang bertahan dari serangan ribuan es.Setelah ribuan es itu berhenti, cacing raksasa menderu kearahnya dengan cepat. Akan tetapi, sebelum cacing itu sampai di tempat Song Yue berada, dari atas langit meluncur Sembilan Naga Es berukuran sama dengan cacing tersebut.Song Yue terkejut dan menoleh kearah Yue Fei yang tengah mengerahkan kekuatan dari Jurus Sembilan Pusara Naga. "Dia sudah bisa mengendalikan kekuatan es secara sempurna hingga ke tahap ini! Yue Fei, kau benar-benar membuatku bangga!" batin Song Yue.Sembilan Naga Es itu menyambar tubuh cacing raksasa dan melilitnya dengan cepat."Guru! Cepat gunakan Dewi Pelindung Es untuk menghancurkan makhluk itu!" teriak Yue Fei.Song Yue yang mem
Baca selengkapnya

573.Formasi Hukuman Langit

Langit yang awalnya gelap mendadak menjadi merah membara saat dari arah atas sana muncul lingkaran raksasa yang membentang di atas langit pegunungan Tibet. Zhou Yin menyatukan kedua telapak tangannya. Kedua matanya menyala merah dan aura dari dalam tubuhnya semakin menguat.Tanda di dahinya yang semua adalah warna hitam seketika berubah menjadi merah terang. Tanda berwarna merah memiliki arti sebagai manusia Dewa Mahasakti. Formasi berbentuk lingkaran dari atas langit itu memancarkan cahaya merah yang teramat panas. Cacing Kehancuran yang muncul dari dalam tanah dan sempat akan mencaplok tubuh Zhou Yin menjerit keras membuat bumi bergetar. Meski dia tidak memiliki mata, namun formasi yang keluar dari atas langit itu membuat tubuhnya kepanasan seperti di panggang bara api. Padahal Zhou Yin belum mengeluarkan serangan utamanya.Sementara, Raja Swargapati seketika menjauh dengan cepat dari jangkauan Formasi Hukuman Langit Api tersebut."Gila! Masih muda tapi bisa menggunakan formasi dew
Baca selengkapnya

574.Pilar Pengurung Dewa

Chang Mei melesat ke udara dan melayang didepan Cacing Kehancuran berukuran hampis seluas kota Madangkara tersebut. Kedua tanganya terkembang di udara. Matanya menyala putih kebiruan."Untuk mengalahkan makhluk ini tak boleh setengah-setengah mengerahkan kekuatan. Zhou sudah berada di batasnya, jika aku tidak segera menghentikan Formasi Hukuman Langit Api, dia bisa berada dalam bahaya!" batin Chang Mei.Dari mulutnya dia menghembuskan napas sebelum kedua matanya terpejam dan bibirnya nampak komat-kamit membaca satu mantra. Begitu bibirnya berhenti, kedua matanya pun terbuka dan saat itulah dari dalam tubuhnya keluar aura petir yang menyebar ke segala arah."Tangan Dewa Menggenggam Guntur!" lirih Chang Mei.Dari belakang tubuhnya keluar lingkaran berselimut petir yang awalnya kecil dan semakin lama semakin membesar. Dari dalam lingkaran itu keluar aura petir putih kebiruan yang kemudian membentuk sepasang tangan Guntur raksasa.Chang Mei mengerahkan kedua tangan raksasa itu kearah Caci
Baca selengkapnya

575.Pukulan Mematikan!

Kedua mata Bara Sena terbuka setelah dia menemukan keberadaan Raja Pati menggunakan kekuatan jiwa. Tanganya langsung bergerak menebas menggunakan Golok Iblis di tanganya. Satu sinar hijau besar membentuk sabit menderu kearah bawah sana tepat mengarah pada batu dimana Raja Pati bersembunyi.DUAAAR!Batu itu hancur berkeping sesaat setelah terjadi ledakan yang cukup keras. Tubuh Raja Swargapati terpental kedepan dan jatuh berguling diatas tanah berbatu."Aaaaaargh!" teriaknya kesakitan. Punggungnya robek besar karena ledakan tersebut. Bara tersenyum sinis. Tubuhnya langsung melesat dengan sangat cepat. Bahkan hanya dalam satu kejapan mata dia sudah berada di depan Raja tersebut dan langsung menyambar lehernya.Pemuda itu menghujamkan tubuh Raja Pati ke tanah dengan keras lalu melemparnya ke udara. Tangan kirinya melepas bola api yang kemudian meluncur menghantam tubuh titisan Dewa Indra tersebut.DAAAR!Tubuh Raja Pati semakin
Baca selengkapnya

576.Lubang Neraka

Kahiyang Dewi menyatukan kedua telapak tangannya untuk mengakhiri gerakan merapal mantera. Saat itulah, dari dalam tanganya muncul aura merah yang membentuk seekor Naga Merah kecil. Naga itu terbang mengelilingi Kahiyang Dewi sebelum akhirnya melesat dengan cepat kearah langit. Seketika itu juga, langit yang tadinya mulai gelap karena Formasi milik Zhou semakin melemah, kini berubah menjadi merah darah.Dari dalam langit yang merah itu kemudian muncul kepala seekor Naga dengan ukuran yang sangat besar. Ukurannya hampir sama besarnya dengan Cacing Kehancuran. Meskipun itu adalah Naga ciptaan dari kekuatan sang Dewi Naga Kahiyang, akan tetapi kekuatan dari Naga itu sudah terpancar saat dia menunjukkan kepala nya dari atas langit."Kekuatan yang sangat mengerikan...Ini kah kemampuan terhebat kekasihku?" batin Bara Sena yang melihat kepala Naga Merah raksasa tersebut.Tangan Kahiyang Dewi bergerak mengendalikan Naga yang keluar dari atas langit tersebut. Terdengar raungan mengerikan yan
Baca selengkapnya

577.Jebakan!

