Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 61 - Bab 70

256 Bab

Menagih Janji Radev

“Mulai besok kamu pake kontrasepsi ya, La. Kamu sukanya apa? Pil atau injeksi?”Starla menggelengkan kepala tidak setuju dengan usul yang dicetuskan Radev. “Ini yang terakhir, Dev. Apa yang kita lakuin ini salah.”“Let it be. Aku hanya ingin bahagia dan inilah caraku untuk bahagia.” Lelaki itu berbisik di telinga Starla sambil mengelus lembut pundaknya yang terbuka. Saat ini mereka sudah berada di kamar setelah bercinta di sofa ruang tamu tadi.“Apa pun yang kamu katakan dan sekuat apa kamu membantah, tapi kita nggak mungkin terus menerus begini. Kamu masih terikat sama Ajeng.”“Itu hanya secara kata-kata. Aku nggak pernah terikat secara hati dan batin dengan dia.” Radev terus mengingkarinya.Starla merutuki diri yang terlalu lemah. Entah kenapa ia terjatuh lagi pada lubang yang sama. Seharusnya tadi ia mengikuti tawaran Kia untuk pulang bareng. Bukannya bertahan di apartemen Radev lalu mengikuti permintaan lelaki itu untuk bercinta dengannya.“Kamu udah bicarain mengenai hubungan den
Baca selengkapnya

Syok

“Aku nggak mau kamu berhubungan lagi dengan Gathan, apa pun alasannya.”“Tapi dia—”“Tolong, La, kamu jangan membantah.”Nada tegas dalam suara Radev membuat bibir Starla terkatup. Saat ini ia baru selesai mandi dan akan mengenakan pakaiannya. Entah mengapa tiba-tiba Radev membicarakan Gathan.Starla sedang berkaca sambil menyisir rambutnya ketika Radev sudah berdiri di belakangnya serta ikut memandang ke cermin yang sama. Laki-laki itu lalu melingkarkan tangannya ke perut Starla.“Aku bilang begini semua demi kebaikan kamu, La. Gathan itu berbahaya buat kamu.”“Tapi dia baik sama aku, Dev.”“Baik?” Radev mengerutkan dahi sembari mengulangi kata-kata Starla. “Kamu jangan terlalu naif. Aku harap kamu nggak lupa sebelumnya aku udah pernah bilang kalau semua laki-laki di dunia ini adalah buaya.”“Kecuali kamu.” Starla menimpali kata-kata Radev seperti yang pernah diucapkannya waktu itu.“Nah, itu kamu tahu.” Radev mengulum senyum sambil menumpukan dagunya di pundak Starla.Starla membala
Baca selengkapnya

Memberitahu Radev

Tubuh Starla luruh ke lantai. Perempuan itu terduduk lemas sambil memandangi test pack di tangannya dengan sorot tak percaya. Bulir-bulir air mata menetes deras di pipinya tanpa mampu ia cegah.Starla menyesali semua kebodohannya. Mungkin benar jika dirinya begitu naif. Seharusnya sedari awal ia menyadari jika tanda-tanda yang dialaminya belakangan ini merupakan gejala dari kehamilan.“La, udah belum?” panggil Kia dari luar karena sejak tadi Starla masuk namun masih belum keluar sampai saat ini.Starla tidak menjawab. Perempuan itu tergugu dalam tangisnya.“Starla! Lo jangan bikin gue takut dong! Lo nggak apa-apa kan?” Kia kembali memanggil, kali ini dengan lebih keras sembari berdiri tepat di depan pintu.Daun pintu kemudian terbuka bersamaan dengan sosok Starla yang keluar dengan wajah basah. Kia tidak perlu bertanya apa hasil test pack tersebut karena ia sudah tahu apa jawabannya.Namun tetap diambilnya test pack yang berada dalam genggaman Starla agar lebih yakin. Lalu dua garis y
Baca selengkapnya

Itu Anak Saya?

