Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 31 - Bab 40

256 Bab

Pada Suatu Malam

Singapura menyambut dengan cuacanya yang teduh saat Radev dan Starla tiba di sana. Dari Changi Airport keduanya langsung menuju Marina Bay Sands, tempat acara itu diselenggarakan sekaligus penginapan keduanya.Setelah check in mereka langsung ke kamar.“Pak, ini serius kita sekamar berdua?” tanya Starla ragu. Saat itu mereka masih berada di dalam lift yang akan membawa naik.“Panitia hanya menyediakan satu kamar untuk masing-masing perwakilan perusahaan,” jawab Radev menerangkan yang membuat Starla menghela napas panjang. Itu artinya ia akan tidur berdua dengan lelaki itu.Lift berhenti setelah sampai di lantai yang dituju. Radev merangkul pinggul Starla ke luar. Mereka berjalan pelan ke kamar yang jaraknya hanya beberapa meter dari alat transportasi antar lantai itu.Starla masih berdiri di sisi pintu setelah Radev membukanya. Membayangkan ia akan berdua dengan Radev membuat tubuhnya gemetar. Ini bukanlah kali pertama Starla berpergian dengan Radev. Tapi selama ini mereka selalu meng
Baca selengkapnya

Guardian Angel

Starla sudah duduk di sebelah Lando, sedangkan pria itu menyetir dengan pelan. Starla tidak tahu kenapa Lando juga berada di negara yang sama dengannya. Ia tidak ingin bertanya dan bicara banyak.“Kapan nyampe di sini, La?” Lando membuka obrolan, memecah sepi.“Tadi siang,” jawab Starla singkat.“Kok kamu betah amat ya kerja sama orang itu. Mau aja ikut dia ke mana-mana.” Ada rasa tidak suka dalam suara Lando.“Mau gimana lagi, Lan, memang itu sudah jadi pekerjaanku.”“Aku kasihan sama kamu. Kamu jadi nggak punya waktu untuk diri sendiri.” Lando memandang ke arah Starla sekilas untuk mengetahui ekspresinya sebelum melanjutkan perkataan. “Kamu masih muda, di umur segini harusnya kamu menikmati hidup. Aku kasihan sama kamu.”“Aku menikmati hidup kok,” sanggah Starla. “Hidupku sangat bahagia, dan aku juga sangat mencintai pekerjaanku. Jadi rasa kasihan kamu itu kayaknya salah alamat deh, Lan.”“Oh, begitu ya. Tapi aku lihat kamu tambah kurus sekarang. Muka kamu juga kayak orang tekanan b
Baca selengkapnya

Masih Virgin

Setelah peristiwa mengerikan tadi Radev membawa Starla pulang ke hotel. Radev tidak mengizinkan Starla kembali ke kamarnya sehingga jadilah saat ini perempuan itu berada di kamar Radev.Hingga saat ini Starla masih merasa ketakutan. Ia duduk di ranjang sambil memeluk lutut. Tidak ada dalam bayangan Starla akan mengalami kejadian menakutkan seperti tadi. Beruntung Radev datang tepat waktu.“Sudahlah, kamu nggak usah takut lagi. Makanya dengar kata-kata saya, kalau nyari laki-laki cari yang seperti saya, jangan kayak si kunyuk tadi.” Radev mengulang perkataannya yang pernah disampaikannya kala itu.Starla ingin tersenyum mendengar candaan Radev, tapi ia sungguh tidak bisa.“Saya nggak nyari dia, Pak, tapi tadi saya nggak sengaja ketemu di foodcourt,” dalihnya.“Terus?”“Dia nawarin saya buat pulang bareng karena saya jalan kaki.”“Dan dengan lugunya kamu langsung mau.”Starla terdiam tanpa kata menyadari bahwa ini adalah kesalahannya.“Kamu jangan terlalu lugu, Starla. Semua laki-laki d
Baca selengkapnya

