“Nggak apa-apa, Pak. Saya baik-baik saja.” Starla menjawab pertanyaan Radev lalu mengulas senyum sekenanya sebagai tanda bahwa dirinya baik-baik saja. “Permisi, Mbak Ajeng,” sambungnya lalu melangkah melintasi perempuan itu tanpa menunggu jawaban darinya. Starla anggap masalah ini sudah selesai.“La, nggak apa-apa kan lo?” pandang Lian khawatir melihat muka pucat Starla.Orang-orang pasti berpikir wajah pucatnya itu karena Starla takut pada Ajeng, padahal aslinya karena Starla sedang hamil.“Nggak apa-apa, tapi sorry, Li, vanilla latte lo tumpah.”“Nggak masalah, yang penting lo-nya,” jawab Lian pengertian lalu mengeluarkan dompet dari dalam tas. Diambilnya selembar uang kertas bernilai lima puluh ribu rupiah dari sana lalu disodorkannya pada Starla. “Ini ganti duit lo, La.”“Nggak usah, Li, barangnya juga udah nggak ada.” Starla menolak uang tersebut.“Tapi kan harusnya itu buat gue.”“Udahlah, nggak usah hitung-hitungan sama gue. Lo gayanya udah kayak sama orang lain.”Lian menyimpa
Read more