Arjun dan Ananta terkejut setengah mati bertemu dengan sosok manusia tambun dalam keadaan hancur yang mereka berdua kenali. Sosok yang tidak lain adalah Panglima Perang Kerajaan Madangkara, Marhasra. Panglima Perang itu dalam keadaan yang sangat mengenaskan dengan seluruh bagian tubuh hancur.Bahkan kedua Pendekar itu hampir tidak bisa mengenalinya seandainya jubah perang Panglima itu tidak terlihat. Namun bukan itu yang membuat mereka berdua terkejut setengah mati. Dalam keadaan tubuh hancur, kedua tangan dan kaki yang tidak utuh serta leher patah dan kepala pecah, sosok Marhasra masih memperdengarkan suara hembusan napas yang tersendat. Itu artinya, sosok Panglima tersebut masih bernyawa!"Apa yang harus kita lakukan dengan Panglima ini Arjun?" tanya Ananta.Arjun yang sejak tadi hanya diam dan menatap ngeri kearah Marhasra tak langsung menyahut. Otaknya berputar memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini setelah mengetahui Pangli
Luo Zhen menghela napas dalam-dalam."Luo Yixi memiliki bakat aneh sejak lahir yang membuat dia dijauhi dan di kucilkan di Keluarga Luo. Itu adalah karena dia yang seharusnya memiliki kemampuan Darah yang menjadi kekuatan utama kami keluarga Luo, tapi dia malah justru memiliki kekuatan aneh yang dianggap sebagai 'kelainan'. Kemampuan itu adalah mengeluarkan binatang menjijikkan dari dalam tubuhnya." kata pria tua tersebut sambil mengelus jenggotnya."Binatang apa yang kau maksud?" tanya Bara penasaran."Cacing Kehancuran. Itu adalah makhluk yang lebih mengerikan dari binatang Iblis mana pun. Dia bisa memakan apa saja tergantung Yixi menginginkannya atau tidak. Karena itulah, dia dijauhi dan dianggap monster oleh semua orang." kata Luo Zhen."Cacing Kehancuran? Bisakah kau jelaskan kekuatan apa itu?" tanya Bara dengan kening bekerut."Cacing itu bisa menelan Apa saja dan menjadikan itu sebagai kekuatan. Dewa Indra saat ini ada di tubu
Tian Zu Ning memejamkan matanya saat tangan penuh otot itu meremas tubuhnya dengan sedikit kasar. Ini adalah kali pertama dia membiarkan seorang pria menyentuh dan bahkan meremas tubuhnya.Sambil meremas dan merasakan kepadatan tubuh sang Dewi Naga, Bara Sena terus melumat bibir wanita cantik tersebut. Tian Zu tak bisa berbuat banyak kecuali mencengkram punggung dan kepala pemuda itu."Berhenti...Kakang..." pinta wanita itu setelah melepaskan pagutan sang Pendekar Golok Iblis.Kedua mata Bara menatap wajah cantik Tian Zu."Ada apa? Apakah kau merasa aneh?" tanyanya."Apa yang kau lakukan dengan tubuhku? Kau meremasnya dengan kasar membuatku tidak nyaman sama sekali!" kata Tian Zu dengan napas tersengal.Bara Sena tersenyum. Dia menarik napas untuk menenangkan pikiran dan menahan napsu nya yang sudah meledak-ledak."Maafkan aku kekasihku, tapi...Entah kenapa, setelah melihat dirimu, semua luka yang baru aku alam
Bara menciptakan perisai es untuk melindungi tubuhnya dari ribuan es yang cacing raksasa itu semburkan. "Dia menelan pedang Es raksasa lalu menggunakannya untuk menyerang balik! Benar-benar tidak masuk akal!" batin Song Yue yang bertahan dari serangan ribuan es.Setelah ribuan es itu berhenti, cacing raksasa menderu kearahnya dengan cepat. Akan tetapi, sebelum cacing itu sampai di tempat Song Yue berada, dari atas langit meluncur Sembilan Naga Es berukuran sama dengan cacing tersebut.Song Yue terkejut dan menoleh kearah Yue Fei yang tengah mengerahkan kekuatan dari Jurus Sembilan Pusara Naga. "Dia sudah bisa mengendalikan kekuatan es secara sempurna hingga ke tahap ini! Yue Fei, kau benar-benar membuatku bangga!" batin Song Yue.Sembilan Naga Es itu menyambar tubuh cacing raksasa dan melilitnya dengan cepat."Guru! Cepat gunakan Dewi Pelindung Es untuk menghancurkan makhluk itu!" teriak Yue Fei.Song Yue yang mem