Mandi Berdua

Starla terduduk di lantai kamar mandi tepat di bawah aliran air shower yang membasahinya. Starla sudah tidak lagi bisa membedakan mana air mandi dan mana air mata karena keduanya sudah berbaur.Bermenit-menit lamanya ia menangis. Bukan menyesali karena sudah memberikan kesuciannya pada Radev, melainkan karena perasaan bersalahnya mengingat saat ini Radev sudah memiliki pasangan. Sebagai sesama wanita Starla merasa tidak patut melakukannya.“Starla, kamu ada di dalam?” Pintu kamar mandi diketuk dari luar.Starla menoleh ke arah pintu. Itu suara Radev. Ternyata pria itu sudah bangun. Tadi saat Starla tinggalkan Radev masih pulas dalam tidurnya.“Starla, kamu ada di dalam?” Radev mengulangi panggilannya.Starla terpaksa bergerak. Ia bangkit dari duduknya guna membuka pintu untuk Radev. Ia meringis. Bagian inti bawah tubuhnya masih terasa sangat sakit setiap kali Starla bergerak.Jadi begini rasanya lepas perawan.“Lagi mandi?” tanya suara bariton itu setelah bertemu muka dengan Starla.
Baca selengkapnya

Diusir

Acara pertemuan pengusaha garmen se-Asia Tenggara sudah dimulai saat Radev tiba di conference room. Ia sedikit terlambat karena tadi pergi mencari obat untuk Starla dulu.Radev lalu masuk dan mengisi daftar hadir, yang dilanjutkan dengan melangkah ke tempat duduknya sesuai dengan yang telah ditentukan.“Dev …”“Hai …” Radev membalas sapaan Raga, salah seorang pengusaha asal Indonesia yang menekuni bidang yang sama dengannya, yang ternyata mendapat tempat duduk tepat di sebelahnya.“Kebetulan banget ketemu di sini. Lo ke mana aja nggak kelihatan?”“Biasalah.”“Ajeng nggak ikut?” Raga memajukan duduk serta mencondongkan kepala guna mencari keberadaan Ajeng. Lelaki itu tahu persis bagaimana hubungan Radev dan Ajeng. Bahkan dulu ia menghadiri acara pertunangan mereka.“Kayaknya nggak,” jawab Radev. Ia tidak tahu siapa perwakilan dari Gendari Garment yang diutus ke acara ini.“Kayaknya?” Raga mengangkat alis mendengar jawaban Radev yang mengesankan bahwa hubungan Radev dan Ajeng tidak sede
Baca selengkapnya

Hilangnya Starla

Starla duduk dengan tatapan kosong memandangi lalu lalang orang-orang di sekitarnya. Tidak satu pun dari mereka yang mengenali Starla, begitu pun sebaliknya. Starla tidak mengenal mereka.Setelah terusir dari hotel tadi Starla tidak menemukan tujuan lain kecuali pulang ke Indonesia. Dan di sinilah Starla sekarang. Berada di Changi Airport, duduk menunggu jadwal penerbangannya. Sudah berjam-jam dirinya berada di sana menanti pesawat yang baru akan terbang malam nanti.Mengesahkan napas, Starla merogoh tas. Dikeluarkannya ponsel dari dalam sana lalu kembali mengesah menyadari ponselnya mati. Starla sengaja mematikannya agar Radev tidak bisa menghubungi sesuai dengan yang diinginkan Ajeng. Starla mencari aman. Ia tidak ingin menambah masalah. Ajeng bukanlah lawan yang sebanding dengannya.***Acara konferensi hari pertama akhirnya selesai. Dan itu membuat Radev luar biasa lega. Artinya setelah ini ia bisa kelonan dengan Starla di kamar.“Habis ini lo mau ke mana, Dev?” tegur Raga saat ke
Baca selengkapnya

Dia Enak Banget

Tangan lelaki di sebelahnya masih menggantung di udara menunggu sambutan dari Starla. Starla semula ragu. Tapi bisa saja lelaki tersebut akan menganggapnya sombong. Lagi pula di samping wajahnya yang good looking, dia terlihat seperti pria baik-baik.Maka Starla memutuskan untuk membalas jabat tangan pria tersebut dan menyebutkan nama.“Starla.”“Surat cinta untuk Starla?” gurau pria itu menyebut judul sebuah lagu.Starla tertawa kecil.“Dari Singapura juga?”Starla diam sesaat. Tentu saja dari negara itu. Ini kan pesawat dari Singapura.“Maksud saya begini. Siapa tahu kamu tadi dari negara lain terus ganti pesawat di sana.” Gathan memperjelas ucapannya.“Bukan, saya dari Singapura, bukan negara lain.”“Ke sana liburan atau?”Starla terdiam lagi. Ia datang ke Singapura dengan dalih pekerjaan. Tapi yang terjadi adalah ia menghabiskan waktunya untuk bercinta dengan Radev.“Sorry, kalau keberatan nggak usah dijawab,” ujar Gathan lantaran Starla masih bungkam.“Bukan, kebetulan ada sediki
Baca selengkapnya

