Home / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kekasih Rahasia CEO: Chapter 21 - Chapter 30

256 Chapters

Pengen Ganti Tunangan

Tampak seorang perempuan sedang bicara pada Starla. Starla tidak menyangka akan bertemu dengan perempuan tersebut di tempat ini walau sebenarnya tidak mustahil hal itu terjadi.Dikembangkannya senyum ramah bersama sapaan yang terlontar dari bibirnya. “Selamat pagi, Bu Megan.”“Kamu sedang apa di sini?”“Saya disuruh Pak Radev ke sini, Bu. Saya bantu-bantu Bapak menyiapkan perlengkapannya. Ini saya mau beli roti buat sarapan Bapak, Bu,” terang Starla menjelaskan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.Megan menyipit memandang Starla. “Perlengkapan apa yang kamu maksud?” tanyanya belum puas.“Pakaian dan sarapan Pak Radev.”“Memangnya kamu nggak bisa menyiapkan sehari sebelumnya? Atau seminggu sebelumnya?”“Bisa, Bu, tapi Pak Radev mau saya datang setiap pagi.”“Ada-ada saja.” Megan geleng-geleng kepala. Perempuan itu kemudian memindai Starla segenap-genapnya tanpa ada yang terlewat dari tangkapan matanya. “Setahu saya kamu sudah dipecat, kenapa balik lagi?”“Karena Pak Radev masih but
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Hati Yang Terbagi

“Pak Radev, kok di sini?”Pertanyaan itu Radev dengar dari Starla sesampainya lelaki itu di lantai dasar.“Kita langsung ke kantor,” sahut Radev singkat lalu berjalan mendahului Starla.“Rotinya, Pak? Bapak nggak jadi sarapan?” tanya Starla kebingungan namun tetap mengikuti langkah Radev.“Sarapan di kantor.” Jawaban pria itu masih seringkas tadi.Bertahun-tahun bekerja dengan Radev tidak lantas membuat Starla memahami lelaki itu. Saat ini misalnya. Setelah tadi memutuskan untuk sarapan di apartemen, tiba-tiba saja Radev mengajaknya pergi.Duduk diam di sebelah Radev setelah mereka tiba di mobil, Starla hanyut dalam pikirannya sendiri. Kira-kira apa yang dikatakan Megan pada Radev? Lantas bagaimana reaksi Radev?“Pak, tadi saya ketemu Ibu Megan di depan lift. Bapak udah ketemu sama Ibu?” tanya Starla sambil memandang ke arah Radev.“Hm.” Radev menjawab dengan gumaman.Hening sejenak. Starla memutar otak mencari padanan kata yang tepat untuk bertanya pada Radev apa tadi Megan membicara
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Terlalu Banyak Misteri

Ajeng terduduk dengan muka merah padam. Perkataan Radev tadi membuatnya malu setengah mati. Apalagi lelaki itu mengucapkannya terang-terangan di depan orang lain—Bjorka.“Ka, jangan percaya apa yang dibilang Radev tadi. Itu nggak benar. Aku nggak pernah filler. Semua bagian wajahku masih ori,” dustanya membela diri.Bjorka menerbitkan senyum tipis di bibirnya. Ia tahu persis siapa yang salah dan siapa yang benar di antara keduanya. “Take it easy. Nggak mungkinlah kamu udah cantik begini masih pake filler-filleran.”“Thank’s, Ka.” Ajeng tersipu. Lega karena berhasil meyakinkan Bjorka.“Mau ikut makan sekalian?”“Boleh deh.”Bjorka memanggil waitress, memesankan makanan untuk tunangan sahabatnya, sehingga jadilah mereka makan berdua.“Aku udah nggak ngerti lagi sama Radev. Aku salah apa coba?” curhat Ajeng di sela-sela kunyahannya.“Coba deh kamu introspeksi diri, kira-kira udah bikin apa sampai Radev jadi kesal,” jawab Bjorka menanggapi.“Aku nggak salah apa-apa. Aku baik-baik aja kok.
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Temani Saya Malam Ini