Radev termangu menyaksikan benda pipih yang diletakkan Starla di meja. Seumur-umur rasanya baru kali ini ia melihat ada dua garis sejajar di benda itu yang penampakannya begitu nyata seperti saat ini. Entah mengapa kepalanya mendadak blank.Sementara Starla yang duduk di hadapannya semakin tak karuan menyaksikan reaksi yang ditunjukkan Radev.“Pak Radev ...,” panggil Starla dengan jantung berdebar kencang.Radev tersentak dari keterdiaman begitu mendengar suara perempuan yang dicintainya. “Apa? Gimana tadi? Siapa yang hamil?”“Saya, Pak. Setelah dokter mengatakan saya hamil, saya berinisiatif untuk periksa sendiri. Saya ingin membuktikan langsung makanya saya beli test pack, dan hasilnya adalah seperti yang Bapak lihat saat ini,” urai Starla panjang lebar.Radev mengerjap. Matanya menatap nanar pada benda itu. Benar-benar ada dua garis di sana.“Jadi ini punya kamu?” tanyanya lagi.“Iya, Pak, ini punya saya.” Starla menjawab dengan perasan semakin tidak jelas. Apalagi melihat respon R
Baca selengkapnya

Ditinggal Pergi

Starla terdiam tanpa tahu harus berkata apa lagi, terlebih setelah penegasan Radev barusan.Masalahnya adalah sampai kapan dirinya akan menunggu? Sampai kapan ia harus memberi waktu pada Radev?Apa harus menanti perutnya besar dulu lalu menjadi perbincangan orang-orang?Starla tidak tahu bagaimana caranya menjalani hidup dengan keadaan berbadan dua dan harus menyembunyikan dari semua orang. Belum lagi tekanan demi tekanan yang akan dihadapinya nanti.Di sebelah Starla Radev duduk terpaku. Meski sudah menyalakan mesin mobil tapi mereka masih belum bergerak dari halaman rumah sakit.Radev mengusap mukanya dengan kasar. Malam ini terasa lebih kelam dari malam-malam sebelumnya. Lalu pria itu mencoba menenangkan diri dan meyakinkan pada hatinya bahwa semua akan berjalan baik-baik saja. Pasti ada jalan keluar untuk semua ini. Pasti.Radev baru akan menarik hand brake ketika ponselnya berbunyi. Dengan malas dikeluarkannya benda itu dari saku celananya. Lalu setelah mendapati nama yang terter
Baca selengkapnya

Gugurkan Saja

Ajeng tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya ketika melihat Gathan sedang duduk manis di beranda setibanya di rumah. Ia tidak menyangka kalau Gathan akan senekat itu.Begitu pun dengan Radev. Rahangnya seketika menegang menyaksikan si pria iblis sedang berbincang bersama Andi. Untuk apa bajingan itu ada di sini?Namun kemudian ingatan menyadarkannya bahwa bukan hal yang aneh jika lelaki itu berada di sini. Toh Ajeng adalah sepupunya. Walau bukan sepupu kandung tapi mereka bersaudara.Andi dan Gathan menjeda percakapan mereka lalu serentak memandang ke arah mobil yang berhenti.“Dev, mampir dulu yuk, ngobrol-ngobrol bentar sama papi.”Radev terpaksa mengikuti permintaan Ajeng.Andi menyambutnya dengan senyum lebar saat melihat kemesraan putri dan calon menantunya. Saat itu Ajeng mengaitkan tangan ke lengan Radev sambil melangkah di sebelah pria itu.Gathan ikut memandangi keduanya sambil menyembunyikan perasaan cemburu di balik senyum tipisnya.“Apa kabar lo, Dev? Berasa udah lama
Baca selengkapnya

Kecewa

Tidak terdefinisikan dengan rangkaian kata-kata bagaimana hancurnya hati Starla setelah mendengar perkataan Radev yang tidak berperasaan itu. Starla tidak tahu bagaimana mungkin Radev menyuruhnya melakukan hal yang di dalam mimpi pun tidak sekali pun terlintas. Mungkin lelaki itu lupa bahwa janin yang saat ini sedang tumbuh di dalam rahim Starla merupakan buah cinta mereka berdua.Starla menggigit bibirnya kuat-kuat, berusaha sekeras mungkin menghalangi air matanya yang hendak terbit. Ia tahu ia tidak boleh menangis, tapi perasaannya terlalu sakit.“Bagaimana mungkin Bapak bisa berpikir menyuruh saya untuk menggugurkannya, Pak?” tanya Starla lirih dengan mata berkaca-kaca. Sebelum bulir-bulir air itu turun Starla dengan cepat mengusapnya.Radev mengesahkan napas, mencoba menghempaskan beban di kepalanya. Bagi lelaki itu meminta Starla untuk menggugurkan kandungannya bukanlah tindakan tanpa pertimbangan. Radev sudah memikirkannya matang-matang demi kebaikan mereka berdua, terutama keba
Baca selengkapnya

