Home / Romansa / PELET CINTA LOLITA! / Kabanata 11 - Kabanata 20

Lahat ng Kabanata ng PELET CINTA LOLITA!: Kabanata 11 - Kabanata 20

69 Kabanata

[11] Dipikir Enak?

Pejuang cintanya terkapar— begitu mungkin judul yang tepat untuk disematkan pada berita terbaru terkait Lolita Cantika. Kabar mengenai Lolita yang berhasil mendapatkan si Ketua BEM langsung menyeruak, menyebar sampai ke sudut-sudut kampus. Berita tersebut tersebar secepat kekuatan cahaya, mengalahkan si bintang utama yang tak kunjung siuman dari pingsannya. Melisa menatap sengit Adnan yang setia menemani Lolita. Pemuda itu berdiri tepat disamping Kasur yang Lolita gunakan, sedangkan Melisa duduk manis pada sisi yang berlawanan. “Kita harus ngobrol empat mata, Bang Ad-Piiiip!” Efek terlalu mendalami peran sebagai pembenci Adnan garis keras, sampai saat ini mulut Melisa secara otomatis masih melakukan sensor pada nama pemuda itu. Hal tersebut merupakan bentuk solidaritasnya terhadap Lolita. Bersama sang sahabat, keduanya meninggalkan fans club yang dulunya menaungi nama mereka. “Pergi deh lo berdua! Loli biar gue yang jagain.” Ucap Argam sembari mengibas-ngibaskan tangannya, perta
last updateHuling Na-update : 2024-01-15
Magbasa pa

[12] Maunya Lolita!

“Lolita! Lepasin gue!” Lolita mengabaikannya. Sama seperti apa yang perempuan itu lakukan ketika dirinya meminta, ia pun melakukan hal yang serupa. “Tolong! Tolongin gue! Nih cewek freak ngamuk nggak jelas!” Anak-anak kampus mungkin akan segera menolong, jika kalimat itu keluar dari mulut orang lain. Sayangnya, kalimat itu dikeluarkan oleh sosok yang sering melakukan pembulian. Alih-alih membantu, mereka justru pura-pura tak melihat rombongan Lolita. “Diem! Gue sumpelin juga mulut lo pake kaos kaki!” Seorang perundung biasanya hanya berani bertingkah saat bersama gerombolannya. Ketika tersisa seorang diri, cakar dan taringnya lenyap, bersama mentalnya yang ikut melemah. Tujuan mereka berperilaku seolah menjadi superior adalah untuk mendapatkan pengakuan. Tapi pengakuan tersebut hanya bisa didapatkan ketika berada dikoloninya. “Sampe ada dosen ke sini, gue aduin kelakuan busuk lo di kamar mandi! Liat aja siapa yang bakal menang!” Lolita jelas memiliki kartu truf. Bukan dirinya y
last updateHuling Na-update : 2024-01-15
Magbasa pa

[13] Ajakan Kawin Lari

Keberadaan seseorang akan terlihat berarti ketika sudah melangkah pergi— mungkin demikianlah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok Lolita dalam hidup Adnan.Siapa sangka jika gadis yang dulunya Adnan anggap mengganggu, justru merupakan gadis yang dapat memikat hati dan pikirannya.Adnan merasa kehilangan setelah hidupnya menjadi begitu normal, tanpa adanya gangguan yang biasa Lolita lakukan kepadanya. Hari-harinya menjadi tidak semenyenangkan dulu, tepatnya setelah Lolita mengabaikan eksistensinya di sekitar gadis itu.“Huft!”Ibu jari Adnan menekan tombol, ‘home,’ pada layar ponselnya. Meninggalkan aplikasi perpesanan yang selama sepuluh menit sudah dirinya mainkan.Percuma saja menghubungi Lolita melalui chat dan panggilan, karena tak ada satu pun pesan darinya yang mendapatkan balasan.“Nan, Adnan!!”Nando tiba dengan napasnya yang memburu. Jika Adnan tak salah tebak, sahabatnya itu pasti berlarian demi mencarinya.“Cewek lo! Si Lolipop weleh-weleh! Gue liat dia keluar dari
last updateHuling Na-update : 2024-01-16
Magbasa pa