Embusan napas lega meluncur dari bibir Starla. Sesak di rongga dadanya sedikit berkurang setelah ayahnya pulang ke rumah. Apalagi keadaan pria itu juga sudah membaik.“Satu sendok lagi ya, Pa.” Starla menyodorkan sendok terakhir ke mulut Roni. Sudah sejak tadi ia menyuapi ayahnya itu makan. Senyum tercetak di bibirnya setelah piring di tangannya kosong. Setelahnya Starla memisahkan butiran pil dari kulitnya untuk kemudian memberikan pada Roni satu per satu.Perempuan dengan rambut sedikit di bawah bahu itu mengesahkan napasnya saat ingat harus kembali ke kantor, padahal di luar sana malam sudah berkunjung.‘Nasib budak korporat.’ Starla membatin. Ingin mengeluh nyatanya ia harus bersyukur karena ia masih diberi kesempatan untuk bekerja.“Pa, aku balik ke kantor sebentar.” Starla berpamitan sembari mencium dahi ayahnya. Ia harap Radev tidak menahannya sampai larut.Langkah Starla tertahan tepat di depan pintu kamar saat Mayang menghadangnya.“Mau ke mana?” tanya perempuan itu.“Balik k
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Tidur Berdua

“Pak, tapi saya—” Starla belum tuntas dengan jawabannya ketika Radev lebih dulu memutus kata-katanya.“Please, jangan bilang kalau kamu nggak mau. Saya butuh kamu malam ini, Starla. Kamu nggak kasihan sama saya memangnya?”Bukan tidak kasihan, Starla sangat prihatin menyaksikan keadaan Radev saat ini. Lelaki itu tampak kacau, sedih, dan hancur. Masalahnya Starla tidak mungkin tidak pulang. Ia sudah membayangkan omelan yang akan diterimanya dari Mayang jika hal itu terjadi.“Maaf, Pak Radev, saya nggak bisa nemenin Bapak di sini. Saya tetap harus pulang, Pak.”Radev mengembuskan napasnya di tengkuk Starla pertanda laki-laki itu kecewa karena penolakannya.“Pulanglah, maka saya akan minum sebanyak mungkin sampai besok nggak bisa bangun dan ikut meeting.” Ancaman itu terlontar dari mulut Radev bersama pelukannya yang semakin erat di tubuh Starla. Mereka berdansa sambil berpelukan. Keduanya bicara tanpa saling bertemu mata.“Kenapa Bapak selalu mengancam saya?” tanya Starla jengkel. Seper
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

I Think I Love You

Tubuh ramping itu menggeliat. Matanya masih tertutup rapat. Tidurnya terasa begitu singkat. Ia merasa ingin lebih lama lagi meringkuk di bawah kehangatan selimut sambil memeluk gulingnya yang empuk. Bahkan rasanya terlalu empuk untuk ukuran bantal.Merasa ada yang janggal, Starla mencoba membuka mata. Satu demi satu objek di sekitarnya menampakkan wujud memenuhi penglihatan Starla.Namun, masalah terbesarnya saat ini adalah bukan pada benda-benda yang terlihat oleh matanya melainkan siapa yang saat ini sedang terlelap di sebelahnya. Radev.Starla tidak akan lupa bagaimana semalam lelaki itu merengek agar Starla tetap bersamanya. Kekukuhannya menggoyahkan Starla membuat Starla terpaksa menyerah hingga berakhir di pelukan laki-laki itu.Radev menepati janjinya. Tidak ada yang terjadi. Mereka tidak bercinta. Hanya tidur saling memeluk. Sejujurnya, setelah lama lupa bagaimana rasanya tidur nyenyak akibat beban dan tekanan hidupnya yang tinggi, Starla merasakannya lagi. Terdengar terlebiha
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Memfitnah Starla

Starla mengusap mata meyakinkan bahwa dirinya tidak salah lihat. Dan setelahnya apa yang terpantul di cermin masih sama. Orang itu masih berada di belakangnya. Berdiri tepat dengan tatapan menghujam padanya.Starla memutar tubuh berhadapan langsung dengan sosok itu yang caranya memandang tetap tidak berubah.“Mbak Ajeng,” sapa Starla sopan.Ajeng menaikkan tangan, melipatnya di depan dada. Begitu kontras dengan Starla, ekspresi perempuan itu sangat tidak bersahabat.“Hebat sekali kamu!” ucapnya ketus.Starla tidak bodoh untuk mengetahui apa maksud perkataan Ajeng. Ia tahu pasti kedatangan perempuan itu berhubungan dengan meeting tadi. Di mana perusahaan memutuskan untuk memakai ide Starla dan membuang gagasan Ajeng jauh-jauh. Tapi Starla ingin mendengarnya langsung dari perempuan itu“Maksud Mbak Ajeng apa ya?” Starla menanyakannya.Ajeng maju beberapa langkah. Masih dengan sorot kebencian yang terpancar dari matanya dipandanginya Starla dari puncak kepala sampai bawah kaki. “Jangan p
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Pengobatan Ala Radev