Mengusir Ajeng

Pria dengan nama lengkap Radevian Casanova itu kembali ke kamar hotel yang ditempatinya setelah menelepon sang sahabat. Setiap kali memiliki masalah, bagi Radev Bjorka adalah tempatnya mengadu. Mau ada solusi atau tidak ia akan merasa lebih ringan setelah bercerita pada Bjorka.Radev berdecak ketika tiba di kamar dan mendapati Ajeng masih berada di tempat itu dan kini sibuk mengaplikasikan skincare ke kulit wajah dan lehernya.“Kamu kenapa masih di sini?” tanya Radev setelah berdiri di belakang perempuan itu.“Jadi aku harus di mana lagi?” Ajeng balik bertanya setelah memutar tubuh dan memandang pada Radev.“Ini kamarku, Jeng. Kamu bisa cari kamar yang lain.”“Ayolah, Dev, jangan kayak gitu. Kalau kita bisa berdua di sini untuk apa aku nyari kamar yang lain?” Ajeng merengek manja agar Radev mengizinkannya bertahan di sana. Ia sudah datang jauh-jauh agar mereka memiliki waktu berdua.Radev mendengkus. Ia benar-benar ingin sendiri tanpa gangguan dari siapapun apalagi perempuan bernama A
Baca selengkapnya

Aturan Saat Di Ranjang

“Aku mana bisa nemenin dia, Mi. Aku ke sini buat menghadiri konferensi, bukan buang-buang waktu.”“Astaga, Dev, apa salahnya kamu temenin sebentar. Nggak bakal lama kok. Paling cuma dua sampai tiga jam. Lagian kliniknya buka sampai malam. Acara kamu selesainya kan sore. Kasihan Ajeng lho, Dev. Kasihan dia sendiri. Kalau ada apa-apa gimana? Kamu juga kan yang repot?”Radev berdecak kecil. Saat itu sedang tea break. Lalu Megan menelepon memberinya titah untuk menemani Ajeng ke klinik ortodontik ternama di Singapura. Ajeng ingin memasang veneer yang sudah sejak dua minggu yang lalu dipesan.“Pokoknya Mami nggak mau dengar Ajeng pergi sendiri ya, Dev.”“Mi, tapi aku kan—“Klik!Panggilan sudah diputus sepihak sebelum Radev berbicara.“Shit!” Radev yang tidak mampu menahan rasa kesalnya meletakkan ponsel ke meja dengan sedikit bantingan.Ia tahu pasti Ajeng merengek-rengek menelepon Megan agar membujuk Radev untuk memenuhi keinginannya.Radev menggeram sendiri. Bukan begini cara mengambil
Baca selengkapnya

Satu Permintaan Starla

Jari-jari panjang itu terselip di helaian rambut Starla sambil bergerak perlahan mengusap kepala perempuan itu.Starla tidak mengira jika keberadaannya di apartemen Radev malam ini akan berujung di ranjang lelaki itu. Mereka baru saja selesai bercinta sepuluh menit yang lalu. Radev tidak hanya dominan di keseharian. Tapi lelaki itu juga sangat mendominasi di atas ranjang. Ia membuat Starla melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa sanggup untuk menolak.“Capek?” ujarnya lembut dengan tangan masih mengelus kepala Starla.“Lumayan,” jawab perempuan itu pelan.“Mau aku bikin capek lagi?"Senyum mengembang di bibir Starla. Ia yang tadinya tidur telentang memiringkan badannya mengarah pada Radev hingga mereka saling bertatapan.“Dev, aku pulang sekarang ya?” pinta Starla.“Udah jam dua,” jawab Radev keberatan. Ia tidak ingin melepas Starla. Perempuan itu harus tetap berada di sisinya sampai pagi.“Tadi aku ke sini cuma mau bersih-bersih. Tahu bakal kayak gini aku nggak akan mau.” Starla m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status