Langit yang awalnya gelap mendadak menjadi merah membara saat dari arah atas sana muncul lingkaran raksasa yang membentang di atas langit pegunungan Tibet. Zhou Yin menyatukan kedua telapak tangannya. Kedua matanya menyala merah dan aura dari dalam tubuhnya semakin menguat.Tanda di dahinya yang semua adalah warna hitam seketika berubah menjadi merah terang. Tanda berwarna merah memiliki arti sebagai manusia Dewa Mahasakti. Formasi berbentuk lingkaran dari atas langit itu memancarkan cahaya merah yang teramat panas. Cacing Kehancuran yang muncul dari dalam tanah dan sempat akan mencaplok tubuh Zhou Yin menjerit keras membuat bumi bergetar. Meski dia tidak memiliki mata, namun formasi yang keluar dari atas langit itu membuat tubuhnya kepanasan seperti di panggang bara api. Padahal Zhou Yin belum mengeluarkan serangan utamanya.Sementara, Raja Swargapati seketika menjauh dengan cepat dari jangkauan Formasi Hukuman Langit Api tersebut."Gila! Masih muda tapi bisa menggunakan formasi dew
Chang Mei melesat ke udara dan melayang didepan Cacing Kehancuran berukuran hampis seluas kota Madangkara tersebut. Kedua tanganya terkembang di udara. Matanya menyala putih kebiruan."Untuk mengalahkan makhluk ini tak boleh setengah-setengah mengerahkan kekuatan. Zhou sudah berada di batasnya, jika aku tidak segera menghentikan Formasi Hukuman Langit Api, dia bisa berada dalam bahaya!" batin Chang Mei.Dari mulutnya dia menghembuskan napas sebelum kedua matanya terpejam dan bibirnya nampak komat-kamit membaca satu mantra. Begitu bibirnya berhenti, kedua matanya pun terbuka dan saat itulah dari dalam tubuhnya keluar aura petir yang menyebar ke segala arah."Tangan Dewa Menggenggam Guntur!" lirih Chang Mei.Dari belakang tubuhnya keluar lingkaran berselimut petir yang awalnya kecil dan semakin lama semakin membesar. Dari dalam lingkaran itu keluar aura petir putih kebiruan yang kemudian membentuk sepasang tangan Guntur raksasa.Chang Mei mengerahkan kedua tangan raksasa itu kearah Caci
Kedua mata Bara Sena terbuka setelah dia menemukan keberadaan Raja Pati menggunakan kekuatan jiwa. Tanganya langsung bergerak menebas menggunakan Golok Iblis di tanganya. Satu sinar hijau besar membentuk sabit menderu kearah bawah sana tepat mengarah pada batu dimana Raja Pati bersembunyi.DUAAAR!Batu itu hancur berkeping sesaat setelah terjadi ledakan yang cukup keras. Tubuh Raja Swargapati terpental kedepan dan jatuh berguling diatas tanah berbatu."Aaaaaargh!" teriaknya kesakitan. Punggungnya robek besar karena ledakan tersebut. Bara tersenyum sinis. Tubuhnya langsung melesat dengan sangat cepat. Bahkan hanya dalam satu kejapan mata dia sudah berada di depan Raja tersebut dan langsung menyambar lehernya.Pemuda itu menghujamkan tubuh Raja Pati ke tanah dengan keras lalu melemparnya ke udara. Tangan kirinya melepas bola api yang kemudian meluncur menghantam tubuh titisan Dewa Indra tersebut.DAAAR!Tubuh Raja Pati semakin
Kahiyang Dewi menyatukan kedua telapak tangannya untuk mengakhiri gerakan merapal mantera. Saat itulah, dari dalam tanganya muncul aura merah yang membentuk seekor Naga Merah kecil. Naga itu terbang mengelilingi Kahiyang Dewi sebelum akhirnya melesat dengan cepat kearah langit. Seketika itu juga, langit yang tadinya mulai gelap karena Formasi milik Zhou semakin melemah, kini berubah menjadi merah darah.Dari dalam langit yang merah itu kemudian muncul kepala seekor Naga dengan ukuran yang sangat besar. Ukurannya hampir sama besarnya dengan Cacing Kehancuran. Meskipun itu adalah Naga ciptaan dari kekuatan sang Dewi Naga Kahiyang, akan tetapi kekuatan dari Naga itu sudah terpancar saat dia menunjukkan kepala nya dari atas langit."Kekuatan yang sangat mengerikan...Ini kah kemampuan terhebat kekasihku?" batin Bara Sena yang melihat kepala Naga Merah raksasa tersebut.Tangan Kahiyang Dewi bergerak mengendalikan Naga yang keluar dari atas langit tersebut. Terdengar raungan mengerikan yan