Starla terdiam seribu bahasa. Mulutnya terkatup rapat. Tidak sepatah kata pun mampu terlontar dari bibirnya. Ingin marah dan membela diri tapi setiap akan bersuara Radev lebih dulu memutus perkataannya.“Kenapa diam kamu? Takut saya nggak sanggup bayar?”Starla tidak sanggup lagi untuk tetap diam. Radev menyinggung harga dirinya dengan menganggap Starla bagai perempuan murahan. Sejak tadi saat ia akan memberi penjelasan lelaki itu tidak memberinya kesempatan, jadi bagaimana Starla tidak akan diam?“Dengar ya, Pak, saya bukan perempuan murahan seperti yang ada di pikiran kotor Bapak. Saya tahu uang yang Bapak miliki nggak berseri, saya juga tahu Bapak mampu membeli segalanya dengan uang itu, tapi maaf, uang Bapak itu nggak bisa membeli saya.”Bibir Radev mencetak senyum asimetris sebagai reaksi atas kata-kata yang diucapkan sekretarisnya.“Jadi kalau bukan perempuan murahan apa namanya? Apa ada perempuan baik-baik yang pergi dengan laki-laki lalu hanya berdua di kamar?” Radev balas men
Read more