[14] Ilmu Baru untuk Dipelajari

Tidak!— ini pasti hanyalah mimpi. Seorang Adnan Nabawi tidak mungkin melakukan hal-hal tercela, melebihi ciuman dipipi. Selama ini ia bahkan tak pernah melihat Adnan meninggalkan shalatnya ketika di kampus.“Ngomong sekali lagi kamu mau kawin lari! Cepet!”Apa ini sebenarnya.Ia merasa jika dirinya dan Adnan berada di dimensi lain, dimana hanya ada keduanya didalamnya.Sorot mata yang tajam. Kalimat tanya yang sarat akan amarah. Seluruhnya menerjemahkan sebuah ancaman, yang kapan saja akan siap dilayangkan padanya.Benarkah pria dihadapannya ini Adnan Nabawi?Mengapa dia tampak seperti orang lain. Ah, bukan orang, tapi malaikat yang sewaktu-waktu siap mengambil nyawanya.“Lol! Lolita!”Barulah ketika sepasang tangan menepuk-nepuk kedua pipinya, kesadaran Lolita kembali. Telinganya dapat mendengar pekik histeris milik orang-orang disekitarnya.“Kamu baik-baik aja?”‘yang bener aja ini orang,’ decih Lolita, geram. Tidak ada gadis yang baik-baik saja ketika ciuman pertamanya dicuri, begi
last updateHuling Na-update : 2024-01-16
Magbasa pa

[15] Trio yang Harusnya Tak Dipertemukan

‘Gilak! Mevvah bingit!’ Kalimat tersebut terlintas begitu saja didalam benak Lolita. Ia terpesona pada bangunan megah yang menjulang tinggi dihadapannya.Pelatarannya yang luas membuatnya dapat melihat muka menawan bangunan tersebut. Padahal ia sendiri masih berada tepat di depan gerbang yang menjadi pintu masuk utama bangunan itu.Sebenarnya, kekayaan Ketua BEM-nya tidak lagi menjadi rahasia umum. Kabar yang berhembus mengatakan, jika pemuda itu berasal dari 2 keluarga yang kekayaannya bisa dikatakan seimbang.Lokasi kediamannya bahkan telah tersebar luas. Hanya saja Lolita belum pernah melihatnya secara langsung. Satpam perumahan yang menjaga area tersebut tak sekali pun membiarkan dirinya masuk ke dalam.Kini ia melihatnya. Melihat betapa luas dan megahnya bangunan yang Adnan sebut sebagai rumah masa depannya kelak.‘Kalau gue compare sama rumah gue sendiri, kayaknya hasilnya bakalan jadi 10:1.’Uh, membayangkan untuk menghitungnya saja sudah membuat Lolita bergidik ngeri. Rumah se
last updateHuling Na-update : 2024-01-17
Magbasa pa

[16] Judulnya Salah Pilih Calon

Pada sudut sofa, tempat dimana dirinya harus berjauhan dengan Lolita, Adnan memangku wajahnya menggunakan tangan. Matanya tak pernah lelah untuk mengamati wajah yang akhir-akhir ini selalu menghiasi tidur malamnya.‘Cantik,’ puji Adnan, tak bersuara. Kecantikan itu baru Adnan sadari keberadaannya.Benar! Ia sungguh terlambat menyadarinya. Semua itu dikarenakan tingkah unik Lolita yang berhasil menutupi kecantikan yang seharusnya dirinya sadari sejak awal.Bagaimana bisa dirinya tak mengetahui ini lebih cepat. Senyum dan bahkan tawa lepasnya— semuanya tampak menawan untuk dilihat. Sampai mati pun, ia mungkin tak akan merasakan bosan.“Aduh! Udah mau jam 5 ternyata.” Pekik ibu Adnan sembari berdiri. “Ibu tinggal dulu ya.. Loli ngobrol sama Aulia dulu ya. Ibu tinggal sebentar.” Setelah mengatakannya, perempuan cantik itu berlari kecil menuju ruang tamu.“Tante mau pergi ya, Ul?” tanya Lolita sembari memperhatikan ibu Adnan yang tampak tergesa.“Nggak kok, Mbak. Ibu mau tugas negara, nyam
last updateHuling Na-update : 2024-01-17
Magbasa pa

[17] Pinangan Dadakan, Terima....