Starla keluar dari ruangan Andi dengan tubuh lesu. Ancaman pria itu sedikit menguji nyalinya. Radev memang bisa menghadapi Ajeng. Namun, Starla tidak yakin apa Radev mampu membantah keinginan orangtua perempuan itu. Contohnya tadi saat Andi menyuruh membawa Ajeng ke rumah sakit Radev menurutinya.“Lo kok sendiri? Pak Boss mana?” tanya Kia saat berpapasan di lobi kantor mereka.“Dia nggak sama gue, Ki.”“Tadi bukannya kalian berangkat bareng ya?”“Iya sih, tapi dia lagi sama Ajeng.”“Ooo …” Mulut Kia membulat. Tentu saja Starla ditinggal jika sudah ada Ajeng.Sesaat kemudian Kia baru menyadari bahwa Starla tampak sedikit berbeda siang ini. Sahabat sekaligus rekan kerjanya itu tampak lesu.“Lo belum makan, La? Mau makan bareng gue?”Starla menurut saat Kia membawanya ke kantin kantor yang siang itu ramai dipenuhi oleh karyawan.“Lo mau makan apa, La?”Starla memandang tanpa minat daftar menu yang disodorkan Kia padanya. Selera makannya menguap oleh rasa sakit di perutnya akibat tendanga
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Radev Yang Suka Memaksa

“Pak Radev … apa yang Bapak lakukan?” Starla mendesis dengan suara bergetar. Sekujur tubuhnya gemetar akibat aksi lelaki itu. Sebuah perasaan asing yang Starla tidak tahu apa namanya mengalir melalui setiap pembuluh darahnya ketika perut mulusnya bersentuhan dengan five o’clock shadow milik Radev.“Saya lagi mengobati kamu. Tadi saya kan sudah bilang,” jawab pria itu dengan ringannya. Alih-alih akan melepaskan kecupannya, ia malah mengecup Starla bertambah intens.“Mengobati?” ulang Starla tak habis pikir. “Mengobati kok gini, Pak?” tanyanya bingung.Radev mendongak mempertemukan netranya dengan Starla. “Jadi menurut kamu caranya bagaimana? Begini?”“P—Pak …” Starla menggigit bibir sambil memandang ke arah pintu saat Radev memberinya kecupan yang lebih dalam dan intens. Sejujurnya, Radev berhasil menemukan titik-titik sensitif di dalam diri Starla.“Pak Radev, ini masih di kantor.” Starla mengingatkan. Ia takut jika seseorang tiba-tiba masuk ke ruangannya dan menyaksikan apa yang seda
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Kesalahan Terindah

Baru saja Starla mengiakan permintaan Radev, ibu tirinya muncul dari dalam rumah.“Kok malah bicara di luar? Disuruh masuk dong temennya,” ucap Mayang begitu ramah dengan senyum tersungging di bibirnya. Jarang-jarang Starla melihat perempuan itu tersenyum bahkan nyaris tidak pernah.“Ini bukan temen aku, Tante, ini Pak Radev, atasanku di kantor,” jawab Starla memberitahu. Starla harap Mayang tidak bertingkah aneh-aneh di depan Radev yang akan membuat Starla malu. Starla tidak tahu akan menyimpan mukanya di mana jika Mayang memarahinya tepat di depan Radev.“Oh, jadi ini bos kamu? Ayo, Nak Radev, silakan masuk dulu,” kata perempuan itu memosisikan diri sebagai orangtua Starla dan masih mengembangkan senyum lebar untuk menutupi kepalsuan di dalamnya.“Terima kasih, Tante, kebetulan saya sudah mau pulang.” Radev menolak tawaran tersebut.“Buru-buru amat? Nggak mau minum dulu? Masuk sebentar ya, Tante bikinin kopi atau teh hangat.” Mayang terus memaksa. Tadi ia menguping pembicaraaan Star
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status