Bara Sena tidak menyangka Kahiyang Dewi akan menciumnya dengan mesra disaat mereka berada di tengah tempat yang entah berantah tersebut. Setelah beberapa saat, pemuda itu pun mulai membalas ciuman tersebut. Sayangnya, saat dia hendak memulai serangan, wanita cantik itu malah melepaskan ciuamanya.Bara pun merasa sedikit kecewa karena dia belum melakukan apa pun pada tubuh Kahiyang Dewi. Tapi dia menghargai keputusan wanita tersebut."Apakah harga diri wanita Naga itu semua sama? Aku mengalami hal ini beberapa waktu yang lalu saat bersama Tian Zu Ning...Dan sekarang, aku mengalami lagi saat darahku mulai naik ke ubun-ubun. Aaaah...! Benar-benar sial!" batin Bara Sena.Kahiyang Dewi meraih tangan Bara Sena dan meremasnya dengan lembut."Aku tahu, kau tengah menahan gejolak yang luar biasa didalam hatimu. Bersabarlah, pada satu saat nanti, kau bisa melakukan sepuasnya...Untuk saat ini, kita masih memiliki batas. Bukan karena aku tak menyuka
Baca selengkapnya

578.Kemunculan Sosok Misterius

Bola cahaya yang semula kecil itu memancarkan cahaya terang menyilaukan. Makhluk-makhluk yang ada disana terkesiap dan menutup kedua mata agar tidak buta oleh sinar yang terang tersebut. Setelah memancarkan cahaya terang, bola itu tiba-tiba saja meledak hebat dan menjadi besar hingga memenuhi lubang raksasa. Tanah di tempat itu hancur bersama makhluk-makhluk yang terbakar oleh cahaya Matahari buatan tersebut. Terdengar suara bergemuruh saat tempat itu hancur.Ibukota Madangkara yang semula sudah hancur oleh gelombang ledakan dari kekuatan Kahiyang Dewi amblas masuk kedalam tanah setelah Matahari buatan Bara Sena meledak dan meruntuhkan lubang raksasa di dalamnya.Puluhan ribu makhluk mati terbakar didalam sana. Meski tanah mengubur lubang raksasa tersebut, Matahari ciptaan Bara masih tetap menyala terang. Ukuran matahari itu jauh lebih besar dari Matahari yang terakhir Pendekar Golok Iblis ciptakan.Gerbang merah muncul di atas bukit ya
Baca selengkapnya

579.Satu Sambaran!

Antaga terdiam mendengar gertakan Jaka Geni yang jelas bukanlah main-main baginya."Kau mengungkit kenangan buruk itu anak muda. Sungguh tak bisa ku percaya, adikku kalah olehmu. Betapa lemahnya dia setelah menjadi penguasa hanya karena parasnya. Kau pikir aku akan takut dengan gertak sambal yang kau lontarkan!? Aku bukanlah Manikmaya yang memiliki sedikit perasaan welas di dalam hatinya...Kau akan merasakan ancaman yang sesungguhnya dari kami yang ada di dunia bawah anak muda!" kata Antaga sambil melotot.Jaka Geni tersenyum kecil. Kedua matanya seketika menyala merah. Saat itu juga bumi berguncang hebat hanya karena Batara Geni mengerahkan kemampuan."Antaga...Jangan kau pikir aku hanya mengancam dirimu. Aku bisa melacak tubuhmu meskipun kau bersembunyi di balik Neraka sekalipun. Bagaimana? Apakah kau ingin pembuktian?" kata Jaka Geni lalu tangan kirinya terangkat kedepan. Jari telunjuknya mengarah ke Antaga yang tak bergeming di tempatnya."Kau ingin mengajak peperangan denganku?"
Baca selengkapnya

580.Penerus Dewa Angin

Sun Wukong membuka matanya dengan nanar. Cahaya kuning keemasan keluar dari dalam tubuhnya dan menyala hingga beberapa saat lamanya. Dia menatap kearah dua tangannya sambil tersenyum lebar."Aku...Aku baru saja menembus tingkat akhir yang sudah lama aku harapkan! Sebentar lagi aku akan menjadi Dewa Pelindung!" teriaknya kegirangan.Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang duduk tak jauh darinya saling pandang dan tersenyum. Tiba-tiba Raja Kera Iblis itu sudah berada di depannya dan langsung memeluk Bara dengan erat sambil tertawa-tawa."Terimakasih saudaraku! Terimakasih saudaraku! Sekarang kau adalah saudaraku!" teriaknya sambil terus memeluk erat. Kahiyang Dewi yang melihat itu tak bisa menahan tawanya. Dia pun tertawa sambil menutup mulutnya. Sementara, Bara Sena tak berkutik dipeluk oleh makhluk berbulu tersebut."Hei! Kau bisa membunuhku dengan bulu-bulumu!" teriak Bara berusaha mendorong tubuh Sun Wukong. Namun karena makhluk itu sangat kuat, dia tak bisa melepaskan pelukannya. Hingga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
58
DMCA.com Protection Status