“Apa?! Menikah sekarang juga?!”Pekik kekagetan menggema di ruang tamu kediaman Lolita. Pekikan tersebut berasal dari mulut Kirana— mami Lolita.“Mbak, ini gimana juntrungannya kok tiba-tiba harus nikah sekarang?! Kita aja nggak pernah bahas apa-apa!”— yang Kirana maksudkan adalah tentang konsep pernikahan. Keluarga besannya baru datang sekali untuk melamar dan setelah itu, mereka menghilang bagai kentut yang tersapu angin.Sebulan berselang tanpa kabar berita, mereka justru datang membawa serta sang putri lengkap bersama penghulu. Siapa yang tidak akan shock. Jantung yang terpasang di dadanya tak copot saja sudah syukur Alhamdulillah.“Sebelumnya kami benar-benar meminta maaf, Mbak Karina.”“Kirana!” Sewot mami Lolita, membenarkan namanya yang salah sebut.Lihatlah! Mereka bahkan melupakan nama calon besannya sendiri, tapi mendadak ingin melangsungkan pernikahan detik ini juga.‘Pasti ada yang salah,’ pikir Kirana, membatin.“Lol! Kamu nggak lagi hamil kan?”“Buset!!” Tubuh Lolita te
last updateHuling Na-update : 2024-01-18
Magbasa pa

[18] May I, Wife?

Ting! Ting!Tiing!Suara notifikasi ditambah dengan getar pada ponsel yang dirinya letakkan di atas lantai, membuat tubuh Lolita gemetaran.Sejak akun pribadinya ikut disematkan dalam postingan terbaru Adnan, ia tak dapat menghitung banyaknya teror yang masuk ke Instagramnya.Ratusan direct message masuk silih berganti, bersama umpatan-umpatan kasar para fans bar-bar Adnan. Belum lagi mereka yang mendendangkan spekulasi tak masuk akal tentang waktu berlangsungnya pernikahan.Seharusnya ia tak perlu kaget karena sang mami pun sempat berpikir ke arah yang tidak masuk akal. Menuduhnya berbadan dua sehingga harus segera melaksanakan pernikahan. Hanya saja ini berbeda.Maminya— beliau hanya satu orang, sedangkan orang yang berpikir dirinya hamil di luar nikah ada banyak sekali. Jari-jarinya pun mulai lelah membalas komentar yang terus saja berdatangan.Percuma!Menjelaskan sampai ibu jarinya patah, mereka tak akan mempercayai penjelasannya— lebih tepatnya, mereka memang tidak mau p
last updateHuling Na-update : 2024-01-20
Magbasa pa

[19] Semua Gara-Gara Melkadot!

“May I, Wife?”Keringat dingin mulai bermunculan pada wajah ayu Lolita. Air liurnya begitu sulit tertelan masuk ke dalam kerongkongan.Tatapan mata Adnan yang misterius membuatnya dilanda rasa gugup. Perutnya mulas, tapi hanya sebatas itu. Bukan sesuatu yang mengharuskannya untuk berlari menuju bilik toilet terdekat.“Lol, boleh?”Weh! Boleh apaan sih sebenernya?!— batin Lolita, bertanya-tanya.“Cium bibir kamu,” dan seolah-olah mengerti apa yang menjadi pertanyaan dalam benak sang istri, Adnan pun menyampaikan keinginannya secara gamblang.Kontan saja mata Lolita yang bulat, semakin membulat layaknya bulan purnama. Pemuda yang ia gilia dan menikahinya secara paksa ini, sebenarnya jenis manusia macam apa? Kok sikapnya jauh dari apa yang selama ini dirinya kenali sebagai Ketua BEM Universitasnya.Mungkin kah ini karena dirinya yang tak pandai menilai? atau memang dikarenakan Adnan yang terlalu lihai menutupi jati diri cabulnya?!‘Jawaban ke-2 sih kayaknya yang paling masuk akal. Mata g
last updateHuling Na-update : 2024-01-21
Magbasa pa

[20] Semangat, Adnan!

“Woy, Bro!”Adnan bersikap siaga saat Argam melemparkan sebuah kotak ke arahnya. Tangannya dengan cepat menangkap kotak tersebut.“Kali aja lo udah nggak nahan!”“Gue nggak bakalan ngelarang, asal jangan sampe jadi aja. Kalau mau bikin ponakan buat gue, at least nunggu Loli lulus kuliah dulu.”“Ah, thanks,” hanya kalimat itu yang dapat Adnan sampaikan atas kepedulian kakak iparnya.Sebelumnya, ia tak memiliki banyak interaksi dengan Argam. Sekali pun mereka berada di dalam organisasi yang sama, pemuda itu cenderung membatasi diri terhadapnya.Ia mengerti. Alasannya pasti terletak pada perbuatan tak baiknya pada adik pemuda itu. Jika keadaan diputar, ia juga tak akan berteman dengan pemuda yang membuat Aulia selalu menjadi bahan tontonan orang lain.“Pintu depan kuncinya cabut aja. Gue balik pagi. Mau nongki bareng anak-anak.”“
last updateHuling Na-update : 2024-01-22
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status