Kehilangan Starla

“Kalau butuh apa-apa kamu tinggal ambil, jangan sungkan-sungkan. Anggap aja rumah sendiri. Nggak apa-apa kan kalau aku tinggal sebentar?”Starla menganggukkan kepalanya untuk semua perkataan Gathan tanpa bertanya lelaki itu akan pergi ke mana.Tadi setelah memutuskan ikut dengan Gathan, Starla menurut ke mana pun ia akan dibawa. Yang penting ia bisa melupakan masalahnya, setidaknya untuk saat ini. Jadilah dirinya sekarang berada di apartemen lelaki itu.Starla langsung mengunci pintu sesaat setelah Gathan beranjak dari hadapannya.Baru akan merebahkan badannya ke tempat tidur, suara Olivia Rodrigo menyeruak merasuki pendengarannya yang membuat Starla terpaksa mengurungkan niatnya.Diambilnya ponsel dari dalam tas—tempat di mana suara itu berasal. Nama sang sahabat tertera di layar.Selama beberapa detik Starla hanya memandangi layar ponselnya tanpa berniat untuk melakukan apa-apa sampai kemudian panggilan tersebut berhenti dengan sendirinya. Tetapi hanya sesaat karena setelahnya gawai
Baca selengkapnya

Mempertahankan Anak Kita

“Ada apa, Dev? Lo kenapa lagi? Ini tentang Ajeng atau Starla?”Radev mengusap wajahnya setelah mengemas tawa barusan. Ia tidak tahu harus memulai dari mana untuk menceritakannya pada Bjorka, sehingga yang terucap dari mulutnya adalah, “Starla hamil.”Bjorka refleks membisu. Keadaan di sekitarnya seakan turut membeku setelah pengakuan mengejutkan yang didengarnya dari Radev.“Hamil?” Bjorka mengulangi perkataan sang sahabat setelah terbangun dari ketermanguan singkat.Radev menjawab dengan mempertegas tatapannya pada Bjorka.“Lo yang ngehamilin?"“Kalo bukan gue, gue nggak bakal sepusing ini, Ka.”“Sorry, sorry. Ck! Astaga, Dev, gue malah nge-blank. Gimana ceritanya lo bisa ngehamilin dia?”“Gue khilaf, Ka.”“Jadi setelah nidurin Starla waktu itu masih ada kelanjutannya?”“Masih,” aku Radev berterus terang.“Itu namanya bukan khilaf ya, Nyet, tapi doyan.”Radev terdiam. Starla memang membuatnya ketagihan. Tapi bukan berarti Radev hanya menikmati tubuhnya. Radev menyimpan perasaan yang
Baca selengkapnya

Jawaban Starla

Beberapa hari yang lalu ...“Kamu ke mana sih, La?” Radev berteriak frustasi. Sudah sejak tadi pria itu mondar-mandir di apartemennya. Ia hampir saja membanting ponselnya ketika untuk kesekian kali Starla tidak bisa dihubungi. Perempuan itu membuatnya nyaris gila.Ini adalah hari ketiga tidak ada kabar dari Starla. Radev sudah menyuruh Geri—orang suruhannya, untuk mencari Starla. Tapi berdasarkan pencarian pria itu didapat informasi bahwa sudah beberapa hari ini Starla tidak pulang ke rumah. Orang-orang terdekat serta sahabat Starla juga tidak tahu apa-apa mengenai keberadaan perempuan itu.Radev termenung lama memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Starla. Ia akhirnya menyadari bahwa tindakannya meminta Starla untuk menggugurkan anak mereka berdua adalah keputusan yang salah. Radev berjanji jika bertemu dengan Starla nanti maka ia akan meminta maaf dan memperbaiki segalanya.Sampai akhirnya pagi ini iseng Radev melihat email di kotak spam. Dari begitu banyak email tidak jelas di sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
26
DMCA.com Protection Status